Kamis, 08 Mei 2014

EVALUASI PEMBELAJARAN BAHASA



BAB I
PENDAHULUAN



A.   Latar  Belakang

Penilaian hasil belajar merupakan salah satu kegiatan dalam dunia pendidikan yang penting. Pada satu sisi, dengan penilaian hasil belajar yang dilakukan dengan baik dapat diketahui tingkat kemajuan belajar siswa, kekurangan, kelebihan, dan posiisi siswa dalam kelompok.  Pada sisi yang lain, penilaian hasil belajar yang baik akan merupakan feed back bagi guru untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan proses belajar mengajar.
Idiealnya, penilaian pada bidang apapun dilakukan dengan menggunakan prosedur dan instrumen yang standar. Prosedur yang standar adalah suatu prosedur penilaian yang dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah tertentu dan perlakukan yang adil pada siswa dengan mempertimbangankan situasi waktu, tempat, dan berbagai keragaman pada siswa. Sedangkan instrumen yang standar adalah instrumen yang disusun menggunakan prosedur pengembangan instrumen yang baku dan dapat dipertanggungjawabkan tingkat validitas dan reliabilitasnya.
Ada dua pendekatan penilaian dalam seni yang sering dipergunakan dalam dunia pendidikan, yaitu pendekatan objektif dan pendekatan subjektif (intuitif). Penerapan penilaian dengan pendekatan objektif maupun intuitif secara ekstem masing-masing mempunyai kelemahan. Pendekatan objektif mempersyaratkan sifat satu dimensi dari objek pengukuran, padahal penilaian dalam bahasa khususnya pada pelajaran bahasa Indonesia pada umumnya objeknya adalah perilaku yang sangat kompleks (multidimensi), dan penampilan yang diamati relatif panjang durasi waktunya, sehingga apabila dilakukan penilaian terhadapnya akan membutuhkan instrumen yang sangat panjang. Evaluasi pengajaran kehadirannya untuk dinilai hanya sesaat dan tidak dapat diulang kembali. Sekalipun bisa diulang misalnya dengan rekaman audio visual, situasinya sudah berubah dari situasi yang sesungguhnya.
            Pada sisi yang lain, pendekatan subjektif cenderung bersifat intuitif, subjektifitas penilai sangat tinggi. Kemampuan pengetahuan penilai sangat mempengaruhi hasil penilaian. Akibatnya objektifitas penilaian sulit dipertanggung-jawabkan. Salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar sebagai bagian dari peningkatan kualitas pendidikan dapat dilakukan melalui sistem penilaian. Seperti yang sudah di ketahui oleh semua khalayak guru bahwa penilaian yang umum dan wajib di ketahui dan dipahami oleh para pendidik adalah penilaian dari segi kognitif, afektif dan psikomotor. Ketiga penilaian ini dilakukan dengan berbagai macam teknik.
Penilaian kinerja siswa merupakan salah satu alternatif penilaian yang difokuskan pada dua aktivitas pokok, yaitu: observasi proses saat berlangsungnya unjuk keterampilan dan evaluasi hasil cipta atau produk. Penilaian bentuk ini dilakukan dengan mengamati saat siswa melakukan aktivitas di kelas atau menciptakan suatu hasil karya sesuai dengan tujuan pembelajarannya. Kecakapan yang ditampilkan siswa adalah variabel yang dinilai. Penilaian terhadap kecakapan siswa didasarkan pada perbandingan antara kinerja siswa dengan target yang telah ditetapkan. Proses penilaiannya dilakukan mulai persiapan, melaksanakan tugas sampai dengan hasil akhir yang dicapainya. Oleh karena itu penilaian dengan tertulis dan lisan saja tidak dapatt mewakili secara keseluruhan segala penilaian yang di inginkan apalagi dengan materi pembahasan yang menuntut siswa agar dapat memecahkan masalah dan menenukan sikap, bekerja sama dengan teman sekelompoknya dan lain-laiannya.
Maka penilaian kinerja akan menjawab semua pertanyaan yang belum bisa terjawab pada penilaian secara lisan dan tulisan, bertitik tolak dalam hal tersebut maka penulis dalam tulisan ini menguak lebih mendalam mengenai Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Indikator, tugas kinerja siswa, dan rubrik penilaian.












BAB II
KAJIAN TEORI


A.    Menelaah Teks Hasil Observasi
1)      Fakta Menelaah Teks
         Membaca telaah isi cenderung untuk dilakukan oleh semua orang yang menemukan ketertarikan pada bahan bacaan yang telah dibacanya dengan sekilas. Biasanya pembaca pembaca ingin menelaah isinya secara mendalam dan tertarik untuk membacanya dengan teliti. Tarigan (2008) menyebutkan bahwa “Menelaah isi sesuatu bacaan menuntut ketelitian, pemahaman, kekritisan berfikir, serta keterampilan menangkap ide-ide yang tersirat dalam bacaan”. Dari pendapat Tarigan tersebut kita dapat membagi aktivitas dari membaca telaah isi menjadi beberapa aktivitas membaca, diantaranya: (a) membaca teliti, (b) membaca pemahaman, (c) membaca kritis, dan (d) membaca ide.

2)      Konsep Menelaah Teks
         Membaca analisis atau telaah isi merupakan suatu aktivitas membaca untuk menangkap informasi penting dari suatu bacaan yang menarik perhatian pembaca, dengan melibatkan pemahaman, keterampilan menangkap ide bacaan serta ketelitian dalam membaca bahan bacaan. Artinya, membaca telaah isi adalah membaca yang dilakukan untuk menelaah isi bacaan. Dengan kata lain, menelaah adalah mengamati perbagian isi bacaan.
         Kata “analisis” menurut teori Benyamin S. Bloom (dalam Djaali, 2013:77) pengertiannya adalah kemampuan mengurai pemikiran yang kompleks, dan mengenai bagian-bagian serta hubungannya; sedangkan Sudjana (2013:51-52) menjelaskan bahwa “Analisis adalah kesanggupan  memecah, mengurai suatu integritas (kesatuan yang utuh) menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian yang mempunyai arti, atau mempunyai tingkatan atau hirarki. Dikatakannya lagi bahwa kemampuan  menalar, pada hakikatnya mengandung unsur analisis. Bila kemampuan analisis telah dimiliki seseorang, maka seseorang akan dapat mengkreasi sesuatu yang baru”.
         Yamin (2009: 29) menjelaskan, “Analisis (analysis) adalah kemampuan untuk mengidentifikasi, memisahkan dan membedakan komponen-komponen atau elemen suatu fakta, konsep pendapat, asumsi, hipotesa atau kesimpulan, dan memeriksa setiap komponen tersebut untuk melihat ada tidaknya kontradiksi. Dalam hal ini siswa diharapkan menunjukkan hubungan diantara berbagai gagasan dengan cara membandingkan gagasan tersebut dengan standar, prinsip, atau prosedur yang telah dipelajari”. Lalu, B. Uno dan Satria Koni (2012:62), penerapan analisis diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menggunakan pengetahuan dalam memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari.
         Kata analisis menurut Wardoyo (2013:43), Sani (2013:54), dan B. Uno (2012:140) adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan di antara bagian-bagian atau faktor-faktor lainnya. Selanjutnya, Sudaryono (2012:45) menjelaskan, analisis (analysis) yaitu kemampuan seseorang untuk menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan di antaranya: mencakup kemampuan untuk merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian, sehingga struktur keseluruhan atau organisasinya dapat dipahami dengan baik, yang dinyatakan dengan penganalisisan bagian-bagian pokok atau komponen-komponen dasar dengan hubungan bagian-bagian itu.
         Yang termasuk dalam kategori menganalisis menurut Suwarto  (2013:24) adalah usaha mengurai suatu materi menjadi bagian-bagian penyusunannya dan menentukan hubungan antara bagian-bagian tersebut dan hubungan antara bagian-bagian tersebut dengan materi tersebut secara keseluruhan, sedangkan Anderson dan Krathwohl (2010:43) mengemukakan bahwa menganalisis berarti memecah-mecah materi jadi bagian-bagian penyusunnya dan menentukan hubungan-hubungan  antarbagian itu dan hubungan antara bagian-bagian tersebut  dan keseluruhan  struktur  atau tujuan.
         Mulyadi dan Danaira (2013:18) mengemukakan bahwa menganalisis sebuah teks bukan hanya dapat dilakukan pada struktur dan kaidahnya, namun dapat pula dilakukan pada aspek-aspek kebahasaannya, seperti keefektifan kalimat, pilihan kata, dan penggunaan ejaan/ tanda bacaannya. Kemudian, Saddhono dan St. Y. Slamet (2012:85) mengatakan bahwa menganalisis adalah aktivitas pemahaman apa yang dibaca sebagai proses aktif.
         Eriyanto (2009:49-51) mengatakan, “Analisis teks  memiliki karakteristik ditinjau dari aspek paradigma kritis, yakni: (1) bertujuan kritik sosial; (2) merupakan realitas semu yang telah terbentuk oleh proses sejarah dan kekuatan-kekuatan sosial, budaya, dan ekonomi politik; (3) nilai, etika, pilihan moral menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari analisis; (4) titik perhatian analisis pada penafsiran subjektif atas teks; (5) mengutamakan analisis komprehensif, kontekstual, dan multilevel; dan (6) memperhatikan konteks sosial historis, sosial, budaya, ekonomi, dan politik dari teks”.

3)       Prinsip Menelaah Teks
Membaca telaah bahasa atau content study reding mempunyai kesamaan dengan pelajaran membaca dalam hati. Aktifitas kedua kegiatan membaca tersebut dilaksanakan dengan tidak bersuara.
Menurut Muchlisoh dkk. (1996) tujuan membaca telaah bahasa secara rinci adalah sebagai berikut: (1) bertambahnya kosakata yang dimiliki siswa dan (2) bertambahnya pengetahuan tata bentukan kata, tata kalimat, tata tulis, dan semantik siswa.
Selain dari beberapa tujuan khusus membaca telaah bahasa seperti yang disampaiakan Muchlisoh dkk, maka kitapun perlu mengetahui bahwa tujuan utama membaca telaah bahasa adalah untuk memperbesar daya kata dan mengembangkan kosa kata. Setiap orang mempunyai dua jenis daya kata yaitu: (1) dipergunakan dalam berbicara dan menulis dan (2) dipergunakan dalam membaca dan menyimak (Tarigan,2008).

4)      Prosedur Menelaah Teks
         Bahan yang dipakai dalam pembelajaran membaca telaah bahasa dapat diambil dari beberapa sumber, misalnya: dari bekas bahan yang digunakan dalam membaca teknik, bahan yang dipakai dalam membaca dalam hati, atau bahan lain yang sifatnya masih baru. Sumber bahan dapat diperoleh dari sumber bahan buku paket, buku rujukan, majalah, dan sebagainya. Isi bahan dalam kegiatan membaca bahasa dapat berupa bahan yang menyangkut masalah ilmu pengetahuan alam, sosial, budaya, dan kesusastraan. Adapun yang perlu diingat dalam kegiatan membaca bahasa adalah bahan yang akan digunakan harus memuat struktur bahasa.
         Adapun aspek penelahaan teks hasil observasi adalah sebagai berikut.
1.    Menelaah/ mengidentifikasi  isi teks hasil observasi.
2.    Menelaah/ mengidentifikasi  struktur teks hasil observasi.
3.    Menelaah/ mengidentifikasi  bahasa teks hasil observasi: repetesi/ pengulangan kata, kata ganti, dan konjungsi.

B.    Merevisi Teks Hasil Observasi
1)      Fakta Merevisi Teks
          Dalam dunia kepenulisan, revisi adalah hal yang tidak bisa kita abaikan. Untuk bisa menciptakan tulisan yang bagus, tentu kita jangan pernah sungkan untuk melakukan revisi. Penulis yang baik adalah penulis yang tidak takut untuk merevisi tulisannya yang bahkan sudah selesai. Namun, seperti apa kegiatan merevisi itu? Apa bedanya dengan mengedit? Merevisi artinya mengubah sesuatu yang sudah ditulis atau dicetak, dalam rangka untuk melakukan koreksi, memperbaiki, atau memperbarui. Editing adalah bagian dari revisi,  tetapi editing tidak sampai mengubah substansi dari sebuah tulisan, sedangkan merevisi itu kadang harus menulis ulang sebuah tulisan yang sudah selesai!
          Tahap revisi atau perbaikan menyatu dengan proses menulis. Pada kenyataannya, sebuah tulisan yang panjang bisa saja mengalami beberapa kali revisi sebelum benar-benar menjadi sebuah tulisan yang siap disajikan kepada pembaca.

2)      Konsep Merevisi Teks
         Merevisi menurut kamus adalah peninjauan (pemeriksaan) kembali untuk perbaikan. Pada dasarnya merevisi dan menyunting memiliki tujuan sama, yaitu upaya memperbaiki karangan/ naskah sehingga layak diterbitkan. Perbedaannya, kalau menyunting dilaksanakan sebelum tulisan/karangan diterbitkan, sedangkan merevisi biasanya dilaksanakan setelah karangan diterbitkan/ diedarkan dan ditemukan kesalahan yang mendasar baik dari segi isi maupun segi fisik buku sehingga buku perlu ditarik dan direvisi kembali.

3)      Prinsip Merevisi Teks
        Merevisi teks hasil observasi memunyai 2 prinsip, yaitu sebagai berikut.
(1)   Prinsip Kesatuan (unity)
        Prinsip kesatuan (unity) diterapkan untuk melihat pemenuhan unsur-unsur materi yang ada pada setiap satuan /bagian tulisan, dalam hal ini minimal adalah paragraf. Unity dapat terpenuhi manakala suatu paragraf mengandung satu ide yang didiskusikan/dikembangkan. Selanjutnya, yang perlu diperhatikan adalah masing-masing kalimat pendukung harus secara langsung memjelaskan atau membuktikan ide pokok yang sudah tertulis dalam suatu kalimat topik. Janganlah mencamtumkan informasi apapun yang tidak berhubungan langsung dengan kalimat topik (Oshima dan Hogue, 1999).
Contoh:
Kalimat topik:
Penyakit epidemik HIV/ AIDS masih terus berkembang secara eksposif di berbagai belahan bumi.

Relevan kalimat pendukung:
-          Di Eropah bagian Timur dan Pusat, HIV menyebar dengan cepat diberbagai negara yang sebelumnya tidak pernah ditemukan kasus serupa pada tahun-tahun sebelumnya.

-          Di China, diperkirakan ada 10.000 orang terinfeksi HIV pada akhir tahun 1993, kemudian jumlah ini berkembang sampai ssepuluh kali lipat, menjadi 100.000 orang pada tahun 1995.

Kalimat pendukung tidak relevan:
Ibu-ibu dapat menjangkitkan virus HIV kepada anak-anak mereka selama kehamilan dan melahirkan atau ketika mereka menyusui anaknya…

          Pada prinsip unity inilah (Langan,1987) menyebutnya: (1) memiliki poin adalah ide pokok yang terkandung dalam suatu penulisan dan (2) dapat ditunjukkan pada kalimat-kalimat pendukung yang memberikan fakta dan data mengenai argumen yang sudah penulis usung.

(2)   Prinsip Koherensi (coherence)
           Prinsip revisi yang ke dua adalah koherensi (coherence) digunakan untuk melihat keterkaitan dan penyusunan setiap fakta, data maupun argumen untuk menjelaskan ide-ide pokok. Koherensi berasal dari kata cohere (Bahasa Latin) yang artinya terkait satu sama lain. Dengan demikian, setiap kalimat dengan kalimat yang mengikutinya dan menggunakan harus ada keterkaitan. Bagian yang satu dengan bagian yang mengikutinya juga harus logis, lancar, dan halus. Beberapa cara untuk memperhalus urutun kalimat, bagian kalimat, diantaranya dengan menggunakan kata-kata kunci yang diulang-ulang. Ditulis untuk mengingatkan subjek yang sedang ditulis. Kata-kata transisi seperti: pertama-tama, selanjutnya, kemudian dapat digunakan untuk memperhalus tulisan. Paragraf transisi juga dapat digunakan untuk menyambungkan bagian-bagian yang tampak terpotong argumentasinya/ urutan fakta dan datanya.
          Jadi, dari dua prinsip di atas sebenarnya untuk merevisi aspek isi, bahasa, dan ejaan teks hasil observasi adalah juga terdapat di dalam dua prinsip tersebut.

4)      Prosedur Merevisi Teks
       Jika kita ingin membuat tulisan yang bagus, revisi adalah hal yang tidak boleh kita tinggalkan. Prosedur atau caranya sebagai berikut.
(1)  Minta Pendapat Teman untuk Merevisi.
          Sebagai penulis pemula, terkadang kita tidak bisa melihat kelemahan yang terdapat di dalam tulisan kita. Kita merasa tulisan kita baik-baik saja. Jadi, ketika ingin merevisi, kita sering bertanya-tanya dalam hati: “Apanya yang harus direvisi?” Untuk menghindari pertanyaan seperti ini, ada baiknya kita berbagi dengan teman dekat kita yang sesama penulis. Kita serahkan tulisan kita kepada mereka dan mintailah pendapatnya.
(2)   Jangan Pernah Malas Merevisi.
Jika kita malas merevisi, tentu karya-karya kita tidak akan bisa tergarap dengan maksimal, padahal karya kita itu memliki potensi yang besar untuk menjadi sebuah karya yang bagus. Dengan malas merevisi, itu artinya kita tidak peduli dengan nasib tulisan kita. Sebaliknya, dengan kita melakukan revisi, tulisan kita akan menjadi tulisan yang bagus dan berkualitas. Yang perlu dilakukan oleh siswa pada tahap merevisi tulisan adalah sebagai berikut.
a.         Berbagi tulisan dengan teman-teman (kelompok).
b.        Berpartisipasi secara konstruktif dalam diskusi tentang tulisan teman-teman sekelompok atau sekelas.
c.         Mengubah tulisan mereka dengan memperhatikan reaksi dan komentar baik dari pengajar maupun teman.
d.        Membuat perubahan yang substantif pada draft pertama dan draft berikutnya, sehingga menghasilkan draft akhir.
       Pada tahap merevisi atau disebut juga menyunting, hal-hal yang perlu dilakukan oleh siswa adalah sebagai berikut.
a.    Membetulkan kesalahan bahasa tulisan mereka sendiri.
b.    Membantu membetulkan kesalahan bahasa dan tata tulis tulisan mereka sekelas/ sekelompok.
c.    Mengoreksi kembali kesalahan-kesalahan tata tulis tulisan mereka sendiri.
Dalam kegiatan penyuntingan atau perevisian, sekurang-kurangnya ada dua tahap yang harus dilakukan. Pertama, penyuntingan/ perevisian tulisan untuk kejelasan penyajian. Kedua, penyuntingan/ perevisian bahasa dalam tulisan agar sesuai dengan sasarannya (Rifai, 1997). Penyuntingan/ perevisian tahap pertama akan berkaitan dengan masalah komunikasi. Tulisan diolah agar isinya dapat dengan jelas diterima oleh pembaca. Pada tahap ini, sering kali penyunting/ perevisi harus mereorganisasi tulisan karena penyajiannya dianggap kurang efektif. Ada kalanya, penyunting/ perevisian terpaksa membuang beberapa paragraf atau sebaliknya, harus menambahkan beberapa kalimat, bahkan beberapa paragraf untuk memperlancar hubungan gagasan. Dalam melakukan penyuntingan/ perevisian pada tahap ini, penyunting/ perevisi sebaiknya berkonsultasi dan berkomunikasi dengan penulis. Pada tahap ini, penyunting harus luwes dan pandai-pandai menjelaskan perubahan yang disarankannya kepada penulis karena hal ini sangat peka. Hal-hal yang berkaitan dengan penyuntingan/ perevisian tahap ini adalah kerangka tulisan, pengembangan tulisan, penyusunan paragraf, dan kalimat.
          Pemeriksaan atas kalimat merupakan penyuntingan tahap pertama juga. Pada tahap ini pun, sebaiknya penyunting/ perevisi berkonsultasi dengan penulis. Penyunting/ perevisi harus memiliki pengetahuan bahasa yang memadai. Dengan demikian, penyunting/ perevisi dapat menjelaskan dengan baik kesalahan kalimat yang dilakukan oleh penulis. Untuk itu, penyunting/ perevisi harus menguasai persyaratan yang tercakup dalam kalimat yang efektif. Kalimat yang efektif adalah kalimat yang secara jitu atau tepat mewakili gagasan atau perasaan penulis. Untuk dapat membuat kalimat yang efektif, ada tujuh hal yang harus diperhatikan, yaitu kesatuan gagasan, kepaduan, penalaran, kehematan atau ekonomisasi bahasa, penekanan, kesejajaran, dan variasi.
 Penyuntingan/ perevisian tahap kedua berkaitan dengan masalah yang lebih terperinci, lebih khusus. Dalam hal ini, penyunting berhubungan dengan masalah kaidah bahasa, yang mencakup perbaikan dalam kalimat, pilihan kata (diksi), tanda baca, dan ejaan. Pada saat penyunting/ perevisi memperbaiki kalimat dan pilihan kata dalam tulisan, ia dapat berkonsultasi dengan penulis atau langsung memperbaikinya.Hal ini bergantung pada keluasan permasalahan yang harus diperbaiki. Sebaliknya, masalah perbaikan dalam tanda baca dan ejaan dapat langsung dikerjakan oleh penyunting/ perevisi tanpa memberitahukan penulis. Perbaikan dalam tahap ini bersifat kecil, namun sangat mendasar.



C.     Meringkas Teks Hasil Observasi
1)      Fakta Meringkas Teks
Ciri-ciri ringkasan:
1.    Inti tidak meninggalkan urutan dasar karangan.
2.    Kerangka dasar masih tampak jelas.
3.    Memangkas gagasan utama menjadi lebih ringkas.
4.    Tujuannya untuk  memangkas gagasan.
Ringkasan ataupun rangkuman memiliki manfaat yakni sebagai sarana untuk membantu kita dalam mengingat isi sebuah buku atau uraian yang begitu panjang.
Panjangnya ringkasan bisa antara beberapa kalimat dan beberapa alinea, tergantung dari panjangnya naskah sumber dan tingkat kedetilan yang ingin Anda masukan dalam ringkasan. Dikatakan ringkas apabila sebagai berikut.
a)        Singkat: Sebuah ringkasan seharusnya merupakan reformulasi informasi yang paling penting dengan menggunakan kata-kata Anda sendiri. Ia harus jauh lebih singkat dari pada naskah asli dan harus tidak ada kutipan dari naskah sumber. Kalaupun ada, sedikit saja. Apabila Anda meringkas secara lisan, panjang ringkasan itu harus TIDAK LEBIH dari tiga menit. Setelah 3 menit, pendengar sudah tidak lagi memperhatikan dengan baik.
b)        Menyebutkan kembali (restate) ide utama naskah: Sebuah ringkasan memberikan sebuah gambaran singkat dari ide-ide sentral yang terungkap dalam naskah original.
c)        Mempunyai sebuah tujuan yang terfokus: Apabila anda mempunyai suatu tujuan khusus mengenai ringkasan itu, ia membantu anda memilih informasi penting saja dan tetap singkat.

2)      Konsep Meringkas Teks
          Ringkasan adalah penyajian karangan atau peristiwa yang panjang dalam bentuk yang singkat dan efektif. Ringkasan adalah sari karangan tanpa hiasan. Ringkasan itu dapat merupakan ringkasan sebuah buku, bab, ataupun artikel. Fungsi sebuah ringkasan adalah memahami atau mengetahui sebuah buku atau karangan. Dengan membuat ringkasan, kita mempelajari cara seseorang menyusun pikirannya dalam gagasan-gagasan yang diatur dari gagasan yang besar menuju gagasan penunjang, melalui ringkasan kita dapat menangkap pokok pikiran dan tujuan penulis.

3)      Prinsip Meringkas Teks
Adapun prinsip-prinsip meringkas teks, yaitu sebagai berikut.
1)        Baca dan baca lagi secara seksama naskah yang dipilih: Pastikan anda mengerti karya itu dan maksud penulis.
2)        Ingatlah kata-kata tanya yang utama: Siapa, Apa, Kapan, Di mana, Mengapa, dan Bagaimana.
3)        Reformulasikan poin-poin utama penulis dalam kata-kata anda sendiri: Hal ini membuat anda terbebas dari penjiplakan pikiran dan perkataan orang lain. Strategi ini juga memastikan agar Anda tahu apa yang menjadi ide utama.
4)        Buatlah draft ringkasan. Buatlah draft kasar (yang bisa saja lebih panjang dari yang dibutuhkan) sehingga Anda dapat langsung bekerja dengan memakai katakata Anda sendiri.
5)        Revisi draft: Hapus apa saja yang merupakan informasi tambahan -- hal-hal yang tidak langsung berkaitan dengan ide utama naskah.
6)         Review ringkasan: Baca kembali apa yang telah Anda tulis, atau minta seseorang membacakannya bagi Anda. Dapatkah seseorang yang belum pernah membaca naskah itu memahami apa yang terjadi? Apakah ide utamanya telah ditonjolkan? Kalau ada yang membacakan pekerjaan anda bagi Anda, satu cara yang baik untuk menguji efektivitas ringkasan tersebut adalah apabila orang tersebut dapat menceritakan ide sentral dari naskah tersebut tanpa membacanya kembali.


4)      Prosedur Meringkas Teks
Prosedur 1:
Langkah - langkah meringkas bacaan adalah sebagai berikut.
1)   Bacalah bacaan yang ingin diringkas secara keseluruhan sehingga pokok-pokok pikiran dari bacaan itu terpahami.
2)   Catatlah pokok-pokok pikiran dalam bacaan itu secara jelas dan ringkas.
3)   Susun kembali pokok-pokok pikiran itu secara logis dan sistematis.
Prosedur 2:
Langkah menyusun ringkasan, yaitu sebagai berikut.
1)   Membaca teks hasil observasi.
2)   Mengidentifikasi intisari teks mulai dari klasifikasi umum dan deskripsi.



















BAB III
PEMBAHASAN



A. Menentukan Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), dan Indikator
I.                   Kompetensi Inti (KI)
KI 4.        Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/ teori.
II.                Kompetensi Dasar (KD)
 KD 4.3 Menelaah dan merevisi teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek sesuai dengan struktur dan kaidah teks baik secara lisan maupun tulisan.
a)        Menelaah Teks Hasil Observasi.
1)   Rumusan Indikator:
      Siswa dapat:
1.      Mengidentifikasi isi teks hasil observasi.
2.      Mengidentifikasi struktur teks laporan hasil observasi.
3.     Mengidentifikafi bahasa teks laporan hasil observasi.

b)        Merevisi Teks Hasil Observasi
2)   Rumusan Indikator:
              Siswa dapat:
1)        Memperbaiki teks hasil observasi dari aspek isinya.
2)        Memperbaiki teks hasil observasi dari aspek susunannya.
3)        Memperbaiki teks hasil observasi dari aspek penggunaan bahasanya.
KD 4.4 Meringkas teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek baik secara lisan maupun tulisan.
Rumusan Indikator:
                          Siswa dapat:
1)        Menentukan ide pokok yang terdapat pada teks hasil observasi.
2)        Mengembangkan ide-ide pokok teks hasil observasi menjadi ringkasan.

B.   Memilih dan Mengembangkan Tugas
1.      Memilih Tugas
Contoh Teks Hasil Observasi
Bacalah dengan saksama teks laporan hasil observasi berikut!
          

Biota Laut
1   Biota laut adalah seluruh makhluk hidup yang berkembang biak di laut. Biota laut yang ada di perairan Indonesia merupakan salah satu kekayaan Indonesia yang sangat berlimpah. Biota laut itu di antaranya terumbu karang, ikan, dan tumbuh-tumbuhan            laut yang menjadi bagian dari ekosistem laut.
2   Terumbu karang di Taman Nasional Bunaken sangat banyak jenisnya. Terumbu karang ini hidup di pantai atau daerah yang terkena cahaya matahari dan hidup di        perairan yang berada kurang lebih lima puluh meter di bawah permukaan laut dengan suhu tertentu, serta di air jernih yang tidak terkena polusi. Di samping terumbu           karang, Taman Laut Bunaken juga dihuni beragam jenis ikan, seperti ikan kuda gusumi, oci putih, lolosi ekor kuning, goropa. Ikan lain di laut Indonesia yang sudah     dijadikan industri, antara lain ikan tuna, tongkol, tenggiri, kerapu, baronang.
3   Di samping terumbu karang dan ikan, laut Indonesia juga memiliki tumbuhan laut. Di Pulau Pari, Kabupaten Kepulauan Seribu, misalnya dibudidayakan rumput laut dan penanaman bakau. Rumput laut di sini sangat beragam bentuknya, ada yang bulat seperti tabung, pipih dan gepeng, ada yang bulat seperti kantong, dan ada juga yang terurai seperti rambut. Semua dapat hidup karena perawatannya dipantau secara      berkala untuk melihat perkembangannya.
4.  Ketiga biota laut tersebut sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia, seperti ikan dan rumput laut bermanfaat bagi kesehatan karena banyak mengandung gizi. Terumbu karang itu juga berguna bagi ekologi dan ekonomi. Di samping itu, biota laut Indonesia juga bermanfaat bagi perkembangan pariwisata, seperti Raja Ampat di Papua, pulau Wangi-Wangi di Sulawesi Tenggara, dan Bunaken di Menado. Keragaman biota laut ini juga bermanfaat bagi lingkungan, terutama bakau yang telah            menahan abrasi dari besarnya hantaman gelombang dan ombak laut.

2.      Mengembangkan Tugas

Tabel 1. Penilaian Hasil Menelaah Teks Hasil Observasi

Indikator
Pencapaian Kompetensi
Teknik Penilaian
Bentuk Penilaian
Instrumen
Menelaah struktur, kaidah, dan kebahasaan teks hasil observasi.
Tes tertulis
Tes uraian
Telaahlah teks hasil observasi di atas berdasarkan struktur, kaidah, dan bahasanya!



a). Tugas  Kinerja Siswa
Konteks:
“Fasilitas di sekolah Anda sudah sangat mendukung pelaksanaan proses pembelajaran, terutama untuk materi pelajaran teks laporan hasil observasi seperti adanya perpustakaan yang lengkap dan jaringan WIFI internet. Oleh karena itu, carilah contoh laporan observasi lain, baik itu dari surat kabar, majalah, ataupun internet. Secara berkelompok (dari 25 siswa, 5 siswa dalam 1 kelompok berdasarkan urutan nama absensi), telaahlah laporan observasi tersebut dengan pedoman aspek-aspek yang akan ditelaah sebagai berikut”.
Aspek Telaah
Penjelasan
Bagian Paragraf ke-
a. Judul Laporan


b. Sumber


c. Struktur
a. Pendahuluan


b. Pembahasan


c. Simpulan


d. Kaidah
Fakta-fakta


e. Kebahasaan
a. Kelugasan


b. Kebakuan


c. Peristilahan



Berdasarkan pedoman telaah di atas, maka:
a.         Tulislah hasil telaah dalam bentuk karangan esai sepanjang 2 sampai 3 halaman kertas doublefolio.
b.         Setelah karangan esainya selesai, maka dipresentasikanlah hasil telaah kelompok Anda itu di depan kelompok lain untuk mereka tanggapi.



Tabel 2. Penilaian Hasil Merevisi teks hasil observasi

Indikator
Pencapaian Kompetensi
Teknik Penilaian
Bentuk Penilaian
Instrumen
Merevisi teks hasil observasi dari aspek isi, susunan, dan kebahasaan,
Tes Tertulis
Tes Uraian
Berikanlah komentar dan perbaikilah terhadap laporan observasi di bawah ini.

b) Tugas  Kinerja Siswa:
     Konteks:
          “Penyuntingan atau merevisi bertujuan untuk menjadikan suatu tulisan menjadi lebih baik. Hal tersebut terkait pula dengan penulisan laporan hasil observasi. Penyuntingan/ merevisi perlu kita lakukan, baik itu terhadap isi, susunan, ataupun bahasanya.
          Untuk itu, perhatikan kutipan kalimat laporan hasil observasi di bawah ini dan berikanlah komentar dan perbaikilah terhadap laporan observasi di bawah ini”.
a.      Gunakanlah ejaan yang tepat pada teks berikut.
1.         pertarungan belanda dan italia diramalkan berlangsung alot mengingat dua tim punya karakter permaianan bertolak belakang meskipun mereka samasama mengandalkan organisasi permainan secara kolektif dengan memfokuskan keseimbangan kekuatan bertahan
b.      Terdapat beberapa kata yang penulisannya salah dalam teks di bawah ini. Secara berdiskusi, tunjukkanlah kata-kata yang dimaksud. Selanjutnya, perbaikilah.
1.         Belajar adalah kegiatan siswa yang pokok dan pertama. Tentang tugas pelajar atau siswa, apapun system yang diterapkan oleh pemerintah, tugas pokok siswa adalah tetrap sama yaitu belajar secara efektip. Kreativitas siswa sangat diperlukan untuk menuju sukses.
c.       Jelaskan penyebab ketidakefektifan kalimat di bawah ini! Kemudian, perbaikilah kalimat tersebut!
1.      Pendidikan nonformal yang lebih dikenal dengan pendidikan luar sekolah seperti kursus-kursus.

Berilah komentar ataupun koreksian terhadap laporan tersebut!
Aspek penyuntingan
Pertanyaan
Komentar dan Penyuntingan
1. Isi
a. Apakah fakta-faktanya sudah jelas dan dapat dipertanggungjawabkan?
b.  Apakah tabel, grafik, dan gambar-gambar grafis yang disajikannya sudah sesuai?

2. Susunan
a. Apakah bagian-bagiannya itu sudah lengkap?
b. Apakah hubungan antarbagiannya sudah logis?

3. Penggunaan bahasa
a. Apakah penulisan huruf-hurufnya sudah sesuai dengan ejaan?
b. Apakah penggunaan kata-katanya sudah baku?
c. Apakah kalimat-kalimatnya sudah efektif?


                         Tabel 3. Penilaian Hasil Meringkas Teks Hasil                           

                                       Observasi secara Lisan dan Tulisan

Indikator
Pencapaian Kompetensi
Teknik Penilaian
Bentuk Penilaian
Instrumen
Menentukan ide pokok yang terdapat pada teks hasil observasi.
Tes tertulis
Tes objektif
Tentukanlah ide-ide pokok dari laporan hasil observasi di atas dan buatlah ringkasannya!

Tugas  Kinerja Siswa:
Konteks:
          “Ringkasan disusun berdasarkan pokok-pokok yang ada pada setiap bagian laporan. Kalaulah dalam laporan itu terdapat lima bagian, setiap bagian itu diupayakan harus memiliki satu wakil pernyataan di dalam ringkasan.
          Ide-ide pokok suatu laporan observasi dapat dijumpai pada bagian awal atau akhir dari setiap paragrafnya. Adapun berdasarkan letak ide pokoknya itu, paragraf-paragraf di dalam laporan observasi dapat dikelompokkan menjadi paragraf deduktif dan paragraf induktif.
a.       Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya berada di awal paragraf.
b.      Paragraf induktif adalah paragraf yang kalimat utamanya berada pada akhir paragraf.

Bacalah teks laporan hasil observasi di bawah ini!

JENGKOL
        Jering atau jengkol (Archidendron Pauciflorum) adalah tumbuhan khas di wilayah Asia Tenggara. Bijinya digemari di Malaysia, Thailand, dan Indonesia sebagai bahan pangan. Tanaman jengkol termasuk dalam suku polong-polongan. Buahnya berupa polong dan bentuknya gepeng berbelit membentuk spiral. Berwarna lembayung tua. Biji buah jengkol berkulit ari tipis dengan warna coklat mengkilap. Dalam keadaan matang bijinya keras, namun berubah menjadi lunak dan empuk setalah direbus atau sedikit liat setelah digoreng. Tekstur inilah yang membuatnya disukai, walaupun beberapa orang juga suka mengkonsumsi biji mudanya dalam keadaan mentah yang jauh lebih keras dan pahit. Semakin tua, warna biji jengkol akan mengarah ke warna kuning dan akhirnya merah atau cokelat setelah benar-benar matang.
        Jengkol diketahui dapat mencegah diabetes dan bersifat diuretik sehingga baik untuk kesehatan jantung. Tanaman jengkol juga diperkirakan mempunyai kemampuan menyerap air tanah yang tinggi sehingga bermanfaat dalam konservasi air disuatu tempat. Efek negatif jengkol adalah bau tidak sedap pada urin dan keringat yang muncul setelah mengkonsumsi bijinya, terutama bila dimakan segar sebgai lalap. Selain itu, menkonsumsi berlebihan biji jengkol dapat menyebabkan terjadinya penumpukan kristal disaluran urin yang disebut “jengkolan”. Ini terjadi karena jengkol mengandung asam jengkolat yang tinggi dansukar larut di air pada pH yang asam. Konsumsi berlebihan akan menyebabkan terbentuknya kristal dan menganggu urinasi. Salah satu ciri khas bangsa Amerika adalah kesukaannya membuat peringkat.Apa pun diperingkat. Tidak terkecuali dunia bisnis. Majalah terkenal seperti Fortune atau US News sering menampilkan peringkat perusahaan berdasarkan penjualan, besarnya aset yang dimiliki, atau berdasarkan besarnya tingkat keuntungan. Kedua, iklim kompetensi semakin ketat. Jelaslah bahwa membuat peringkat bagi masyarakat Amerika merupakan hal yang biasa.

Tentukanlah ide-ide pokok dari laporan hasil observasi di atas dan buatlah ringkasannya!
Dengan kriteria penilaiannya:
1.      Ketepatan jenis teks
2.      Kesesusaian teks
3.      Organisasi teks
4.      Keefektifan kalimat
5.      Ketepatan penulisan ejaan dan tanda baca





C.    Mengembangkan Rubrik
TABEL RUBRIK PENILAIAN MENELAAH, MEREVISI, DAN MERINGKAS TEKS HASIL OBSERVASI


Aspek


Kriteria


Bobot
Tingkat Kinerja


Skor
Tinggi
(3)
Sedang
(2)
Rendah
(1)
Menelaah teks hasil observasi
Identitas Isi
x 2
Jawaban sempurna, dapat mengetahui
5 W + 1 H dalam isi teks (apa, mengapa, siapa, di mana, kapan, bagaimana)
Jawaban kurang sempurna, 3 poin yang dapat diketahui
Jawaban tidak sempurna,1 poin yang diketahui


Struktur Teks
x 3
Tugas terdiri dari definisi umum, deskripsi bagian isi, deskripsi kegunaan
2 poin yang benar
1 poin yang benar

Ciri Kebahasa-
An
x 4
Dapat menyebutkan di atas 5 dari ciri kebahasaan (ditinjau dari: repetisi, kata ganti, dan konjungsi)
3 yang dapat diketahui
1 yang dapat diketahui

Jumlah
9
27
18
9


Aspek

Kriteria


Bobot
Tingkat Kinerja

Skor
Tinggi
(3)
Sedang
(2)
Rendah
(1)
Merevisi teks hasil observasi
Isi
x 2
Gagasan
diungkapkan dengan jelas; padat; tertata dengan
baik; urutan logis; kohesif
Kurang terorganisasi
tetapi ide utama ternyatakan; pendukung terbatas;
logis tetapi tidak lengkap
Gagasan kacau atau
tidak terkait; urutan dan pengembangan kurang
logis

Kebahasa-an
x 3
Penguasaan kata canggih;
pilihan kata dan ungkapan efektif; menguasai
pembentukan kata; penggunaan register tepat
Penguasaan kata memadai; pilihan,
bentuk, dan penggunaan kata/ ungkapan kadangkadang
salah, tetapi tidak mengganggu
Penguasaan kata terbatas; sering
terjadi kesalahan bentuk, pilihan, dan penggunaan
kosakata/ung-
kapan; makna membingung-
kan atau
tidak jelas

Ejaan
x 4
Penguasaan kata canggih;
pilihan kata dan ungkapan efektif; menguasai
pembentukan kata; penggunaan register tepat
Penguasaan kata terbatas; sering
terjadi kesalahan bentuk, pilihan, dan penggunaan
kosakata/ungkapan; makna membingungkan atau
tidak jelas
Penguasaan kata terbatas; sering
terjadi kesalahan bentuk, pilihan, dan penggunaan
kosakata/ung-
kapan; makna membingung-
kan atau
tidak jelas


Jumlah
9
27
18
9


Aspek

Kriteria

Bobot
Tingkat Kinerja

Skor
Tinggi
(3)
Sedang
(2)
Rendah
(1)
Meringkas teks hasil observasi
Ketepatan jenis teks
x 2
Layak disebut sebagai ringkasan
Hampir disebut sebagai ringkasan
Tidak dapat disebut ringkasan

Kesesuaian teks
x 2
Sesuai dengan teks aslinya
Hampir sesuai dengan teks aslinya (3 ketidaksesuai)
Banyak ketidaksesuaian dengan teks asllinya (5 ketidaksesuai)

Organisasi teks
x 4
Hanya memuat ide-ide pokoknya
2 tidak memuat ide-ide pokok
3 tidak memuat ide pokok


Keefektifan kalimat
x 3
Kalimat-kalimat itu sudah efektif
2 kalimat yang tidak efektif
3 kalimat yang tidak efektif


Ketepatan penulisan ejaan dan tanda baca
x 3
Tidak ada kesalahan dalam penulisan ejaan dan tanda baca
2 kesalahan dalam penulisan ejaan dan tanda baca
5 kesalahan dalam penulisan ejaan dan tanda baca


Jumlah
14
42
28
14




D.  Pelaksanaan Penelitian

                 Lembar Validasi Instrumen

Anda diminta memilih salah satu pilihan untuk setiap nomor item validasi sesuai dengan pemahaman Anda tentang instrumen ini.

No.

Pernyataan
Pilihan
1
2
3
A.    ISI
1
Apakah konten materi pembelajaran yang ditugaskan kepada siswa, terkait dengan isi kurikulum sebagaimana dinyatakan dalam tujuan dan sasaran.



2
Apakah konten materi pembelajaran yang ditugaskan kepada siswa, tidak terkait dengan isi kurikulum sebagaimana dinyatakan dalam tujuan dan sasaran.



B.     BAHASA
1
Apakah penggunaan bahasa dalam instrumen, mudah dipahami.



2
Apakah penggunaan bahasa dalam instrumen, tidak dipahami.



C.    GRAFIKA
1
Apakah lay out (huruf, warna, kebersihan) sudah mendukung untuk memudahkan siswa mengerjakan tugas.



2
Apakah lay out (huruf, warna, kebersihan)  kurang mendukung untuk memudahkan siswa mengerjakan tugas.



                       
Saran:............................................................................................................................................................................................................................
Pekanbaru, 9 April 2014                                                                                                                             
                                                                                  Validator,

                                                                                             
                                                                     ........................................

DAFTAR NILAI
Menelaah dan Merevisi Teks Hasil Observasi
Tanggal: ..................................................
No.
Nama
NIS
Nomor Tugas
Jumlah
1.






2.






3.






4.






5.






6.








Skor Akhir = Skor Perolehan x  100
     Skor Maksimal



   DAFTAR NILAI
Meringkas Teks Hasil Observasi
Tanggal: ..................................................
No.
Nama
NIS
Nomor Tugas
Jumlah
1.






2.






3.






4.






5.







Skor Akhir = Skor Perolehan x  100
     Skor Maksimal





DAFTAR RUJUKAN


Atmazaki. 2013. Penilaian Alternatif dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia. Padang:UNP Press.

Anderson, Lorin W. dan Krathwohl, David R. (ed) , 2010. Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen : Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom.  Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
B. Uno, Hamzah dan Satria Koni. 2012. Assessment Pembelajaran: Salah Satu Bagian Penting dari Pelaksanaan Pembelajaran yang tidak Dapat Diabaikan adalah Pelaksanaan Penilaian. Jakarta: Bumi Aksara.

Djaali. 2013. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Eriyanto. 2009. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta.      LKiS Printing Cemerlang.

Mulyadi, Yadi dan Fitria Danaira. 2013. Bahasa Indonesia SMA/ MA/ SMK            Kelas X. Bandung: Yrama Widya.

Sani, Ridwan Abdullah. 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Sudjana, Nana. 2013. Dasar-Dasar Proses Belajar Mrngajar. Bandung: Sinar        Baru Algensindo.

Sudaryono. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Saddhono, Kundharu dan St. Y. Slamet. 2012. Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia: Teori dan Aplikasi. Bandung: Karya Putra Darwati.

Warsono dan Hariyanto. 2012. Pembelajaran Aktif: Teori dan Asesmen. Bandung:             Remaja Rosdakarya.

Yamin, Martinis. 2009. Strategi Pembelajaran berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung Persada (GP) Press.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar