Sabtu, 16 November 2013

PTK



Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai Implementasi
 Karya Tulis Ilmiah (KTI) Guru
 dalam Mengembangkan Profesionalismenya

Oleh: Misdianto

PENDAHULUAN
            Upaya peningkatan mutu pendidikan oleh Pemerintah Republik Indonesia telah dilakukan sejak beberapa dekade terakhir. Pada akhir tahun 1980-an, tepatnya tahun 1989 bangsa Indonesia memiliki Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional, yakni UU No.2 Tahun 1989 yang saat ini telah digantikan oleh UU Nomor 20 Tahun 2003. Pada dua tahun berikutnya lahir pula UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan sejumlah Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas). Salah satu dari delapan Permendiknas tersebut adalah Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Setiap guru wajib memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru yang berlaku secara nasional (Pasal 1). Standar kualifikasi guru SD/ MI, SMP/ MTS, dan SMA/ MA adalah S1 atau D-IV sesuai dengan bidang studi yang diampunya.
            Terdapat lima wujud pengembangan profesi yang dapat dilakukan oleh guru, yaitu: (1) karya tulis ilmiah (KTI), (2) teknologi tepat guna (TTG), (3) alat peraga, (4) karya seni, dan (5) mengembangkan kurikulum. Khususnya KTI, mencakup tujuh alternatif yang dapat dilakukan oleh seorang guru, yaitu: (1) penelitian, (2) karya ilmiah popular, (3) karya ilmiah gagasan sendiri, (4) prasaran seminar, (5) buku, (6) diktat, dan (7) terjemahan. Dengan demikian salah satu wujud KTI sebagai sarana pengembangan profesi guru adalah melakukan penelitian. Kegiatan penelitian ini bisa dilakukan dalam bentuk: penelitian pengembangan, penelitian eksperimen, dan/ atau penelitian tindakan kelas (PTK) dalam bidang pendidikan.
            Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK), konsep kelas bukan berarti ruang, akan tetapi sekelompok orang di sekolah seperti: sekelompok siswa di kelas, sekelompok guru di sekolah, maupun sekelompok kepala sekolah dalam satu wilayah tertentu, sehingga PTK dapat dilakukan oleh guru, kepala sekolah maupun seorang pengawas. Ini seperti dinyatakan oleh Carr dan Kemmis bahwa penelitian tindakan adalah bentuk dari penyelidikan yang dilakukan oleh partisipan (guru, siswa, kepala sekolah) dalam situasi sosial (termasuk pendidikan) dengan tujuan untuk meningkatkan pertanggungjawaban dari: (a) praktik sosial atau pendidikan yang mereka geluti, (b) pemahaman yang lebih baik terhadap praktik-praktik yang mereka geluti, dan (c) situasi dan institusi, di mana praktik-praktik itu dilakukan (Nurul Anwar, 2007).
            Khususnya pada guru, PTK merupakan bentuk penelitian yang dilakukan oleh para guru terhadap proses belajar mengajar yang dilakukan di dalam kelas untuk memperbaiki proses pengajarannya sehingga pada gilirannya akan meningkatkan hasil belajar siswa. PTK dilakukan oleh para guru untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi dalam mengajar, sehingga sangat bermanfaat untuk dirinya (pengembangan profesi guru) maupun bagi siswa (peningkatan proses pembelajaran) yang pada giliran akan meningkatkan hasil belajarnya.

1.   Konsep PTK
            PTK atau class room action research pada dasarnya merupakan pengembangan dari konsep penelitian tindakan (action research). Hal ini seperti dinyatakan Kemmis bahwa “Action research is a form of self-reflective inquiry undertaken by participants in a social (including educational) situation in order to improve the rationality and justice of (a) their own social or educational practices, (b) their understanding of these practices, and (c) the situational in which practices are carried out” (Kemmis and Mc Taggart, 1994). Dengan demikian dalam PTK harus dimulai dari permasalahan yang dihadapi atas temuan hasil refleksi diri para guru untuk memperbaiki pelaksanaan pekerjaannya. Konsep ini senada dengan pernyataan Nuril Anwar (2007) bahwa penelitian tindakan kelas didefinisikan sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan. Kegiatan tersebut dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukannya itu, serta memperbaiki praktik-praktik pembelajaran yang dilakukan.
            Dari konsep kedua ahli ini tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan sebuah proses investigasi terkendali yang berdaur ulang dan bersifat reflektif mandiri, yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan-perbaikan terhadap sistem, cara kerja, proses, isi, kompetensi, dan/ atau situasi pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya (yaitu: guru memperbaiki proses pengajarannya, kepala sekolah memperbaiki proses pengelolaan sekolah yang dipimpinnya, pengawas memperbaiki proses supervisi yang dilakukannya).
            Dari sejumlah definisi penelitian tindakan (action reseach) yang umumnya merujuk pada proses penelitian refleksi diri yang dilakukan di dalam konteks pembelajaran, namun penelitian tindakan dapat pula dilakukan di luar proses pembelajaran yang menurut Kemmis dan Taggart dalam situasi sosial. Khusus dalam konteks pendidikan/ pembelajaran, penelitian tindakan yang dimaksud adalah penelitian tindakan kelas. Apabila diidentifikasi, maka ada sejumlah indikator penelitian tindakan kelas sebagai berikut:
·         Memperbaiki proses pembelajaran dari dalam (an inquiry on practice within)
·         Kolaboratif dan partisipatif (a collaborative effort between school teachers and teacher-educators) dari sejumlah partisipan penelitian yang meliputi guru, kepala sekolah, konselor sekolah, atau para pemangku kepentingan seperti orangtua siswa, pengawas, dan sebagainya.
·         Menyelesaikan masalah, meningkatkan kinerja, mekanisme diri dari dalam ( fact finding, self improvement, self reflective inquiry)
            Berdasarkan jumlah dan sifat perilaku para anggotanya, PTK dapat berbentuk individual atau kolaboratif, yang dapat disebut PTK invidual dan PTK kolaboratif.  Dalam PTK individual seorang guru melaksanakan PTK di kelasnya secara individu, sedang dalam PTK kolaboratif seorang guru secara sinergi bekerjasama dengan guru lain atau dosen di perguruan tinggi melaksanakan PTK dengan pembagian tugas dan perannya masing-masing.
           
2.   Karakteristik PTK
            Menurut Nunan, karakteristik penelitian tindakan meliputi: (1) dilakukan oleh praktisi, (2) bersifat “colaborative” (guru dan peneliti), (3) peneliti melakukan intervensi untuk mengubah fenomena dengan tindakan yang direncanakan, (4) peneliti mengobservasi apa yang terjadi dan pengaruh dari “aksi” yang telah dicobakan dalam proses penelitian (Nuril Anwar, 2007). Lebih lanjut dalam sumber yang sama dijelaskan bahwa karakteristik PTK dapat diringkas ke dalam sembilan, yaitu:
(1)   Self-reflectif/ self-evaluatif
(2)   Menggunakan pendekatan “colaborative
(3)   Peneliti melakukan intervensi terhadap kondisi yang sedang diteliti
(4)   Dilakukan oleh orang lapangan
(5)   Melonggarkan kontrol
(6)  Peneliti mengobservasi apa yang terjadi untuk mendapatkan pemahaman yang baik tentang fenomena
(7)  Bertujuan mengubah suatu keadaan dengan suatu tindakan yang direncanakan oleh peneliti
(8)   Mengamati pengaruh tindakan yang dicobakan
(9)   Bersifat lokal (berkaitan dengan konteks yang terjadi)

          Berbeda dengan pakguruonline, yang menjelaskan adanya 10 karakteristik PTK, yaitu:
(1)   Bersifat siklis, artinya PTK terlihat siklis-siklis (yaitu: perencanaan, pemberian tindakan,   pengamatan, dan refleksi) sebagai prosedur baku penelitian.
(2)  Bersifat longitudinal, artinya PTK harus berlangsung dalam jangka waktu tertentu (misalnya 2-3 bulan) secara kontinyu untuk memperoleh data yang diperlukan, bukan “sekali tembak” selesai pelaksanaannya.
(3)   Bersifat partikular-spesifik, jadi tidak bermaksud melakukan generalisasi dalam rangka mendapatkan dalil-dalil. Hasilnya pun tidak untuk digeneralisasi meskipun mungkin diterapkan oleh orang lain dan di tempat lain yang konteksnya mirip.
(4)   Bersifat partisipatoris, dalam arti guru sebagai peneliti sekaligus pelaku perubahan dan sasaran yang perlu diubah. Ini berarti guru berperan ganda, yakni sebagai orang yang meneliti sekaligus yang diteliti pula.
(5)  Bersifat emik (bukan etik), artinya PTK memandang pembelajaran menurut sudut pandang orang dalam yang tidak berjarak dengan yang diteliti; bukan menurut sudut pandang orang luar yang berjarak dengan hal yang diteliti.
(6)   Bersifat kaloboratif atau kooperatif, artinya dalam pelaksanaan PTK selalu terjadi kerja sama antara peneliti (guru) dan pihak lain (sebagai observer) demi keabsahan dan tercapainya tujuan penelitian.
(7)  Bersifat kasuistik, artinya PTK menggarap kasus-kasus spesifik atau tertentu dalam pembelajaran yang sifatnya nyata dan terjangkau oleh guru.
(8)   Menggunakan konteks alamiah kelas, artinya kelas sebagai ajang pelaksanaan PTK tidak perlu dimanipulasi dan/ atau direkayasa demi kebutuhan, kepentingan dan tercapainya tujuan penelitian.
(9)  Mengutamakan adanya kecukupan data yang diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian, bukan kerepresentasifan (keterwakilan jumlah) sampel secara kualitatif. Sebab itu, PTK hanya menuntut penggunaan statistik yang sederhana, bukan yang rumit.
(10) Bermaksud mengubah kenyataan situasi pembelajaran menjadi lebih baik dan  memenuhi harapan, bukan bermaksud membangun teori dan menguji hipotesis.

            Khususnya karakteristik PTK yang ke-1 (bersifat siklis), ahli lain menyebutkannya dengan istilah siklus, yang meliputi empat tahap dan disebut “siklus PTK”, yaitu: (1) tahap perencanaan (plan), dilakukan sebelum tindakan berlangsung, (2) tahap pelaksanaan (action) dan (3) tahap observasi (observation), yang keduanya dilakukan pada saat tindakan berlangsung, serta (4) tahap refleksi (reflection), yang dilakukan setelah tindakan selesai dilakukan. Tindakan ini dimaksudkan adalah jenis perlakuan yang diberikan oleh guru (seperti: penggunaan model pembelajaran tipe STAD, penggunaan media gambar, dan lain-lainnya) untuk mengatasi masalah yang dihadapi dalam melaksanakan tugasnya. Hasil refleksi itu selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk menyusun rencana perbaikan (revised plan) untuk siklus berikutnya, begitu seterusnya seperti digambarkan berikut.

        Refleksi      .........................  Perencanaan  
                                                       Refleksi      
                                                    
                                                Pelaksanaan dan                          Siklus 1
                                                       Observasi                   
                                                   
                                                   Rencana Perbaikan
                                                         Refleksi
 

                                                      Pelaksanaan dan                    Siklus 2     
                                                         Observasi           

                                                   Rencana Perbaikan
                                                          Refleksi
 


                                                   Pelaksanaan dan                       Siklus 3
                                                         Observasi           
                                                                                          Rencana Perbaikan

                               Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas

3.   Komponen PTK
            Pada umumnya, penelitian tindakan dilakukan berdasarkan tema-tema dan menyarankan sebuah metode untuk meninjau situasi pembelajaran. Ada empat tema dasar dalam penelitian tindakan yang dilakukan oleh anggota penelitian yang saling melengkapi dalam siklus, yakni:
-  Mengembangkan rencana (a plan) tindakan kritis untuk meningkatkan apa yang sedang terjadi.
-    Bertindak (to act) untuk melaksanakan rencana.
-  Mengamati (to reflect) akibat-akibat tersebut sebagai dasar untuk merencanakan lebih    lanjut, tindakan cerdas secara kritis berikutnya, dan sebagainya melalui siklus berikutnya.

4.  Kunci Pokok dan Prinsip-Prinsip PTK
            Pada hakikatnya, penelitian tindakan kelas berlandaskan pada paradigma penelitian kualitatif atau postpositivisme atau pendekatan indukatif. Penelitian tindakan kelas sebagai wahana pengembangan kemampuan profesional bagi guru perlu dipahami karena ada kekhususan yang berbeda dari tradisi penelitian umumnya yang telah mapan. Ada tujuh belas kunci pokok penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan Taggart (1988:22-25) sebagai berikut:
(1)   Penelitian tindakan merupakan pendekatan untuk meningkatkan pendidikan melalui perubahan dan pembelajaran dari akibat perubahan tersebut.
(2)   Penelitian tindakan bersifat partisipatif, yakni penelitian di mana orang meneliti untuk memperbaiki kinerjanya sendiri (meneliti kinerja orang lain hanya prioritas kedua).
(3)   Penelitian tindakan dikembangkan melalui model spiral refleksi diri, yakni siklus perencanaan, tindakan, (menerapkan rencana), mengobservasi (secara sistematis), merefleksi, ... dan kemudian merencanakan kembali, menerapkan, mengobservasi, dan merefleksi.
(4)   Penelitian tindakan bersifat kolaboratif, yang semuanya bertanggungjawab melakukan tindakan untuk memperbaiki.
(5)   Penelitian tindakan membangun komunitas yang mengkritisi diri orang yang berpartisipasi dan berkolaborasi dalam semua tahap proses penelitian: the planning, the action, the observation, and the reflection.
(6)   Penelitian tindakan merupakan proses pembelajaran yang sistematis di mana peneliti bertindak secara sungguh-sungguh, meskipun tetap berkesempatan secara terbuka untuk responsif.
(7)   Penelitian tindakan melibatkan orang berteori tentang pelaksanaan-menggugah rasa ingin tahu tentang keadaan, tindakan dan akibat-akibat serta berupaya memahami hubngan antara keadaan, tindakan, dan akibat-akibat dalam kehidupannya.
(8)   Penelitian tindakan menghendaki bahwa peneliti melaksanakan tugas, gagasan, dan asumsi-asumsi tentang lembaga melalui pengujian dengan mengumpulkan bukti yang dapat meyakinkannya bahwa pelaksanaan tugas, gagasan dan asumsi-asumsinya salah.
(9)   Penelitian tindakan bersifat terbuka (open-minded) terhadap perhitungan sebagai bukti (atau data) – penelitian bukan hanya mencatat deskripsi yang sedang terjadi seakurat mungkin tetapi juga mengumpulkan dan menganalisis pertimbangan, reaksi, dan kesan-kesan tentang apa yang sedang terjadi.
(10)  Penelitian tindakan memanfaatkan jurnal pribadi yang berisi catatan kemajuan dan refleksi tentang dua perangkat pembelajaran yang paralel, yakni: praktik pembelajaran yang sedang dikaji dan dikembangkan dan tentang proses pembelajaran itu sendiri. (bagaimana kegiatan penelitian tindakan itu berjalan).
(11)  Penelitian tindakan merupakan proses politik karena menyangkut perubahan yang akan mempengaruhi pihak lain – karena alasan inilah maka penelitian tindakan seringkali menimbulkan resistansi terhadap perubahan baik bagi kita maupun orang lain.
(12)  Penelitian tindakan melibatkan orang dalam melakukan analisis secara kritis tentang situasi (kelas, sekolah, sistem) di tempat mereka bekerja: situasi ini secara institusi bersifat terstruktur.
(13)  Penelitian tindakan mlai dari hal yang kecil, bekerja dengan mengubah diri sendiri ke arah perubahan yang lebih luas tentang kritik gagasan atau institusi yang pada gilirannya mengarah pada perbaikan kelas, sekolah, sistem yang lebih besar – termasuk kebijakan dan praktik pelaksanaan yang lebih luas.
(14)  Penelitian tindakan mulai dengan siklus planning, acting, observating and reflecting yang kecil yang dapat membantu mendefinisikan isu, gagasan, dan asumsi secara lebih jelas sehingga semua yang terlibat dapat memahami masalah lebih baik.
(15)  Penelitian tindakan mulai dengan kelompok kolaborasi yang kecil tetapi semakin meluas kepada masyarakat peneliti tindakan yang partisipasi sehingga secara bertahap semakin berkembang.
(16)  Penelitian tindakan membuat catatan kemajuan: (a) catatan tentang perubahan aktivitas dan praktik pelaksanaan; (b) catatan tentang perubahan bahasa dan materi pembelajaran yang diuraikan, dijelaskan, dan dijustifikasi; (c) catatan tentang perubahan hubungan sosial dan bentuk  organisasi yang menjadi ciri dan hambatan pelaksanaan; dan (d) catatan tentang perkembangan dalam memahami penelitian tindakan.
(17)  Penelitian tindakan memberi pembenaran atas alasan kinerja pendidikan kepada orang lain karena kita dapat menunjukkan bagaimana bukti yang telah kita kumpulkan dan refleksi kritis yang kita telah lakukan membantu kita membuat rasional kemajuan yang teruji secara kritis.

            Selain sejumlah kunci pokok penelitian tindakan yang dikemukakan Kemmis dan Taggart di atas, menurut Hopkins (1993) ada beberapa prinsip PTK, sebagai berikut:
(1)     Pekerjaan utama guru adalah mengajar, sehingga melakukan PTK dharapkan tidak menganggu tugas utama guru sebagai pengajar.
(2)     Metode pengumpulan data yang digunakan agar tidak menuntut waktu yang terlalu banyak sehingga dapat menganggu proses pembelajaran.Perlu dicari cara pemanfaatan waktu yang efisien dan sesuai dengan kebutuhan untuk memperbaiki proses pembelajaran.
(3)     Metodologi yang digunakan hendaknya cukup reliable sehingga guru dapat mengidentifikasi serta merumuskan hipotesis dengan baik, mampu mengembangkan strategi pada situasi kelasnya, serta mengumpulkan data yang dapat digunakan untuk menjawab hipotesis.
(4)     Masalah PTK yang dipilih hendaknya masalah yang merisaukan yang terjadi di kelas sebagai masalah yang bertolak dari tanggung jawab profesionalnya yang dilandasi oleh komitmen untuk mengatasinya.
(5)     Dalam menyelenggarakan PTK, guru harus selalu bersikap konsisten menaruh kepedulian, tinggi terhadap prosedur etika yangterkait pekerjaanya.,

5.   Tujuan PTK
       Adapun tujuan PTK adalah sebagai berikut:
(1)   Memperbaiki dan meningkatkan mutu praktik pembelajaran yang dilaksanakan guru demi tercapainya tujuan pembelajaran yang bermutu.
(2)   Memperbaiki dan meningkatkan kinerja-kinerja pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru.
(3)   Mengidentifikasi, menemukan solusi, dan mengatasi masalah pembelajaran di kelas agar pembelajaran bermutu.
(4)   Meningkatkan dan memperkuat kemampuan guru dalam memecahkan masalah-masalah pembelajaran dan membuat keputusan yang tepat bagi siswa dan kelas yang diajarnya.
(5)   Mengeksplorasi dan membuahkan kreasi-kreasi dan inovasi-inovasi pembelajaran (misalnya, pendekatan (model), metode, teknik strategi, dan media) yang dapat dilakukan oleh guru demi peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran.
(6)   Mencobakan gagasan, pikiran, kiat, cara, dan strategi baru dalam pembelajaran untuk meningkatkan mutu pembelajaran selain kemampuan inovatif guru.
(7)   Mengeksplorasi pembelajaran yang selalu berwawasan atau berbasis penelitian agar pembelajaran dapat bertumpu pada realitas empiris kelas, bukan semata-mata bertumpu pada kesan umum atau asumsi.

6.   Kedudukan PTK
            Kedudukan penelitian tindakan kelas pada jenjang persekolahan sangat penting karena telah menjadi bagian dari tuntutan akademik dan profesional bagi seorang guru. Dalam satu dekade terakhir ini, peran/ fungsi dan kedudukan guru di Indonesia telah mendapat tempat yang lebih baik secara legal formal. Keberadaan peraturan perundangan (seperti UU No.20/2003, UU No.14/2004, PP No.19/2005, dan arah sejumlah Permendiknas) tentang sistem pendidikan nasional telah memberi ruang dan arah yang semakin jelas dan menjanjikan untuk mengangkat harkat dan martabat guru serta masa depan pendidikan nasional sebagai wahana pembangunan bangsa.

7.   Bidang Kajian PTK
            Seorang guru sebagai peneliti perlu mengetahui aspek apa saja yang masuk ke dalam bidang kajian PTK sehingga dapat melakukan penelitian tindakan dengan benar. Beberapa bidang kajian PTK adalah seperti berikut.
(1)   Masalah belajar di sekolah (termasuk di dalam tema ini, seperti: masalah belajar di kelas, kesalahan-kesalahan pembelajaran, miskonsepsi).
(2)   Desain dan strategi pembelajaran di kelas (termasuk dalam tema ini, seperti: masalah pengelolaan dan prosedur pembelajaran, implementasi dan inovasi dalam metode pembelajaran, interaksi di kelas, partisipasi orangtua dalam proses belajar siswa).
(3)   Alat bantu, media, dan sumber belajar (termasuk dalam tema ini, seperti: masalah penggunaan media, perpustakaan,dan sumber belajar di dalam/luar kelas, peningkatan hubungan antara sekolah dan masyarakat).
(4)   Sistem asesmen dan evaluasi proses dan hasil pembelajaran (termasuk dalam tema ini, seperti: masalah evaluasi awal dan hasil pembelajaran, pengembangan instrumen asesmen berbasis kompetensi).
(5)   Pengembangan pribadi peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan lainnya (termasuk dalam tema ini seperti: peningkatan kemandirian dan tanggungjawab peserta didik, peningkatan keefektifan hubungan antara pendidik-siswa dan orangtua dalam PBM, peningkatan konsep diri siswa).
(6)   Masalah kurikulum (termasuk dalam tema ini seperti: implementasi KBK, urutan penyajian materi pokok, interaksi materi pokok, interaksi guru-materi ajar, dan siswa-lingkungan belajar) (Suharsimi, dkk, 2006).

8.    Manfaat PTK
            Setiap metode penelitian tentu memiliki manfaat sedikitnya untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh para peneliti. Khusus untuk untuk penelitian tindakan kelas manfaat yang dapat diraih atau dirasakan sebagai berikut:
(1)    Inovasi Pembelajaran.
 Guru harus selalu terbuka dan bersikap inovatif untuk mencoba, mengubah,    mengembangkan, dan meningkatkan kemampuan mengajarkan agar mampu melahirkan model-model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kelasnya. Inovasi yang tumbuh dari bawah ini dengan sendirinya akan lebih efektif dibandingkan dengan penataran atau pelatihan, karena berangkat dari realitas permasalahan yang dihayati guru baik di kelas atau sekolah.
(2)   Perbaikan praktis yang meliputi penanggulangan berbagai masalah belajar yang dialami siswa secara sistematis.
Setiap kelas, setiap siswa, dan setiap massa, tentu memiliki karakteristik yang berbeda dan khas. Sudah tentu persoalan yang dihadapinya juga berbeda dan sangat kompleks. Persoalan yang kompleks dan senantiasa berubah setiap waktu tidak mungkin dapat dihadapi jika guru yang bersangkutan tidak mampu bertindak sebagai manajer dan aktor yang mampu mengubah kualitas pembelajarannya
(3)   Membentuk profesionalitas guru.
Guru yang profesional adalah guru yang memiliki keterbukaan untuk melihat dan menilai kemampuannya secara kritis kemudian melalui proses refleksi mau dengan segera melakukan perubahan, perbaikan, dan pengembangan. Keterlibatan guru dalam PTK dengan demikian dapat meningkatkan profesionalisme guru dalam proses pembelajaran.


9.   Laporan PTK
            Pada dasarnya tidak ada aturan baku tentang outline isi laporan PTK, akan tetapi masing-masing lembaga memiliki aturan sendiri-sendiri. Namun demikian, isi dari masing-masing elemennya (misal: latar belakang, tujuan, dan lainnya) relatif sama. Sebagai contoh,  dalam pedoman usulan PTK yang diterbitkan Depdiknas Dirjen Dikti tahun 2005 berkaitan dengan PTK kolaborasi guru dengan dosen menetapkan outline isi laporan seperti ini:
SISTEMATIKA LAPORAN AKHIR HASIL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (CLASROOM ACTION RESEARCH

Lembar Judul Penelitian   ....................................................................................................................  i
Lembaran Identitas dan Pengesahan   ..................................................................................................  ii
Abstrak   ............................................................................................................................................... iii
Daftar Isi  ............................................................................................................................................. vi
Daftar Tabel   ......................................................................................................................................   v
Daftar Gambr ......................................................................................................................................  vi
Daftar Lampiran  ................................................................................................................................. vii
I.  Pendahuluan  ...................................................................................................................................
II. Kajian Pustaka  ................................................................................................................................
III.Pelaksanaan Penelitian  ...................................................................................................................
IV.Hasil Penelitian dan Pembahasan ....................................................................................................
V. Simpulan dan Saran .........................................................................................................................
Daftar Pustaka ......................................................................................................................................
Lampiran :
Instrumen Penelitian  ............................................................................................................................
Personalia Tenaga Peneliti  ...................................................................................................................
Riwayat Hidup Masing-Masing Personalia Penelitian

       Bagaimana pun bentuk outline yang ditetapkan oleh masing-masing lembaga tersebut, isi pada masing-masing bagian tersebut relatif sama seperti dijelaskan berikut.

a)        Lembar Judul PTK
     Dalam PTK, judul hendaknya disusun secara singkat dan spesifik tetapi cukup jelas, menggambarkan masalah yang akan diteliti, tindakan untuk mengatasi masalah tersebut, serta tempat/ lokasi penelitian. Berikut contoh judul dalam PTK dan karakteristiknya.
    Contoh Judul PTK :

1.    Penngunaan Media Gambar untuk Meningkatkan Minat Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas X SMAN ABC Pekanbaru
2.     Meningkatkan Motivasi Belajar Bahasa Indonesia Menggunakan Metode STAD pada Siswa Kelas XI SMAN Plus Riau
3.     Penggunaan Metode Jigsaw untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas X 
        SMAN Plus Riau                                                                                                                   
                                                                                                                                                                                                                                               
                                      Tindakan                                                  Masalah                                Tempat/ Lokasi

     Judul tersebut harus dituliskan pada kulit laporan (cover). Dalam lembar cover laporan PTK, minimal harus memuat: logo lembaga (termasuk anggota), kota, dan tahun terbit. Nama ketua peneliti diletakan yang paling atas. Berikut contoh lembar kulit laporan PTK.


PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR
UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS X
 SMA NEGERI ABC PEKANBARU



Oleh :
Misdianto






Sekolah Menengah Atas Negeri ABC Pekanbaru
Oktober 2013

b)     Lembar Identitas dan Pengesahan
                 Lembar identitas dimaksudkan untuk menetapkan keabsahan dari laporan penelitian yang telah dilakukan guru. Pengesahan penelitian dilakukan oleh peneliti dan lembaga terkait. Berikut adalah contoh lembar pengesahan PTK yang dilakukan secara kolaborasi  3 orang antara dosen dengan guru, dengan dana dari Dirjen Dikti. Dalam hal penelitian dengan biaya sendiri, maka anggara biaya tidak harus dituliskan.
HALAMAN PENGESAHAN
LOPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(CLASSROOM ACTION RESEARCH)

1.        Judul Penelitian

2.        Mata Pelajaran

3.        Ketua Peneliti
a.        Nama Lengkap dan Gelar
b.        Jenis Kelamin
c.        Pangkat,Golongan, NIP/NIK
d.        Lembaga

................................................
................................................
................................................
................................................

4.        Nama Anggota Peneliti

5.        Lama Penelitian
...........bulan/ dari
bulan ..... sampai bulan.......
6.        Maupun Biaya dan Sumber Dana:
a.         Sumber dari   ................
b.         Sumber dari  ..................
Jumlah


Rp ............
Rp ............
Rp  ...........
( .............................................)
                                                       
                        Mengetahui
                     Kepala Sekolah,                                       Ketua Peneliti,

                  Cap dan Tanda Tangan                                Tanda Tangan

c)      Abstrak
                              Abstrak pada dasarnya merupakan uraian ringkas dari laporan PTK, yang berisi: permasalahan dan cara pemecahannya, tujuan, prosedur, dan hasil penelitian. Abstrak diketik dengan jarak baris satu, yang pada umumnya tidak lebih dari 1 halaman, dan dilengkapi dengan kata-kata kunci sebanyak 3-5 kata. Berikut contoh sebagian dari isi abstrak PTK.
ABSTRAK

Misdianto. 2013. Penggunaan Media Gambar untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Bahasa    
            Indonesia Siswa Kelas X SMA Negeri ABC Pekanbaru.

Kata Kunci: Media Gambar, Motivasi

                Permasalahan dalam penelitian ini adalah minat belajar Bahasa Indonesia siswa kelas X SMA Negeri ABC Pekanbaru rendah. Sehubungan dengan masalah tersebut ..... dst. Untuk mengatasi ini dilakukan PTK ..... dst.
                Hasil penelitian yang dilakukan sebanyak 2 siklus ..... dst.

d)     Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar, Daftar Lampiran
            Pada bagian ini berisikan daftar nomor dan judul semua (isi laporan, tabel, gambar, lampiran) yang ada dalam laporan disertai pencantuman nomor halamannya.
e)      Bagian Pendahuluan
            Pada bagian ini paling tidak berisi bahasan tentang: latar belakang masalah, rumusan masalah, cara pemecahan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian, masing-masing dengan isi seperti berikut.

§  Latar Belakang
            Penelitian dilakukan untuk memecahkan permasalahan pendidikan dan pembelajaran yang dihadapi. Oleh sebab itu, kemukakan secara jelas bahwa masalah yang diteliti merupakan sebuah masalah yang nyata terjadi di kelas/ sekolah yang menjadi tanggung jawabnya atas hasil diagnosis yang dilakukan oleh guru dan/ atau tenaga kependidikan tersebut. Masalah yang akan diteliti merupakan sebuah masalah penting dan mendesak untuk dipecahkan, serta dapat dilaksanakan oleh peneliti.
            Pada bagian ini harus memuat fakta-fata yang menunjukkan adanya permasalahan, dan teori/ rasionalitas bahwa tindakan yang diteliti dapat mengatasi masalah tersebut. Berikut contoh singkat isi latar belakang masalah.

BAB I
PENDAHULUAN


A.        Latar Belakang Masalah
                Salah satu tujuan pengajaran adalah meningkatkan pengetahuan, sikap dan/ atau keterampilan siswa. Pelaksanaan pengajaran pada dasarnya adalah salah satu kegiatan untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut. Sedangkan, mengetahui tingkat ketercapaian tujuan pendidikan tersebut dapat diukur dari output (hasil belajar) dan outcome (aktivitas dan perilakunya di masyarakat)
                Terkait dengan hal ini hasil evaluasi selama mengajar Bahasa Indonesia di kelas X SMAN ABC Pekanbaru menunjukkan lebih dari 20% siswa belum mencapai ketuntasan sebesar 70. Dan, setelah diidentifikasi lebih jauh, pada umumnya minat belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung adalah “rendah”. Hal ini ditenggarai banyaknya siswa yang keluar masuk di jam belajar, dan perhatian siswa yang kurang pada saat guru menjelaskan. Di sisi lain, Sadiman (2002) menyatakan bahwa media belajar yang sesuai dapat meningkastkan minat belajar siswa. Sehubungan dengan pernmasalahan  .....


§  Rumusan Masalah
            Rumusan masalah penelitian menggunakan kalimat tanya, dalam bentuk deskriptif tindakan sebagai  alternatif pemecahan masalah yang dihadapi guru. Sebagai contoh, dari latar belakang tersebut dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut.
B.         Rumusan Masalah
1.          Bagaimana minat belajar Bahasa Indonesia siswa kelas X SMAN ABC Pekanbaru yang diajar menggunakan media gambar?
2.          Bagaimana kemampuan guru menggunakan media gambar dalam melaksanakan pengajaran Bahasa Indonesia di kelas X SMAN ABC Pekanbaru?
3.          Apakah penggunaan media gambar dapat meningkatkan minat belajar Bahasa Indonesia siswa kelas X SMAN ABC Pekanbaru?

§  Cara Pemecahan Masalah
            Urutan alternatif tindakan yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah seperti dibahas pada latar belakang. Pendekatan dan konsep yang digunakan untuk menjawab masalah yang diteliti hendaknya sesuai dengan kaidah-kaidah dalam PTK. Cara pemecahan masalah harus ditetapkan berdasarkan pada akar penyebab permasalahan dalam bentuk tindakan secara jelas dan terukur. Berikut contoh “cara pemecahan masalah”.
C.     Cara Pemecahan Masalah

                                   Menurut para ahli, prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh minat belajarnya, dan untuk meningkatkan minat belajar siswa dapat dilakukan menggunakan berbagai cara, seperti: metode mengajar, media pengajaran, pemberian hadiah. Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah rendahnya minat belajar, di sisi lain ahli pendidikan Sadiman (2002) menyatakan bahwa media mengajar yang sesuai dapat meningkatkan minat belajar siswa. Selama ini, guru dalam mengajar hampir tidak pernah menggunakan media. Di sisi lain, materi yang akan diajarkan sifatnya abstrak yang jarang ditemukan oleh siswa. Oleh sebab itu, untuk mengatasi masalah di atas digunakan media gambar sebagai alat bantu mengajar.

§  Tujuan dan Manfaat Penelitian
            Berkaitan dengan tujuan penelitian, kemukakan secara singkat tentang tujuan penelitian yang ingin peneliti senada dengan rumsan masalah penelitian. Tujuan harus diuraikan secara jelas sehingga dapat diukur tingkat pencapaian keberhasilannya. Sedangkan, terkait dengan manfaat penelitian, uraikan kontribusi hasil penelitian terhadap kualitas pendidikan dan/ atau pembelajaran sehingga tampak manfaatnya bagi siswa, guru, maupun komponen-komponen pendidikan yang terkait lainnya.
f)       Kajian Pustaka
            Kajian pustaka seringkali juga digunakan istilah kajian teori. Pada kajian pustaka membahas 3 sub bahasan, yaitu: kajian teori, hasil penelitian yang relevan, dan kerangka pikir, dan hipotesis tindakan (kalau ada). Pada sub bahasan kajian teori perlu diuraikan dengan jelas konsep-konsep dan teori-teori yang menumbuhkan gagasan operasional variabel dan keterkaitan antarvariabel yang diteliti. Uraian ini digunakan sebagai dasar penyusunan kerangka berpikir dan usaha peneliti membangun argumen teoritik bahwa dengan tindakan tertentu dimungkinkan dapat mengatasi masalah yang dihadapi.
            Dalam sub bahasan hasil penelitian yang relevan, menguraikan hasil-hasil penelitian sebelumnya dengan variabel dan/ atau masalah yang relatif sama dengan masalah penelitian sehingga bisa digunakan sebagai pendukung kajian teoritis dalam melahirkan kerangka pikir.
            Sedangkan, dalam sub bahasan kerangka pikir, akan menguraikan bagaimana keterkaitan antarvariabel dengan mendasarkan kajian teori dan hasil penelitian yang relevan seperti dijelaskan di atas. Pada bagian akhir dapat dikemukakan hipotesis tindakan yang menggambarkan alur keterkaitan antara variabel tindakan dengan variabel masalah.
g)      Pelaksanaan Penelitian
            Isi bagian ini paling tidak mencakup: lokasi, waktu, dan subyek penelitian, prosedur penelitian, seperti berikut.
·         Lokasi, Waktu, dan Subyek Penelitian
            Kemukakan secara jelas prosedur penelitian yang akan dilakukan objek, waktu, dan lamanya tindakan, serta lokasi penelitian. Pada sub bagian subyek penelitian, diuraikan siapa yang menjadi subyek PTK itu (misal: siswa kelas XI SMAN Plus Riau) beserta karakteristiknya. Apabila ada karakteristik khusus dari subyek penelitian perlu dijelaskan dibagian ini (misal: pada umumnya siswa kelas ini terdiri dari: anak pengusaha pada umumnya perhatian terhadap anak kurang, anak pemulung yang harus sekolah sambil membantu pekerjaan orangtuanya setelah pulang sekolah.dan lain-lainnya).

Lokasi, Waktu, dan Subyek Penelitian

         Penelitian ini dilakukan terhadap mata pelajaran IPS pada siswa kelas X SMAN ABC Pekanbaru. Penelitian dilakukan selama 3 bulan dari bulan September hingga November 2012. Siswa kelas ini memiliki karakteristik yang agak berbeda dibanding dengan sekolah pada umumnya. Siswanya terdiri dari anak-anak dari para petani karet dan musim tertentu (menakik karet) anak sering tidak masuk dengan alasan membantu orangtua menakik karet untuk mendapatkan uang membayar uang sekolah. Dan, pada musim hujan banyak yang terlambat datang disebabkan tinggalnya yang cukup jauh dari sekolah dan tidak ada transportasi umum.

·         Prosedur Penelitian
            Pada bagian ini diuraikan rencana proses pelaksanaan PTK tiap siklus, yang meliputi rencana kegiatan pada: (a) tahap persiapan/ perencanaan, (b) tahap pelaksanaan, (c) observasi, serta (d) tahap evaluasi dan refleksi. Ini dilakukan dengan cara mendeskripsikan rencana tersebut secara rinci, urut, dan jelas. Di sisi lain juga harus diuraikan data dan cara pengumpulannya, serta indikator kinerja.
            Pertama, terkait dengan rencana kegiatan pada tahap persiapan/ perencanaan, diuraikan berbagai aspek yang harus dilakukan guru selaku peneliti untuk mempersiapkan hal-hal yang diperlukan, seperti: menyusun program semester, silabus, RPP, lembar observasi, dan lain-lainnya. Kedua, terkait dengan rencana kegiatan pada tahap pelaksanaan, diuraikan rencana aktivitas guru selama mengajar sesuai dengan tindakan yang diteliti, yang meliputi: kegiatan pendahuluan, kegiatann inti dan kegiatan penutup. Ketiga, terkait dengan rencana kegiatan observasi, diuraikan siapa yang melakukan observasi, variabel yang akan diobservasi, dan lainnya yang dianggap penting dalm pelaksanaan tindakan beserta hasilnya antara peneli bersama observer sebagai refleksi yang selanjutnya digunakan untuk menyusun rencana tindakan perbaikan pada siklus berikutnya.
            Pada bagian ini, peneliti harus menetapkan instrumen (lembar observasi, angket, dokumen, atau lainnya) beserta cara pengukurannya atas masing-masing variabel yang diteliti (variabel tindakan dan variabel masalah), serta cara pengumpulan datanya.
            Selain itu, juga harus ditetapkan standar tingkat keberhasilan yang diharapkan sebagai indikator tingkat ketercapaian penelitian. Kedua aspek tersebut (pengukuran instrumen dan standar keberhasilan) akan digunakan sebagai dasar dalam melakukan kegiatan evaluasi dan refleksi. 
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU
(Pengunaan Metode Pembelajaran STAID)
Materi             : ........................                                           Siklus ke: ............................
Beri tanda cheklis (v) pada kolom sesuai tingkat pelaksanaannya

No.

Aktivitas Guru
Dilaksanakan dengan
Tdk dilks
SS
S
KS
TS
1
Membagi kelompok belajar secara heterogen





2
Menyajikan materi secara ringkas





3
Membuatkan tugas secara individu





4
Membimbing diskusi kelompok





5
Membuatkan kuis kepada individu





6
Membuatkan skor individu untuk kelompoknya





7
Menentukan perolehan skor kelompok





8
Memberikanhadiah kepada kelompok pemenang






Jumlah






Keterangan:
SS = Sangat Sempurna                                       TS = Tidak Sempurna
S   =  Sempurna                                       Tdk dilks = Tidak Dilaksanakan
KS=  Kurang Sempurna
                                                                  Pekanbaru, ............................................
                                                                  Observer,
                                                                  ......................................

            Instrumen penelitian merupakan alat untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian. Instrumen dalam PTK meliputi alat pengumpul data untuk mengukur: (a) tindakan guru, (b) aktivitas siswa selama proses tindakan berlangsung, dan (c) hasil pemecahan masalah. Instrumen PTK dapat digunakan  berbagai jenis alat, seperti: lembar observasi, kuesioner/ angket, pedoman wawancara, dokumentasi, dan/atau tes (Paul, 2008), namun perlu diperhatikan indikator dari masing-masing variabel tersebut sehingga content validity instrumen tinggi.
Contoh Angket
Bagaimana keseriusan Saudara selama mengikuti pelajaran ini?
(A)      Serius sekali
(B)      Serius
(C)      Kurang serius
(D)      Tidak serius
Selama mengikuti pelajaran ini, apakah Saudara merasa senang
(A)      Senang sekali
(B)      Senang
(C)      Kurang senang
(D)      Tidak senang

            Terkait dengan indikator kinerja pada umumnya meliputi tiga bagian, yaitu: (1) indikator input (seperti:aktivitas siswa di kelas), (2) indikator proses (seperti: aktivitas guru dalam melakukan tindakan), dan (3) indikator output atau hasil (misal: minat belajar). Pada dasarnya, pengukuran tingkat keberhasilan pelaksanaan PTK baru bisa diukur apabila pelaksanaan proses tindakan telah berjalan dengan benar dan minimal 2 siklus. Sedangkan, terhadap indikator output (keberhasilan), hasilnya tidak harus sesuai dengan yang diharapkan (boleh berhasil/ tidak berhasil).
h)     Hasil Penelitian dan Pembahasan
            Bab ini membahas dua pokok bahasan, yaitu: hasil penelitian, dan pembahasan hasil penelitian seperti berikut.
·         Hasil Penelitian
            Pada bagian ini harus disajikan proses tindakan dan hasil tiap-tiap siklus dengan data lengkap yang berisi penjelasan tentang aspek proses pelaksanaan, keberhasilan dan kelemahan yang terjadi.
            Di sisi lain, pada siklus berikutnya perlu ditambahkan hal yang mendasar yaitu perubahan pada diri siswa, lingkungan belajar, aktivitas guru yang berupa perubahan proses serta hasil belajarnya.
            Pada bagian hasil ini, grafik dan/atau tabel, foto dapat digunakan secara optimal untuk menjelaskan hasil analisis data yang menunjukkan perubahan-perubahan yang terjadi dari setiap siklus. Di samping contoh grafik, perkembangan pelaksanaan tindakan (model pembelajaran kepala bernomor), dan keberhasilan pemecahan masalah (motivasi belajar).
·         Pembahasan Hasil Penelitian
            Bagian ini berusaha melakukan pembahasan hasil penelitian dikaitkan dengan teori-teori yang telah dipaparkan  di bab II kajian pustaka (kajian teori dan hasil penelitian yang relevan). Pembahasan dilakukan dengan cara mengaitkan temuan/ hasil dengan tindakan, indikator keberhasilan, serta kajian teoretik dan empirik. Pada bagian ini dalam keadaan hasil PTK tidak selaras dengan teori, dan hasil pendalaman dan diskusi menunjukkan adanya penyebab kelemahan dalam implementasi, maka peneliti harus memberikan bahasan hasil diskusi tersebut tentang beberapa kemungkinan penyebab ketidakselarasan itu.
i)        Simpulan dan Saran
            Pada bagian ini diuraikan simpulan hasil penelitian yang merupakan potret kemajuan yang diperoleh sesuai dengan tujuan penelitian seperti dipaparkan di bagian pendahuluan. Sedangkan, saran tindak lanjut diberikan berdasarkan temuan/ hasil dan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan pada bagian sebelumnya.

PENUTUP
            Dari uraian di atas, dapat disimpulkan seperti berikut. PTK dapat dilakukan oleh guru maupun pelaku pendidik lainnya, seperti: kepala sekolah, ataupun pengawas sekolah sesuai dengan tugas dan kewenangannya. PTK memiliki tujuan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi ke arah profesionalitasnya. Dalam melaksanakan PTK, judul dan rumusan masalah harus memuat permasalahan dan alternatif tindakan pemecahannya. PTK dilakukan melalui minimal dua siklus dengan masing-masing meliputi: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi, dan tahap refleksi. Dalam hal ini tahap perencanaan tahap ke-2 dan seterusnya harus disusun mendasarkan hasil refleksi siklus sebelumnya.
            Hasil penelitian harus menyajikan secara rinci, runtut, dan lengkap atas proses pelaksanaan PTK, menyajikan hasil evaluasi dan refleksi serta perubahan-perubahan yang terjadi pada siklus berikutnya. Selanjutnya, peneliti harus melakukan pembahasan atas temuan/ hasil penelitian dengan cara mengaitkan berbagai teori dan hasil penelitian relevan.

***

DAFTAR PUSTAKA
Ansori, Mohammad. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV Wacana Prima.
Diknas Dirjen Dikti. 2005. Pedoman Penyusunan Usulan Peneltian Tindakan Kelas          (Classroom Action Research). Jakarta: Dirjen Dikti.
Kemmis and Mc Taggart. 1994. The Action Research Planner. Dekain University.
Kepmen PAN nomor 84/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
Nuril Anwar. 2007. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas. Internet.
Pakguruonline. 2007. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research).      www:\geoccities.com
Paul Suparno. 2008. Riset Tindakan untuk Pendidikan. Jakarta:Penerbit PT Grasindo.
Rochiaati W. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung. PT Rosdakarya.
Suharsimi Arikunto; Suhardjono, dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT         Bumi Aksara.
Sukidin, Bosrowi, Suranto. 2008. Manajemen Peneltian Tindakan Kelas. (Tanpa Kota       Terbit). Penerbit Insan Cendekia.