Senin, 19 Mei 2014

IMPLIKASI HAKIKAT MASYARAKAT



MISDIANTO                               
NIM:  1209077


HAKIKAT MASYARAKAT


IMPLIKASI (MASYARAKAT DALAM SEKOLAH)
            Adapun implikasi atau cara-cara menggunakan masyarakat dalam pembelajaran adalah sebagai berikut.
1.      Karyawisata (Field Trip)
            Peserta didik dapat kita bawa ke luar kelas untuk mempelajari berbagai-bagai hal. Karyawisata selalu mempunyai tujuan belajar, jadi berbeda dengan piknik atau bertamasya untuk menikmati keindahan alam atau gerak badan. Karyawisata mungkin hanya memakan waktu beberapa menit saja, kalau anak-anak pergi ke luar kelas untuk melhat burung yang hinggap di atap sekolah atau memakan beberapa jam atau beberapa minggu kalau harus pergi ke tempat yang jauh, malahan juga beberapa bulan, kalau peserta didik membuat perjalanan keliling dunia, andaikan ada uang untuk itu. Banyak hal yang dapat dipelajari peserta didik dengan karyawisata, seperti ke sawah, kebun, pabrik, kantor pos, gedung arca, taman bunga, jalan raya, lapangan terbang, dan sebagainya.

2.      Menggunakan orang sebagai sumber
            Dalam tiap masyarakat betapapun kecilnya, terdapat orang-orang yang memunyai pengalaman, kecakapan, atau pengetahuan yang khusus mengenai satu lapangan. Petani banyak pengetahuannya tentang menanam dan memelihara padi, tukang kayu dapat berbicara tentang pembuatan rumah. Demikian pula dokter, saudagar, tukang becak, pembesar dalam pemerintahan, polisi, tentara, bidan, pendeta, haji, wartawan, pemain bola, dan lain-lain masing-masing dapat mempunyai pengetahuan dan keahlian yang khusus yang dapat digunakan oleh sekolah. Mereka dapat diundang ke sekolah untuk memberi keterangan-keterangan mengenai suatu pokok yang sedang dipelajari oleh peserta didik. Seorang pengurus PMI berbicara tentang usaha-usaha yang di jalankan untuk meringankan penderitaan umat manusia, tukang becak dapat menceritakan pahit getir dan kegembiraan penghidupannya, seorang camat dapat menjelaskan hal berhubungan dengan urusan kampung, seorang inspektur polisi memberi penerangan betapa perlunya orang taat kepada peraturan-peraturan lalu lintas, seorang Arab atau India memberikan penjelasan tentang negaranya masing-masing dan seterusnya. Contoh-contoh dapat kita tambah lagi, sumber ini sangat luas dan kaya. Akan tetapi sayang sekali, sumber ini masih belum cukup dimanfaatkan untuk memperkaya kurikulum di sekolah.

3.      Pengabdian masyarakat
                        Dari peserta didik diharapkan, agar mereka tidak hanya memerhatikan dan mempelajari apa yang ada dan yang terjadi dalam masyarakat. Mereka tidak boleh menjadi penonton saja, akan tetapi dalam pelbagai hal mereka dapat turut serta dalam usaha-usaha masyarakat. Malahan ada kalanya sekolah menjadi pendorong dan turut aktif memperbaiki keadaan masyarakat. Terutama, di daerah-daerah yang terbelakang, sekolah dapat memelopori masyarakat ke arah perbaikan dan pembaharuan. Misalnya, peserta didik dapat turut membersihkan dan memperindah kampung, memberantas tikus dan nyamuk, membuat kakus, menanam buah-buahan, sayur-sayuran atau bunga-bungaan yang baru. Pengalaman serupa ini memberi pelajaran kepada peserta didik, bahwa mereka dapat membantu masyarakat dan dapat mengubah dan memperbaiki keadaan sekitarnya. Dengan turut serta dalam usaha-usaha perbaikan masyarakat anak-anak mendapat pengertian yang lebih mendalam tentang masyarakat itu.
4.      Pengalaman kerja dalam masyarakat.
            Cara lain untuk memanfaatkan masyarakat untuk kepentingan pendidikan peserta didik ialah memberi kepada mereka pengalaman-pengalaman  bekerja di samping pelajaran di sekolah. Pada suatu masa setiap orang harus menjabat suatu pekerjaan untuk mencari nafkahnya. Besar faedahnya, kalau pemuda-pemuda diberi kesempatan untuk mengenal pekerjaan di berbagai perusahaan, pabrik-pabrik, dan kantor-kantor, di bawah pimpinan orang yang kompeten. Tujuannya ialah  menambah pengertian peserta didik tentang pekerjaan dan memupuk sikap yang sehat terhadap dunia pekerjaan. Pekerjaan yang dipelajari peserta didik  hendaknya sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. ***


DAFTAR RUJUKAN

Nasution, S. 2001. Asas-Asas Kurikulum. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar