BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Penilaian
hasil belajar merupakan salah satu kegiatan dalam dunia pendidikan yang
penting. Pada satu sisi, dengan penilaian hasil belajar yang dilakukan dengan
baik dapat diketahui tingkat kemajuan belajar siswa, kekurangan, kelebihan, dan
posiisi siswa dalam kelompok. Pada sisi
yang lain, penilaian hasil belajar yang baik akan merupakan feed back
bagi guru untuk
mengevaluasi tingkat keberhasilan proses belajar mengajar.
Idiealnya,
penilaian pada bidang apapun dilakukan dengan menggunakan prosedur dan
instrumen yang standar. Prosedur yang standar adalah suatu prosedur penilaian
yang dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah tertentu dan perlakukan yang
adil pada siswa dengan mempertimbangankan situasi waktu, tempat, dan berbagai
keragaman pada siswa. Sedangkan instrumen yang standar adalah instrumen yang
disusun menggunakan prosedur pengembangan instrumen yang baku dan dapat dipertanggungjawabkan
tingkat validitas dan reliabilitasnya.
Ada dua
pendekatan penilaian dalam seni yang sering dipergunakan dalam dunia
pendidikan, yaitu pendekatan objektif dan pendekatan subjektif (intuitif).
Penerapan penilaian dengan pendekatan objektif maupun intuitif secara ekstem
masing-masing mempunyai kelemahan. Pendekatan objektif mempersyaratkan sifat
satu dimensi dari objek pengukuran, padahal penilaian dalam bahasa khususnya pada pelajaran bahasa Indonesia pada umumnya objeknya adalah perilaku yang sangat kompleks (multidimensi),
dan penampilan yang diamati relatif panjang durasi waktunya, sehingga apabila
dilakukan penilaian terhadapnya akan membutuhkan instrumen yang sangat panjang.
Evaluasi
pengajaran kehadirannya untuk dinilai
hanya sesaat dan tidak dapat diulang kembali. Sekalipun bisa diulang misalnya
dengan rekaman audio visual, situasinya sudah berubah dari situasi yang
sesungguhnya.
Pada sisi yang lain, pendekatan
subjektif cenderung bersifat intuitif, subjektifitas penilai sangat tinggi. Kemampuan
pengetahuan penilai sangat mempengaruhi
hasil penilaian. Akibatnya objektifitas penilaian sulit dipertanggung-jawabkan. Salah satu
upaya dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar sebagai bagian dari
peningkatan kualitas pendidikan dapat dilakukan melalui sistem penilaian.
Seperti yang sudah di ketahui oleh semua khalayak guru bahwa penilaian yang
umum dan wajib di ketahui dan dipahami oleh para pendidik adalah penilaian dari
segi kognitif, afektif dan psikomotor. Ketiga penilaian ini dilakukan dengan
berbagai macam teknik.
Penilaian kinerja siswa merupakan
salah satu alternatif penilaian yang difokuskan pada dua aktivitas pokok,
yaitu: observasi proses saat berlangsungnya unjuk keterampilan dan evaluasi
hasil cipta atau produk. Penilaian bentuk ini dilakukan dengan mengamati saat
siswa melakukan aktivitas di kelas atau menciptakan suatu hasil karya sesuai
dengan tujuan pembelajarannya. Kecakapan yang ditampilkan siswa adalah variabel
yang dinilai. Penilaian terhadap kecakapan siswa didasarkan pada perbandingan
antara kinerja siswa dengan target yang telah ditetapkan. Proses penilaiannya
dilakukan mulai persiapan, melaksanakan tugas sampai dengan hasil akhir yang
dicapainya. Oleh karena itu penilaian dengan tertulis dan lisan saja tidak dapatt
mewakili secara keseluruhan segala penilaian yang di inginkan apalagi dengan
materi pembahasan yang menuntut siswa agar dapat memecahkan masalah dan
menenukan sikap, bekerja sama dengan teman sekelompoknya dan lain-laiannya.
Maka penilaian kinerja akan menjawab
semua pertanyaan yang belum bisa terjawab pada penilaian secara lisan dan
tulisan, bertitik tolak dalam hal tersebut maka penulis dalam tulisan ini
menguak lebih mendalam mengenai Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Indikator,
tugas kinerja siswa, dan rubrik penilaian.
BAB
II
KAJIAN
TEORI
A. Menelaah Teks Hasil Observasi
1)
Fakta
Menelaah Teks
Membaca telaah isi cenderung untuk dilakukan oleh semua orang yang menemukan
ketertarikan pada bahan bacaan yang telah dibacanya dengan sekilas. Biasanya
pembaca pembaca ingin menelaah isinya secara mendalam dan tertarik untuk
membacanya dengan teliti. Tarigan (2008) menyebutkan bahwa “Menelaah isi
sesuatu bacaan menuntut ketelitian, pemahaman, kekritisan berfikir, serta
keterampilan menangkap ide-ide yang tersirat dalam bacaan”. Dari pendapat
Tarigan tersebut kita dapat membagi aktivitas dari membaca telaah isi menjadi
beberapa aktivitas membaca, diantaranya: (a) membaca teliti, (b) membaca
pemahaman, (c) membaca kritis, dan (d) membaca ide.
2)
Konsep
Menelaah Teks
Membaca analisis atau telaah
isi merupakan suatu aktivitas membaca untuk menangkap informasi penting dari
suatu bacaan yang menarik perhatian pembaca, dengan melibatkan pemahaman,
keterampilan menangkap ide bacaan serta ketelitian dalam membaca bahan bacaan.
Artinya, membaca telaah isi
adalah membaca yang dilakukan untuk menelaah isi bacaan. Dengan kata
lain, menelaah
adalah mengamati perbagian isi bacaan.
Kata “analisis” menurut teori
Benyamin S. Bloom (dalam Djaali, 2013:77) pengertiannya adalah kemampuan
mengurai pemikiran yang kompleks, dan mengenai bagian-bagian serta hubungannya;
sedangkan Sudjana (2013:51-52) menjelaskan bahwa “Analisis adalah
kesanggupan memecah, mengurai suatu
integritas (kesatuan yang utuh) menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian yang
mempunyai arti, atau mempunyai tingkatan atau hirarki. Dikatakannya lagi bahwa
kemampuan menalar, pada hakikatnya
mengandung unsur analisis. Bila kemampuan analisis telah dimiliki seseorang,
maka seseorang akan dapat mengkreasi sesuatu yang baru”.
Yamin
(2009: 29) menjelaskan, “Analisis (analysis)
adalah kemampuan untuk mengidentifikasi, memisahkan dan membedakan
komponen-komponen atau elemen suatu fakta, konsep pendapat, asumsi, hipotesa
atau kesimpulan, dan memeriksa setiap komponen tersebut untuk melihat ada
tidaknya kontradiksi. Dalam hal ini siswa diharapkan menunjukkan hubungan diantara
berbagai gagasan dengan cara membandingkan gagasan tersebut dengan standar,
prinsip, atau prosedur yang telah dipelajari”. Lalu, B. Uno dan Satria Koni
(2012:62), penerapan analisis diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam
menggunakan pengetahuan dalam memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam
kehidupan sehari-hari.
Kata
analisis menurut Wardoyo (2013:43),
Sani (2013:54), dan B. Uno (2012:140) adalah kemampuan seseorang untuk merinci
atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih
kecil dan mampu memahami hubungan di antara bagian-bagian atau faktor-faktor
lainnya. Selanjutnya, Sudaryono (2012:45) menjelaskan, analisis (analysis) yaitu kemampuan seseorang
untuk menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih
kecil dan mampu memahami hubungan di antaranya: mencakup kemampuan untuk
merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian, sehingga struktur keseluruhan
atau organisasinya dapat dipahami dengan baik, yang dinyatakan dengan
penganalisisan bagian-bagian pokok atau komponen-komponen dasar dengan hubungan
bagian-bagian itu.
Yang termasuk dalam kategori menganalisis menurut Suwarto (2013:24) adalah usaha mengurai suatu materi
menjadi bagian-bagian penyusunannya dan menentukan hubungan antara bagian-bagian
tersebut dan hubungan antara bagian-bagian tersebut dengan materi tersebut
secara keseluruhan, sedangkan Anderson dan Krathwohl (2010:43)
mengemukakan bahwa menganalisis berarti memecah-mecah materi jadi bagian-bagian
penyusunnya dan menentukan hubungan-hubungan
antarbagian itu dan hubungan antara bagian-bagian tersebut dan keseluruhan struktur
atau tujuan.
Mulyadi dan Danaira (2013:18)
mengemukakan bahwa menganalisis sebuah teks bukan hanya dapat dilakukan pada
struktur dan kaidahnya, namun dapat pula dilakukan pada aspek-aspek
kebahasaannya, seperti keefektifan kalimat, pilihan kata, dan penggunaan ejaan/
tanda bacaannya. Kemudian, Saddhono dan St. Y. Slamet (2012:85) mengatakan
bahwa menganalisis adalah aktivitas pemahaman apa yang dibaca sebagai proses
aktif.
Eriyanto (2009:49-51)
mengatakan, “Analisis teks memiliki
karakteristik ditinjau dari aspek paradigma kritis, yakni: (1) bertujuan kritik
sosial; (2) merupakan realitas semu yang telah terbentuk oleh proses sejarah dan
kekuatan-kekuatan sosial, budaya, dan ekonomi politik; (3) nilai, etika,
pilihan moral menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari analisis; (4) titik
perhatian analisis pada penafsiran subjektif atas teks; (5) mengutamakan
analisis komprehensif, kontekstual, dan multilevel; dan (6) memperhatikan
konteks sosial historis, sosial, budaya, ekonomi, dan politik dari teks”.
3)
Prinsip Menelaah Teks
Membaca telaah bahasa atau content study reding mempunyai kesamaan dengan pelajaran membaca dalam hati. Aktifitas kedua
kegiatan membaca tersebut dilaksanakan dengan tidak bersuara.
Menurut
Muchlisoh dkk. (1996) tujuan membaca telaah bahasa secara rinci adalah sebagai berikut: (1) bertambahnya kosakata yang
dimiliki siswa dan (2) bertambahnya pengetahuan tata bentukan kata, tata
kalimat, tata tulis, dan
semantik siswa.
Selain dari beberapa tujuan khusus
membaca telaah bahasa seperti yang disampaiakan Muchlisoh dkk, maka kitapun
perlu mengetahui bahwa tujuan utama
membaca telaah bahasa adalah untuk memperbesar daya kata dan mengembangkan kosa kata.
Setiap orang mempunyai dua jenis daya kata yaitu: (1) dipergunakan dalam berbicara dan menulis dan (2) dipergunakan dalam membaca
dan menyimak (Tarigan,2008).
4)
Prosedur
Menelaah Teks
Bahan yang dipakai dalam pembelajaran membaca telaah bahasa dapat diambil dari beberapa sumber, misalnya: dari bekas bahan yang
digunakan dalam membaca teknik, bahan yang dipakai dalam membaca dalam hati,
atau bahan lain yang sifatnya masih baru. Sumber bahan dapat diperoleh dari
sumber bahan buku paket, buku rujukan, majalah, dan sebagainya. Isi bahan dalam
kegiatan membaca bahasa dapat berupa bahan yang menyangkut masalah ilmu
pengetahuan alam, sosial, budaya, dan kesusastraan. Adapun yang perlu diingat dalam
kegiatan membaca bahasa adalah bahan yang akan digunakan harus memuat struktur
bahasa.
Adapun aspek penelahaan teks hasil
observasi adalah sebagai berikut.
1.
Menelaah/ mengidentifikasi isi teks hasil
observasi.
2.
Menelaah/ mengidentifikasi struktur teks hasil observasi.
3.
Menelaah/ mengidentifikasi bahasa teks
hasil observasi: repetesi/ pengulangan kata, kata ganti, dan konjungsi.
B. Merevisi Teks
Hasil Observasi
1)
Fakta
Merevisi Teks
Dalam dunia kepenulisan, revisi adalah
hal yang tidak bisa kita abaikan. Untuk bisa menciptakan tulisan yang bagus,
tentu kita jangan pernah sungkan untuk melakukan revisi. Penulis yang baik
adalah penulis yang tidak takut untuk merevisi tulisannya yang bahkan sudah
selesai. Namun, seperti apa kegiatan merevisi itu? Apa
bedanya dengan mengedit? Merevisi artinya mengubah
sesuatu yang sudah ditulis atau dicetak, dalam rangka untuk melakukan koreksi,
memperbaiki, atau memperbarui. Editing adalah bagian dari revisi, tetapi editing tidak sampai mengubah
substansi dari sebuah tulisan, sedangkan merevisi itu kadang harus menulis
ulang sebuah tulisan yang sudah selesai!
Tahap
revisi atau perbaikan menyatu dengan proses menulis. Pada kenyataannya, sebuah
tulisan yang panjang bisa saja mengalami beberapa kali revisi sebelum
benar-benar menjadi sebuah tulisan yang siap disajikan kepada pembaca.
2)
Konsep
Merevisi Teks
Merevisi menurut kamus adalah
peninjauan (pemeriksaan) kembali untuk perbaikan. Pada dasarnya merevisi dan
menyunting memiliki tujuan sama, yaitu upaya memperbaiki karangan/ naskah
sehingga layak diterbitkan. Perbedaannya, kalau menyunting dilaksanakan sebelum
tulisan/karangan diterbitkan, sedangkan merevisi biasanya dilaksanakan setelah
karangan diterbitkan/ diedarkan dan ditemukan kesalahan yang mendasar baik dari
segi isi maupun segi fisik buku sehingga buku perlu ditarik dan direvisi
kembali.
3)
Prinsip
Merevisi Teks
Merevisi teks hasil observasi memunyai 2
prinsip, yaitu sebagai berikut.
(1)
Prinsip Kesatuan (unity)
Prinsip kesatuan (unity) diterapkan untuk melihat pemenuhan unsur-unsur materi yang
ada pada setiap satuan /bagian tulisan, dalam hal ini minimal adalah paragraf.
Unity dapat terpenuhi manakala suatu paragraf mengandung satu ide yang
didiskusikan/dikembangkan. Selanjutnya, yang perlu diperhatikan adalah
masing-masing kalimat pendukung harus secara langsung memjelaskan atau
membuktikan ide pokok yang sudah tertulis dalam suatu kalimat topik. Janganlah
mencamtumkan informasi apapun yang tidak berhubungan langsung dengan kalimat
topik (Oshima dan Hogue, 1999).
Contoh:
Kalimat topik:
Kalimat topik:
Penyakit
epidemik HIV/ AIDS masih terus berkembang secara eksposif di berbagai belahan
bumi.
Relevan kalimat pendukung:
-
Di Eropah
bagian Timur dan Pusat, HIV menyebar dengan cepat diberbagai negara yang sebelumnya
tidak pernah ditemukan kasus serupa pada tahun-tahun sebelumnya.
-
Di China,
diperkirakan ada 10.000 orang terinfeksi HIV pada akhir tahun 1993, kemudian
jumlah ini berkembang sampai ssepuluh kali lipat, menjadi 100.000 orang pada
tahun 1995.
Kalimat
pendukung tidak relevan:
Ibu-ibu
dapat menjangkitkan virus HIV kepada anak-anak mereka selama kehamilan dan
melahirkan atau ketika mereka menyusui anaknya…
Pada prinsip unity inilah (Langan,1987) menyebutnya: (1) memiliki poin adalah ide pokok yang terkandung dalam suatu penulisan dan (2) dapat ditunjukkan pada kalimat-kalimat pendukung yang memberikan fakta dan data mengenai argumen yang sudah penulis usung.
(2)
Prinsip Koherensi (coherence)
Prinsip
revisi yang ke dua adalah koherensi (coherence)
digunakan untuk melihat keterkaitan dan penyusunan setiap fakta, data maupun
argumen untuk menjelaskan ide-ide pokok. Koherensi berasal dari kata cohere (Bahasa Latin) yang artinya
terkait satu sama lain. Dengan demikian, setiap kalimat dengan kalimat yang
mengikutinya dan menggunakan harus ada keterkaitan. Bagian yang satu dengan
bagian yang mengikutinya juga harus logis, lancar, dan halus. Beberapa cara
untuk memperhalus urutun kalimat, bagian kalimat, diantaranya dengan
menggunakan kata-kata kunci yang diulang-ulang. Ditulis untuk mengingatkan
subjek yang sedang ditulis. Kata-kata transisi seperti: pertama-tama, selanjutnya,
kemudian dapat digunakan untuk
memperhalus tulisan. Paragraf transisi juga dapat digunakan untuk menyambungkan
bagian-bagian yang tampak terpotong argumentasinya/ urutan fakta dan datanya.
Jadi,
dari dua prinsip di atas sebenarnya untuk merevisi aspek isi, bahasa, dan ejaan
teks hasil observasi adalah juga terdapat di dalam dua prinsip tersebut.
4)
Prosedur
Merevisi Teks
Jika kita ingin membuat tulisan yang bagus, revisi adalah hal
yang tidak boleh kita tinggalkan. Prosedur atau caranya sebagai berikut.
(1) Minta
Pendapat Teman untuk Merevisi.
Sebagai penulis pemula, terkadang kita
tidak bisa melihat kelemahan yang terdapat di dalam tulisan kita. Kita merasa
tulisan kita baik-baik saja. Jadi, ketika ingin merevisi, kita sering
bertanya-tanya dalam hati: “Apanya yang harus direvisi?” Untuk menghindari
pertanyaan seperti ini, ada baiknya kita berbagi dengan teman dekat kita yang
sesama penulis. Kita serahkan tulisan kita kepada mereka dan mintailah
pendapatnya.
(2) Jangan Pernah Malas Merevisi.
Jika kita malas merevisi, tentu karya-karya
kita tidak akan bisa tergarap dengan maksimal, padahal karya kita itu memliki
potensi yang besar untuk menjadi sebuah karya yang bagus. Dengan malas
merevisi, itu artinya kita tidak peduli dengan nasib tulisan kita. Sebaliknya,
dengan kita melakukan revisi, tulisan kita akan menjadi tulisan yang bagus dan
berkualitas. Yang perlu dilakukan oleh siswa pada
tahap merevisi tulisan adalah sebagai berikut.
a.
Berbagi tulisan dengan teman-teman
(kelompok).
b.
Berpartisipasi secara konstruktif dalam
diskusi tentang tulisan teman-teman sekelompok atau sekelas.
c.
Mengubah tulisan mereka dengan
memperhatikan reaksi dan komentar baik dari pengajar maupun teman.
d.
Membuat perubahan yang substantif pada
draft pertama dan draft berikutnya, sehingga menghasilkan draft akhir.
Pada
tahap merevisi atau disebut juga menyunting, hal-hal yang perlu dilakukan oleh
siswa adalah sebagai berikut.
a. Membetulkan
kesalahan bahasa tulisan mereka sendiri.
b. Membantu
membetulkan kesalahan bahasa dan tata tulis tulisan mereka sekelas/ sekelompok.
c. Mengoreksi
kembali kesalahan-kesalahan tata tulis tulisan mereka sendiri.
Dalam kegiatan penyuntingan atau
perevisian, sekurang-kurangnya ada dua tahap yang harus dilakukan. Pertama, penyuntingan/ perevisian
tulisan untuk kejelasan penyajian. Kedua,
penyuntingan/ perevisian bahasa dalam tulisan agar sesuai dengan sasarannya
(Rifai, 1997). Penyuntingan/ perevisian tahap pertama akan berkaitan dengan masalah komunikasi. Tulisan diolah
agar isinya dapat dengan jelas diterima oleh pembaca. Pada tahap ini, sering
kali penyunting/ perevisi harus mereorganisasi tulisan karena penyajiannya
dianggap kurang efektif. Ada kalanya, penyunting/ perevisian terpaksa membuang
beberapa paragraf atau sebaliknya, harus menambahkan beberapa kalimat, bahkan
beberapa paragraf untuk memperlancar hubungan gagasan. Dalam melakukan
penyuntingan/ perevisian pada tahap ini, penyunting/ perevisi sebaiknya
berkonsultasi dan berkomunikasi dengan penulis. Pada tahap ini, penyunting
harus luwes dan pandai-pandai menjelaskan perubahan yang disarankannya kepada
penulis karena hal ini sangat peka. Hal-hal yang berkaitan dengan penyuntingan/
perevisian tahap ini adalah kerangka tulisan, pengembangan tulisan, penyusunan
paragraf, dan kalimat.
Pemeriksaan
atas kalimat merupakan penyuntingan tahap pertama juga. Pada tahap ini pun,
sebaiknya penyunting/ perevisi berkonsultasi dengan penulis. Penyunting/
perevisi harus memiliki pengetahuan bahasa yang memadai. Dengan demikian,
penyunting/ perevisi dapat menjelaskan dengan baik kesalahan kalimat yang
dilakukan oleh penulis. Untuk itu, penyunting/ perevisi harus menguasai
persyaratan yang tercakup dalam kalimat yang efektif. Kalimat yang efektif
adalah kalimat yang secara jitu atau tepat mewakili gagasan atau perasaan
penulis. Untuk dapat membuat kalimat yang efektif, ada tujuh hal yang harus
diperhatikan, yaitu kesatuan gagasan, kepaduan, penalaran, kehematan atau
ekonomisasi bahasa, penekanan, kesejajaran, dan variasi.
Penyuntingan/ perevisian tahap kedua berkaitan dengan masalah yang
lebih terperinci, lebih khusus. Dalam hal ini, penyunting berhubungan dengan
masalah kaidah bahasa, yang mencakup perbaikan dalam kalimat, pilihan kata
(diksi), tanda baca, dan ejaan. Pada saat penyunting/ perevisi memperbaiki
kalimat dan pilihan kata dalam tulisan, ia dapat berkonsultasi dengan penulis
atau langsung memperbaikinya.Hal ini bergantung pada keluasan permasalahan yang
harus diperbaiki. Sebaliknya, masalah perbaikan dalam tanda baca dan ejaan
dapat langsung dikerjakan oleh penyunting/ perevisi tanpa memberitahukan
penulis. Perbaikan dalam tahap ini bersifat kecil, namun sangat mendasar.
C.
Meringkas
Teks Hasil Observasi
1)
Fakta
Meringkas Teks
Ciri-ciri ringkasan:
1.
Inti tidak meninggalkan
urutan dasar karangan.
2.
Kerangka dasar masih
tampak jelas.
3.
Memangkas gagasan utama
menjadi lebih ringkas.
4.
Tujuannya untuk
memangkas gagasan.
Ringkasan ataupun rangkuman memiliki
manfaat yakni sebagai sarana untuk membantu kita dalam mengingat isi sebuah
buku atau uraian yang begitu panjang.
Panjangnya ringkasan
bisa antara beberapa kalimat dan beberapa alinea, tergantung dari panjangnya
naskah sumber dan tingkat kedetilan yang ingin Anda masukan dalam ringkasan.
Dikatakan ringkas apabila sebagai berikut.
a)
Singkat: Sebuah ringkasan seharusnya merupakan reformulasi informasi yang paling
penting dengan menggunakan kata-kata Anda sendiri. Ia harus jauh lebih singkat
dari pada naskah asli dan harus tidak ada kutipan dari naskah sumber. Kalaupun
ada, sedikit saja. Apabila Anda meringkas secara lisan, panjang ringkasan itu
harus TIDAK LEBIH dari tiga menit. Setelah 3 menit, pendengar sudah tidak lagi
memperhatikan dengan baik.
b)
Menyebutkan kembali (restate) ide utama
naskah: Sebuah ringkasan memberikan sebuah
gambaran singkat dari ide-ide sentral yang terungkap dalam naskah original.
c)
Mempunyai sebuah tujuan yang terfokus:
Apabila anda mempunyai suatu tujuan khusus mengenai ringkasan itu, ia membantu
anda memilih informasi penting saja dan tetap singkat.
2)
Konsep
Meringkas Teks
Ringkasan adalah penyajian karangan
atau peristiwa yang panjang dalam bentuk yang singkat dan efektif. Ringkasan
adalah sari karangan tanpa hiasan. Ringkasan itu dapat merupakan ringkasan
sebuah buku, bab, ataupun artikel. Fungsi sebuah ringkasan adalah memahami atau
mengetahui sebuah buku atau karangan. Dengan membuat ringkasan, kita
mempelajari cara seseorang menyusun pikirannya dalam gagasan-gagasan yang
diatur dari gagasan yang besar menuju gagasan penunjang, melalui ringkasan kita
dapat menangkap pokok pikiran dan tujuan penulis.
3)
Prinsip
Meringkas Teks
Adapun prinsip-prinsip meringkas
teks, yaitu sebagai berikut.
1)
Baca dan baca
lagi secara seksama naskah yang dipilih: Pastikan anda
mengerti karya itu dan maksud penulis.
2)
Ingatlah
kata-kata tanya yang utama: Siapa, Apa, Kapan, Di mana, Mengapa,
dan Bagaimana.
3)
Reformulasikan
poin-poin utama penulis dalam kata-kata anda sendiri: Hal ini membuat anda terbebas dari penjiplakan pikiran dan perkataan orang
lain. Strategi ini juga memastikan agar Anda tahu apa yang menjadi ide utama.
4)
Buatlah draft
ringkasan. Buatlah draft kasar (yang bisa saja lebih
panjang dari yang dibutuhkan) sehingga Anda dapat langsung bekerja dengan
memakai katakata Anda sendiri.
5)
Revisi draft: Hapus apa saja yang merupakan informasi tambahan -- hal-hal yang
tidak langsung berkaitan dengan ide utama naskah.
6)
Review ringkasan: Baca kembali apa yang telah Anda tulis, atau minta
seseorang membacakannya bagi Anda. Dapatkah seseorang yang belum pernah membaca
naskah itu memahami apa yang terjadi? Apakah ide utamanya telah ditonjolkan?
Kalau ada yang membacakan pekerjaan anda bagi Anda, satu cara yang baik untuk
menguji efektivitas ringkasan tersebut adalah apabila orang tersebut dapat
menceritakan ide sentral dari naskah tersebut tanpa membacanya kembali.
4)
Prosedur
Meringkas Teks
Prosedur
1:
Langkah -
langkah meringkas bacaan adalah sebagai berikut.
1)
Bacalah bacaan yang ingin diringkas secara keseluruhan
sehingga pokok-pokok pikiran dari bacaan itu terpahami.
2)
Catatlah pokok-pokok pikiran dalam bacaan itu secara
jelas dan ringkas.
3)
Susun kembali pokok-pokok pikiran itu secara logis dan
sistematis.
Prosedur 2:
Langkah menyusun ringkasan, yaitu
sebagai berikut.
1) Membaca
teks hasil observasi.
2) Mengidentifikasi
intisari teks mulai dari klasifikasi umum dan deskripsi.
BAB
III
PEMBAHASAN
A.
Menentukan Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), dan Indikator
I.
Kompetensi
Inti (KI)
KI 4. Mencoba, mengolah, dan
menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi,
dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama
dalam sudut pandang/ teori.
II.
Kompetensi
Dasar (KD)
KD 4.3 Menelaah dan merevisi
teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan
cerita pendek sesuai dengan struktur dan kaidah teks baik secara lisan maupun
tulisan.
a)
Menelaah Teks Hasil Observasi.
1) Rumusan Indikator:
Siswa
dapat:
1.
Mengidentifikasi isi teks hasil
observasi.
2.
Mengidentifikasi
struktur teks laporan hasil observasi.
3.
Mengidentifikafi
bahasa teks laporan hasil observasi.
b) Merevisi
Teks Hasil Observasi
2) Rumusan Indikator:
Siswa
dapat:
1)
Memperbaiki teks hasil observasi dari
aspek isinya.
2)
Memperbaiki teks hasil observasi dari
aspek susunannya.
3)
Memperbaiki teks hasil observasi dari
aspek penggunaan bahasanya.
KD
4.4 Meringkas teks hasil observasi, tanggapan
deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek baik secara lisan maupun
tulisan.
Rumusan Indikator:
Siswa
dapat:
1)
Menentukan ide pokok yang terdapat pada
teks hasil observasi.
2)
Mengembangkan ide-ide pokok teks hasil
observasi menjadi ringkasan.
B. Memilih
dan Mengembangkan Tugas
1.
Memilih Tugas
Contoh Teks
Hasil Observasi
Bacalah dengan saksama teks laporan
hasil observasi berikut!
Biota
Laut
1
Biota laut adalah seluruh makhluk hidup
yang berkembang biak di laut. Biota laut yang ada di perairan Indonesia
merupakan salah satu kekayaan Indonesia yang sangat berlimpah. Biota laut itu
di antaranya terumbu karang, ikan, dan tumbuh-tumbuhan laut yang menjadi bagian dari ekosistem laut.
2 Terumbu karang di Taman Nasional Bunaken sangat
banyak jenisnya. Terumbu karang ini hidup di pantai atau daerah yang terkena
cahaya matahari dan hidup di perairan
yang berada kurang lebih lima puluh meter di bawah permukaan laut dengan suhu
tertentu, serta di air jernih yang tidak terkena polusi. Di samping terumbu karang, Taman Laut Bunaken juga dihuni
beragam jenis ikan, seperti ikan kuda gusumi, oci putih, lolosi ekor kuning,
goropa. Ikan lain di laut Indonesia yang sudah dijadikan
industri, antara lain ikan tuna, tongkol, tenggiri, kerapu, baronang.
3 Di samping terumbu karang dan ikan, laut
Indonesia juga memiliki tumbuhan laut. Di Pulau Pari, Kabupaten Kepulauan
Seribu, misalnya dibudidayakan rumput laut dan penanaman bakau. Rumput laut di
sini sangat beragam bentuknya, ada yang bulat seperti tabung, pipih dan gepeng,
ada yang bulat seperti kantong, dan ada juga yang terurai seperti rambut. Semua
dapat hidup karena perawatannya dipantau secara berkala untuk melihat perkembangannya.
4. Ketiga biota laut tersebut sangat bermanfaat bagi
kehidupan manusia, seperti ikan dan rumput laut bermanfaat bagi kesehatan
karena banyak mengandung gizi. Terumbu karang itu juga berguna bagi ekologi dan
ekonomi. Di samping itu, biota laut Indonesia juga bermanfaat bagi perkembangan
pariwisata, seperti Raja Ampat di Papua, pulau Wangi-Wangi di Sulawesi Tenggara,
dan Bunaken di Menado. Keragaman biota laut ini juga bermanfaat bagi
lingkungan, terutama bakau yang telah menahan
abrasi dari besarnya hantaman gelombang dan ombak laut.
2.
Mengembangkan
Tugas
Tabel 1. Penilaian Hasil Menelaah Teks Hasil Observasi
Indikator
Pencapaian Kompetensi
|
Teknik Penilaian
|
Bentuk Penilaian
|
Instrumen
|
Menelaah
struktur, kaidah, dan kebahasaan teks hasil observasi.
|
Tes tertulis
|
Tes uraian
|
Telaahlah teks hasil observasi di atas
berdasarkan struktur, kaidah, dan bahasanya!
|
a). Tugas Kinerja Siswa
Konteks:
“Fasilitas di sekolah Anda sudah sangat mendukung
pelaksanaan proses pembelajaran, terutama untuk materi pelajaran teks laporan
hasil observasi seperti adanya perpustakaan yang lengkap dan jaringan WIFI internet. Oleh karena itu, carilah
contoh laporan observasi lain, baik itu dari surat kabar, majalah, ataupun
internet. Secara berkelompok (dari 25 siswa, 5 siswa dalam 1 kelompok
berdasarkan urutan nama absensi), telaahlah laporan observasi tersebut dengan
pedoman aspek-aspek yang akan ditelaah sebagai berikut”.
Aspek
Telaah
|
Penjelasan
|
Bagian
Paragraf ke-
|
|
a. Judul Laporan
|
|
|
|
b. Sumber
|
|
|
|
c. Struktur
|
a. Pendahuluan
|
|
|
b. Pembahasan
|
|
|
|
c. Simpulan
|
|
|
|
d. Kaidah
|
Fakta-fakta
|
|
|
e. Kebahasaan
|
a. Kelugasan
|
|
|
b. Kebakuan
|
|
|
|
c. Peristilahan
|
|
|
Berdasarkan pedoman telaah di atas, maka:
a.
Tulislah hasil telaah dalam bentuk karangan esai
sepanjang 2 sampai 3 halaman kertas doublefolio.
b.
Setelah karangan esainya selesai, maka
dipresentasikanlah hasil telaah kelompok Anda itu di depan kelompok lain untuk
mereka tanggapi.
Tabel 2. Penilaian Hasil Merevisi teks hasil observasi
Indikator
Pencapaian Kompetensi
|
Teknik Penilaian
|
Bentuk Penilaian
|
Instrumen
|
Merevisi teks hasil observasi dari aspek isi, susunan,
dan kebahasaan,
|
Tes Tertulis
|
Tes
Uraian
|
Berikanlah
komentar dan perbaikilah terhadap laporan observasi di bawah ini.
|
b) Tugas
Kinerja Siswa:
Konteks:
“Penyuntingan atau merevisi bertujuan untuk
menjadikan suatu tulisan menjadi lebih baik. Hal tersebut terkait pula dengan penulisan
laporan hasil observasi. Penyuntingan/ merevisi perlu kita lakukan, baik itu
terhadap isi, susunan, ataupun bahasanya.
Untuk
itu, perhatikan kutipan kalimat laporan hasil observasi di bawah ini dan berikanlah
komentar dan perbaikilah terhadap laporan observasi di bawah ini”.
a. Gunakanlah ejaan yang tepat pada
teks berikut.
1.
pertarungan belanda dan italia
diramalkan berlangsung alot mengingat dua tim punya karakter permaianan
bertolak belakang meskipun mereka samasama mengandalkan organisasi permainan
secara kolektif dengan memfokuskan keseimbangan kekuatan bertahan
b. Terdapat beberapa kata yang penulisannya
salah dalam teks di bawah ini. Secara berdiskusi, tunjukkanlah kata-kata yang
dimaksud. Selanjutnya, perbaikilah.
1.
Belajar adalah kegiatan siswa yang pokok
dan pertama. Tentang tugas pelajar atau siswa, apapun system yang diterapkan
oleh pemerintah, tugas pokok siswa adalah tetrap sama yaitu belajar secara
efektip. Kreativitas siswa sangat diperlukan untuk menuju sukses.
c. Jelaskan penyebab ketidakefektifan
kalimat di bawah ini! Kemudian, perbaikilah kalimat tersebut!
1.
Pendidikan nonformal yang lebih dikenal
dengan pendidikan luar sekolah seperti kursus-kursus.
Berilah komentar ataupun koreksian terhadap laporan
tersebut!
Aspek
penyuntingan
|
Pertanyaan
|
Komentar
dan Penyuntingan
|
1. Isi
|
a. Apakah fakta-faktanya sudah jelas
dan dapat dipertanggungjawabkan?
b.
Apakah tabel, grafik, dan gambar-gambar grafis yang disajikannya sudah
sesuai?
|
|
2. Susunan
|
a.
Apakah bagian-bagiannya itu sudah lengkap?
b. Apakah hubungan antarbagiannya sudah logis?
|
|
3. Penggunaan bahasa
|
a.
Apakah penulisan huruf-hurufnya sudah sesuai dengan ejaan?
b.
Apakah penggunaan kata-katanya sudah baku?
c.
Apakah kalimat-kalimatnya sudah efektif?
|
|
Tabel 3. Penilaian Hasil Meringkas Teks Hasil
Observasi secara Lisan dan Tulisan
Indikator
Pencapaian Kompetensi
|
Teknik
Penilaian
|
Bentuk Penilaian
|
Instrumen
|
Menentukan ide pokok yang terdapat pada teks hasil
observasi.
|
Tes
tertulis
|
Tes
objektif
|
Tentukanlah ide-ide
pokok dari laporan hasil observasi di atas dan buatlah ringkasannya!
|
Tugas Kinerja Siswa:
Konteks:
“Ringkasan disusun berdasarkan
pokok-pokok yang ada pada setiap bagian laporan. Kalaulah dalam laporan itu
terdapat lima bagian, setiap bagian itu diupayakan harus memiliki satu wakil
pernyataan di dalam ringkasan.
Ide-ide pokok suatu laporan observasi
dapat dijumpai pada bagian awal atau akhir dari setiap paragrafnya. Adapun
berdasarkan letak ide pokoknya itu, paragraf-paragraf di dalam laporan
observasi dapat dikelompokkan menjadi paragraf deduktif dan paragraf induktif.
a. Paragraf
deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya berada di awal paragraf.
b. Paragraf
induktif adalah paragraf yang kalimat utamanya berada pada akhir paragraf.
Bacalah
teks laporan hasil observasi di bawah ini!
JENGKOL
Jering atau jengkol (Archidendron Pauciflorum) adalah
tumbuhan khas di wilayah Asia Tenggara. Bijinya digemari di Malaysia, Thailand,
dan Indonesia sebagai bahan pangan. Tanaman jengkol termasuk dalam suku
polong-polongan. Buahnya berupa polong dan bentuknya gepeng berbelit membentuk
spiral. Berwarna lembayung tua. Biji buah jengkol berkulit ari tipis dengan
warna coklat mengkilap. Dalam keadaan matang bijinya keras, namun berubah
menjadi lunak dan empuk setalah direbus atau sedikit liat setelah digoreng.
Tekstur inilah yang membuatnya disukai, walaupun beberapa orang juga suka
mengkonsumsi biji mudanya dalam keadaan mentah yang jauh lebih keras dan pahit.
Semakin tua, warna biji jengkol akan mengarah ke warna kuning dan akhirnya
merah atau cokelat setelah benar-benar matang.
Jengkol
diketahui dapat mencegah diabetes dan bersifat diuretik sehingga baik untuk
kesehatan jantung. Tanaman jengkol juga diperkirakan mempunyai kemampuan
menyerap air tanah yang tinggi sehingga bermanfaat dalam konservasi air disuatu
tempat. Efek negatif jengkol adalah bau tidak sedap pada urin dan keringat yang
muncul setelah mengkonsumsi bijinya, terutama bila dimakan segar sebgai lalap.
Selain itu, menkonsumsi berlebihan biji jengkol dapat menyebabkan terjadinya
penumpukan kristal disaluran urin yang disebut “jengkolan”. Ini terjadi karena
jengkol mengandung asam jengkolat yang tinggi dansukar larut di air pada pH
yang asam. Konsumsi berlebihan akan menyebabkan terbentuknya kristal dan
menganggu urinasi. Salah satu ciri khas bangsa Amerika
adalah kesukaannya membuat peringkat.Apa pun diperingkat. Tidak terkecuali
dunia bisnis. Majalah terkenal seperti Fortune atau US News sering menampilkan
peringkat perusahaan berdasarkan penjualan, besarnya aset yang dimiliki, atau
berdasarkan besarnya tingkat keuntungan. Kedua, iklim kompetensi semakin ketat.
Jelaslah bahwa membuat peringkat bagi masyarakat Amerika merupakan hal yang
biasa.
Tentukanlah ide-ide pokok dari
laporan hasil observasi di atas dan buatlah ringkasannya!
Dengan
kriteria penilaiannya:
1. Ketepatan
jenis teks
2. Kesesusaian
teks
3. Organisasi
teks
4. Keefektifan
kalimat
5. Ketepatan
penulisan ejaan dan tanda baca
C.
Mengembangkan
Rubrik
TABEL
RUBRIK PENILAIAN MENELAAH, MEREVISI, DAN MERINGKAS TEKS HASIL OBSERVASI
Aspek
|
Kriteria
|
Bobot
|
Tingkat Kinerja
|
Skor
|
||
Tinggi
(3)
|
Sedang
(2)
|
Rendah
(1)
|
||||
Menelaah
teks hasil observasi
|
Identitas Isi
|
x 2
|
Jawaban sempurna, dapat
mengetahui
5 W + 1 H dalam isi
teks (apa, mengapa, siapa, di mana, kapan, bagaimana)
|
Jawaban kurang sempurna, 3 poin
yang dapat diketahui
|
Jawaban tidak
sempurna,1 poin yang diketahui
|
|
Struktur Teks
|
x 3
|
Tugas terdiri dari
definisi umum, deskripsi bagian isi, deskripsi kegunaan
|
2 poin yang benar
|
1 poin yang benar
|
|
|
Ciri Kebahasa-
An
|
x 4
|
Dapat menyebutkan di
atas 5 dari ciri kebahasaan (ditinjau dari: repetisi, kata ganti, dan konjungsi)
|
3 yang dapat
diketahui
|
1 yang dapat
diketahui
|
|
|
Jumlah
|
9
|
27
|
18
|
9
|
|
|
Aspek
|
Kriteria
|
Bobot
|
Tingkat Kinerja
|
Skor
|
||
Tinggi
(3)
|
Sedang
(2)
|
Rendah
(1)
|
||||
Merevisi
teks hasil observasi
|
Isi
|
x
2
|
Gagasan
diungkapkan dengan jelas;
padat; tertata dengan
baik; urutan logis; kohesif
|
Kurang terorganisasi
tetapi ide utama ternyatakan;
pendukung terbatas;
logis tetapi tidak lengkap
|
Gagasan kacau atau
tidak terkait; urutan dan
pengembangan kurang
logis
|
|
Kebahasa-an
|
x
3
|
Penguasaan kata canggih;
pilihan kata dan ungkapan
efektif; menguasai
pembentukan kata; penggunaan
register tepat
|
Penguasaan kata memadai;
pilihan,
bentuk, dan penggunaan kata/ ungkapan
kadangkadang
salah, tetapi tidak mengganggu
|
Penguasaan kata terbatas;
sering
terjadi kesalahan bentuk,
pilihan, dan penggunaan
kosakata/ung-
kapan; makna membingung-
kan atau
tidak jelas
|
|
|
Ejaan
|
x
4
|
Penguasaan kata canggih;
pilihan kata dan ungkapan
efektif; menguasai
pembentukan kata; penggunaan
register tepat
|
Penguasaan kata terbatas;
sering
terjadi kesalahan bentuk,
pilihan, dan penggunaan
kosakata/ungkapan; makna
membingungkan atau
tidak jelas
|
Penguasaan kata terbatas;
sering
terjadi kesalahan bentuk,
pilihan, dan penggunaan
kosakata/ung-
kapan; makna membingung-
kan atau
tidak jelas
|
|
|
|
Jumlah
|
9
|
27
|
18
|
9
|
|
Aspek
|
Kriteria
|
Bobot
|
Tingkat Kinerja
|
Skor
|
||
Tinggi
(3)
|
Sedang
(2)
|
Rendah
(1)
|
||||
Meringkas
teks hasil observasi
|
Ketepatan
jenis teks
|
x 2
|
Layak disebut
sebagai ringkasan
|
Hampir disebut sebagai
ringkasan
|
Tidak
dapat disebut ringkasan
|
|
Kesesuaian
teks
|
x 2
|
Sesuai dengan teks
aslinya
|
Hampir sesuai
dengan teks aslinya (3 ketidaksesuai)
|
Banyak
ketidaksesuaian dengan teks asllinya (5 ketidaksesuai)
|
|
|
Organisasi
teks
|
x 4
|
Hanya memuat
ide-ide pokoknya
|
2 tidak memuat
ide-ide pokok
|
3 tidak memuat ide
pokok
|
|
|
|
Keefektifan
kalimat
|
x 3
|
Kalimat-kalimat itu
sudah efektif
|
2 kalimat yang
tidak efektif
|
3 kalimat yang
tidak efektif
|
|
|
Ketepatan
penulisan ejaan dan tanda baca
|
x 3
|
Tidak ada kesalahan
dalam penulisan ejaan dan tanda baca
|
2 kesalahan dalam
penulisan ejaan dan tanda baca
|
5 kesalahan dalam
penulisan ejaan dan tanda baca
|
|
|
Jumlah
|
14
|
42
|
28
|
14
|
|
D. Pelaksanaan Penelitian
Lembar Validasi Instrumen
Anda diminta memilih salah satu pilihan untuk setiap
nomor item validasi sesuai dengan pemahaman Anda tentang instrumen ini.
No.
|
Pernyataan
|
Pilihan
|
||
1
|
2
|
3
|
||
A. ISI
|
||||
1
|
Apakah konten materi pembelajaran yang ditugaskan
kepada siswa, terkait dengan isi kurikulum sebagaimana dinyatakan
dalam tujuan dan sasaran.
|
|
|
|
2
|
Apakah konten materi pembelajaran yang ditugaskan
kepada siswa, tidak terkait dengan isi kurikulum sebagaimana dinyatakan
dalam tujuan dan sasaran.
|
|
|
|
B. BAHASA
|
||||
1
|
Apakah penggunaan bahasa dalam instrumen, mudah dipahami.
|
|
|
|
2
|
Apakah penggunaan bahasa dalam instrumen, tidak
dipahami.
|
|
|
|
C. GRAFIKA
|
||||
1
|
Apakah lay out (huruf, warna, kebersihan) sudah
mendukung untuk memudahkan siswa mengerjakan tugas.
|
|
|
|
2
|
Apakah lay
out (huruf, warna, kebersihan) kurang
mendukung untuk memudahkan siswa mengerjakan tugas.
|
|
|
|
Saran:............................................................................................................................................................................................................................
Pekanbaru,
9 April 2014
Validator,
........................................
DAFTAR
NILAI
Menelaah
dan Merevisi Teks Hasil Observasi
|
Tanggal:
..................................................
|
|||||
No.
|
Nama
|
NIS
|
Nomor
Tugas
|
Jumlah
|
||
1.
|
|
|
|
|
|
|
2.
|
|
|
|
|
|
|
3.
|
|
|
|
|
|
|
4.
|
|
|
|
|
|
|
5.
|
|
|
|
|
|
|
6.
|
|
|
|
|
|
|
Skor Akhir = Skor Perolehan x
100
Skor Maksimal
DAFTAR NILAI
Meringkas
Teks Hasil Observasi
|
Tanggal:
..................................................
|
|||||
No.
|
Nama
|
NIS
|
Nomor
Tugas
|
Jumlah
|
||
1.
|
|
|
|
|
|
|
2.
|
|
|
|
|
|
|
3.
|
|
|
|
|
|
|
4.
|
|
|
|
|
|
|
5.
|
|
|
|
|
|
|
Skor Akhir = Skor Perolehan x
100
Skor Maksimal
DAFTAR
RUJUKAN
Atmazaki. 2013.
Penilaian Alternatif dalam Pembelajaran
Bahasa Indonesia. Padang:UNP Press.
Anderson,
Lorin W. dan Krathwohl, David R. (ed)
, 2010. Kerangka Landasan untuk
Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen : Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
B. Uno, Hamzah
dan Satria Koni. 2012. Assessment
Pembelajaran: Salah Satu Bagian Penting dari Pelaksanaan Pembelajaran yang
tidak Dapat Diabaikan adalah Pelaksanaan Penilaian. Jakarta: Bumi Aksara.
Djaali.
2013. Psikologi Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Eriyanto. 2009. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta. LKiS Printing Cemerlang.
Mulyadi, Yadi dan Fitria Danaira. 2013. Bahasa Indonesia SMA/ MA/ SMK Kelas X. Bandung: Yrama Widya.
Sani, Ridwan Abdullah. 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi
Aksara.
Sudjana, Nana. 2013. Dasar-Dasar Proses Belajar Mrngajar.
Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sudaryono. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Saddhono, Kundharu dan St. Y. Slamet. 2012. Meningkatkan Keterampilan Berbahasa
Indonesia: Teori dan Aplikasi. Bandung: Karya Putra Darwati.
Warsono dan
Hariyanto. 2012. Pembelajaran Aktif:
Teori dan Asesmen. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Yamin, Martinis.
2009. Strategi Pembelajaran berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung Persada (GP)
Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar