MISDIANTO
NIM: 1209077
HAKIKAT MASYARAKAT
IMPLIKASI (MASYARAKAT DALAM SEKOLAH)
Adapun
implikasi atau cara-cara menggunakan masyarakat dalam pembelajaran adalah sebagai
berikut.
1.
Karyawisata
(Field Trip)
Peserta didik dapat kita bawa ke
luar kelas untuk mempelajari berbagai-bagai hal. Karyawisata selalu mempunyai
tujuan belajar, jadi berbeda dengan piknik atau bertamasya untuk menikmati
keindahan alam atau gerak badan. Karyawisata mungkin hanya memakan waktu
beberapa menit saja, kalau anak-anak pergi ke luar kelas untuk melhat burung
yang hinggap di atap sekolah atau memakan beberapa jam atau beberapa minggu
kalau harus pergi ke tempat yang jauh, malahan juga beberapa bulan, kalau
peserta didik membuat perjalanan keliling dunia, andaikan ada uang untuk itu.
Banyak hal yang dapat dipelajari peserta didik dengan karyawisata, seperti ke
sawah, kebun, pabrik, kantor pos, gedung arca, taman bunga, jalan raya,
lapangan terbang, dan sebagainya.
2.
Menggunakan
orang sebagai sumber
Dalam tiap masyarakat betapapun
kecilnya, terdapat orang-orang yang memunyai pengalaman, kecakapan, atau
pengetahuan yang khusus mengenai satu lapangan. Petani banyak pengetahuannya
tentang menanam dan memelihara padi, tukang kayu dapat berbicara tentang
pembuatan rumah. Demikian pula dokter, saudagar, tukang becak, pembesar dalam
pemerintahan, polisi, tentara, bidan, pendeta, haji, wartawan, pemain bola, dan
lain-lain masing-masing dapat mempunyai pengetahuan dan keahlian yang khusus
yang dapat digunakan oleh sekolah. Mereka dapat diundang ke sekolah untuk
memberi keterangan-keterangan mengenai suatu pokok yang sedang dipelajari oleh
peserta didik. Seorang pengurus PMI berbicara tentang usaha-usaha yang di
jalankan untuk meringankan penderitaan umat manusia, tukang becak dapat
menceritakan pahit getir dan kegembiraan penghidupannya, seorang camat dapat
menjelaskan hal berhubungan dengan urusan kampung, seorang inspektur polisi
memberi penerangan betapa perlunya orang taat kepada peraturan-peraturan lalu
lintas, seorang Arab atau India memberikan penjelasan tentang negaranya
masing-masing dan seterusnya. Contoh-contoh dapat kita tambah lagi, sumber ini
sangat luas dan kaya. Akan tetapi sayang sekali, sumber ini masih belum cukup
dimanfaatkan untuk memperkaya kurikulum di sekolah.
3.
Pengabdian
masyarakat
Dari peserta didik
diharapkan, agar mereka tidak hanya memerhatikan dan mempelajari apa yang ada
dan yang terjadi dalam masyarakat. Mereka tidak boleh menjadi penonton saja,
akan tetapi dalam pelbagai hal mereka dapat turut serta dalam usaha-usaha
masyarakat. Malahan ada kalanya sekolah menjadi pendorong dan turut aktif
memperbaiki keadaan masyarakat. Terutama, di daerah-daerah yang terbelakang,
sekolah dapat memelopori masyarakat ke arah perbaikan dan pembaharuan.
Misalnya, peserta didik dapat turut membersihkan dan memperindah kampung,
memberantas tikus dan nyamuk, membuat kakus, menanam buah-buahan, sayur-sayuran
atau bunga-bungaan yang baru. Pengalaman serupa ini memberi pelajaran kepada
peserta didik, bahwa mereka dapat membantu masyarakat dan dapat mengubah dan
memperbaiki keadaan sekitarnya. Dengan turut serta dalam usaha-usaha perbaikan
masyarakat anak-anak mendapat pengertian yang lebih mendalam tentang masyarakat
itu.
4.
Pengalaman
kerja dalam masyarakat.
Cara
lain untuk memanfaatkan masyarakat untuk kepentingan pendidikan peserta didik
ialah memberi kepada mereka pengalaman-pengalaman bekerja di samping pelajaran di sekolah. Pada
suatu masa setiap orang harus menjabat suatu pekerjaan untuk mencari nafkahnya.
Besar faedahnya, kalau pemuda-pemuda diberi kesempatan untuk mengenal pekerjaan
di berbagai perusahaan, pabrik-pabrik, dan kantor-kantor, di bawah pimpinan
orang yang kompeten. Tujuannya ialah menambah
pengertian peserta didik tentang pekerjaan dan memupuk sikap yang sehat
terhadap dunia pekerjaan. Pekerjaan yang dipelajari peserta didik hendaknya sesuai dengan kebutuhan dan
minatnya. ***
DAFTAR
RUJUKAN
Nasution, S. 2001. Asas-Asas Kurikulum. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar