Dosen
Pembimbing
Prof. Dr. Atmazaki , M.Pd.
KOMPILASI JENIS-JENIS PENELITIAN
(Korelasional,
Eksperimen, PTK, dan Pengembangan)
(Tugas Mata Kuliah Metode Penelitian
Pembelajaran)
Disusun oleh:
MISDIANTO
NIM 1209077
Konsentrasi
Pendidikan
Bahasa Indonesia
Program Studi PendidikanBahasa
Program Pascasarjana
Universitas Negeri Padang
Program Pascasarjana
Universitas Negeri Padang
2013
KATA PENGANTAR
Segala
puji bagi Allah SWT, Sang Maha Pencipta dan Pengatur Alam Semesta, berkat Ridho-Nya,
penulis akhirnya mampu menyelesaikan penyusunan Tugas
Mata Kuliah Metode Penelitian Pembelajaran dengan judul "KOMPILASI
JENIS-JENIS PENELITIAN (Korelasional,
Eksperimen, PTK, dan Pengembangan)"
Dalam menyusun tugas ini, tidak sedikit kesulitan dan
hambatan yang penulis alami, namun berkat dukungan, dorongan dan semangat dari
orang terdekat, sehingga penulis mampu menyelesaikannya. Oleh karena itu,
penulis pada kesempatan ini mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada :
- Prof. Dr. Atmazaki , M.Pd., sebagai dosen pembimbing Mata Kuliah Metode Penelitian Pembelajaran yang telah memberikan pengajaran sehingga penulis memeroleh ilmu dari Beliau yang sangat berharga.
- Teman-teman sekelas yang telah memberikan semangat dan motivasi bagi penulis untuk menyelesaikan penyusunan Tugas Mata Kuliah Metode Penelitian Pembelajaran ini.
- Spesial untuk istriku dan anak-anakku, karena telah dengan setia memberikan semangat dan cintanya yang tulus yang mendorong penulis menjadi orang yang lebih baik.
Penulis
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan Tugas
Mata Kuliah Metode Penelitian Pembelajaran ini. Oleh karena itu segala kritikan dan saran yang membangun akan penulis
terima dengan baik.Semoga makalah "KOMPILASI
JENIS-JENIS PENELITIAN (Korelasional,
Eksperimen, PTK, dan Pengembangan)" ini
bermanfaat bagi kita semua.
Pekanbaru, 15 Desember 2013
MISDIANTO
ii
DAFTAR ISI
Hlm.
KATA PENGANTAR
.................................................................................... ii
DAFTAR ISI
………………….......................................................................
iii
PENELITIAN
KORELASIONAL
(CORRELATIONAL RESEARCH)
.............................................................. 1
A.
Pengertian dan
Definisi Penelitian Korelasional ..................................... 1
B.
Karakteristik
Penelitian Korelasional ...................................................... 1
C.
Fungsi
Penelitian Korelasional
................................................................ 1
D.
Prinsip-Prinsip
Penelitian Korelasional
................................................... 2
E.
Jenis-Jenis
Desain Penelitian Korelasional ............................................. 2
F.
Struktur
Rancangan Penelitian
................................................................. 2
G.
Struktur Laporan
Penelitian Korelasional
............................................... 3
H.
Contoh Judul
Penelitian Korelasional
....................................................... 7
I.
Contoh Rumusan
Penelitian orelasional .................................................... 7
J.
Contoh Hipotesis
Penelitian Korelasional
................................................ 8
K.
Contoh Simpulan
Penelitian Korelasional
................................................ 8
PENELITIAN
EKSPERIMEN
(EXPERIMENTAL
RESEARCH)
.................................................................... 9
A.
Pengertian dan
Definisi Eksperimen ..........................................................
9
B.
Karakteristik
Penelitian Eksperimen
.......................................................... 9
C.
Fungsi
Penelitian Eksperimen
...................................................................10
D.
Prinsip-Prinsip
Penelitian Eksperimen ......................................................10
E.
Jenis-Jenis
Desain Penelitian Eksperimen ................................................11
F.
Struktur
Rancangan Penelitian Eksperimen
............................................ 15
G.
Struktur Laporan
Penelitian Eksperimen ................................................. 17
H.
Contoh Judul
Penelitian Eksperimen .......................................................
19
I.
Contoh Rumusan
Penelitian Eksperimen ................................................
19
J.
Contoh Hipotesis
Penelitian Eksperimen ................................................. 19
K.
Contoh Simpulan
Penelitian Eksperimen ..................................................19
PENELITIAN
TINDAKAN KELAS
(CLASS ROOM
ACTION RESEARCH)
........................................ ............... 21
A.
Pengertian dan
Definisi PTK
....................................................................21
B.
Karakteristik
Penelitian PTK
...................................................................21
C.
Fungsi
Penelitian
PTK...............................................................................22
iii
D.
Prinsip-Prinsip
Penelitian PTK
.................................................................23
E.
Struktur Rancangan
Penelitian PTK .........................................................24
F.
Struktur Laporan
Penelitian PTK
.............................................................24
G.
Contoh Judul
Penelitian PTK
...................................................................29
H.
Contoh Rumusan
Penelitian PTK
............................................................29
I.
Contoh Hipotesis
Penelitian PTK
............................................................29
J.
Contoh Simpulan
Penelitian PTK ............................................................29
PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN
(RESEARCH AND
DEVELOPMENT/ R & D)
..............................................31
A.
Pengertian dan
Definisi R&D ...................................................................31
B.
Karakteristik
R&D
....................................................................................31
C.
Fungsi R&D
..............................................................................................32
D.
Prinsip-Prinsip
R&D .................................................................................32
E.
Struktur
Rancangan R&D
.........................................................................32
F.
Struktur Laporan
R&D ..............................................................................36
G.
Contoh Judul
R&D
....................................................................................42
H.
Contoh Rumusan
R&D
............................................................................42
I.
Contoh Simpulan
R &D
............................................................................42
iv
PENELITIAN
KORELASIONAL
(CORRELATIONAL RESEARCH)
A.
Pengertian
dan Definisi Penelitian Korelasional
Penelitian korelasional digunakan
untuk: (1) mengukur hubungan di antara berbagai variabel, (2) meramalkan
variabel tak bebas dari pengetahuan kita tentang variabel bebas, dan (3)
meratakan jalan untuk membuat rancangan penelitian eksperimental (Rakhmat,
2007: 27-31).
Menurut Creswell (2012: 338)
penelitian korelasi yaitu:
“A correlation is a
statistical test to determine the tendency or pattern for two (or more)
variables or two sets of data to vary consistently…”
“Suatu korelasi adalah uji statistik untuk
menentukan kecenderungan atau pola untuk dua (atau lebih) variabel atau dua set
data bervariasi secara konsisten…”
B.
Karakteristik
Penelitian Korelasional
(1)
Penelitian korelasi tepat jika variabel kompleks dan peneliti tidak mungkin
melakukan manipulasi dan mengontrol variabel seperti dalam penelitian eksperimen,
(2)
Memungkinkan variabel diukur secara intensif dalam setting (lingkungan)
nyata,
(3)
Memungkinkan peneliti mendapatkan derajat asosiasi yang signifikan (Sukardi,
2008:166).
C.
Fungsi Penelitian Korelasional
Penelitian
korelasi digunakan untuk melakukan penelitian terhadap sejumlah variabel yang
diperkirakan mempunyai peranan yang signifikan dalam mencapai proses
pembelajaran. Sebagai contoh, misalnya tentang pencapaian hasil belajar dengan
motivasi internal, belajar strategi, intensitas kehadiran mengikuti kuliah, dan
lain sebagainya.
Disamping
itu, penelitian korelasi dilakukan untuk menjawab tiga pertanyaan penelitian
tentang dua variabel atau lebih. Pertanyaan tersebut yaitu: (1) Adakah hubungan di antara dua
variabel? (2) Bagaimanakah arah hubungan tersebut? (3) Berapa besar/
jauh hubungan tersebut dapat diterangkan?
D.
Prinsip-Prinsip Penelitian Korelasional
Dalam penelitian korelasional, para
peneliti biasanya hanya mendasarkan pada penampilan variabel sebagaimana
adanya, tanpa mengatur kondisi atau memanipulasi variabel tersebut. Oleh karena
itu, peneliti hendaknya mengetahui cukup banyak alasan yang kuat guna
mempertahankan hasil hubungan yang ditemukan.
E.
Jenis-Jenis
Desain Penelitian Korelasional
Shaughnessy
dan Zechmeiser (dalam Emzir, 2008) menyatakan ada 5 jenis desain penelitian
korelasional yaitu: (1)
korelasi bivariat, (2)
korelasi regresi dan prediksi, (3)
regresi jamak, (4) analisis faktor, dan (5) korelasi yang dibuat untuk
membuat kesimpulan kausal. Sementara, Creswell (2008) menyatakan hanya ada dua
desain utama penelitian korelasional yaitu eksplanatori (explanatory) dan prediksi (prediction).
Meskipun para ahli mengelompokkan rancangan penelitian korelasional agak
berbeda, namun pada prinsipnya pengklasifikasian tersebut hanya berpijak pada
pandangan yang berbeda dan penamaan yang berbeda.
F.
Struktur
Rancangan Penelitian Korelasional
Menurut Creswell (2012: 339-342), ada dua rancangan utama dalam
penelitian korelasional yaitu explanatory research design dan prediction
research design.
1.
Explanatory
Research Design (Rancangan Penelitian Penjelasan).
Adalah
desain korelasional di mana peneliti tertarik dalam dua variabel (atau lebih)
bervariasi, yaitu di mana perubahan dalam satu variabel merefleksi perubahan variable
lain. Berikut adalah struktur rancangan penelitian penjelasan (explanatory
research design):
a)
Para peneliti dapat mengkorelasikan
dua variabel atau lebih.
b)
Para peneliti mengumpulkan data pada
satu titik waktu. Bukti ditemukan dalam
administrasi instrumen.
c)
Peneliti menganalisis semua
variabel.
d)
Peneliti memperoleh setidaknya dua
skor untuk masing-masing variabel.
e)
Peneliti melaporkan penggunaan
statistik uji korelasi dalam analisis
data.
f)
Di akhir, peneliti
membuat interpretasi atau menarik kesimpulan dari hitungan
hasil tes.
2. The
Prediction Design (Rancangan
Penelitian Prediksi)
Prediktor adalah variabel yang digunakan
untuk membuat prediksi tentang hasil dalam penelitian korelasional. Hasil
prediksinya itu disebut kriteria variabel. Berikut adalah struktur rancangan
dari penelitian prediksi, antara lain:
a)
Para penulis biasanya memasukan kata ‘prediksi’ di dalam judul.
b)
Para peneliti biasanya mengukur variabel prediktor pada satu titik waktu dan
variabel kriteria pada suatu titik waktu selanjutnya.
c)
Para peneliti memperkirakan kinerja masa depan.
Sebuah penelitian
prediksi akan melaporkan analisa korelasi menggunakan uji statistik korelasi. Sebagai contoh,
penulis mungkin tertarik di beberapa prediktor yang membantu menjelaskan kriteria dari setiap
variabel.
Disisi
lain, menurut Fraenkel, Walen, dan Hyun (2012: 363)
struktur rancangan dalam penelitian korelasi antara lain adalah memilih masalah, memilih sampel, memilih
atau mengembangkan instrumen, penentuan prosedur, mengumpulkan dan menganalisis data, dan menginterpretasikan hasil.
G.
Struktur
Laporan Penelitian Korelasional
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berisi alasan dan penjelasan
dilakukannya penelitian.
1.2 Tujuan Penelitian
Berisi tujuan dilaksanakannya
penelitian.
1.3 Rumusan Masalah
Masalah yang dirumuskan dari
penelitian yang dilakukan.
1.4 Batasan Masalah
Pembatasan masalah dari rumusan
masalah yang dikemukakan.
1.5 Manfaat Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Landasan Teori
Berisi seluruh teori dan
pendapat-pendapat para ahli yang relevan dengan variabel yang diteliti. Kemudian dilakukan penarikan kesimpulan
terhadap teori yang ditulis.
2.2 Kerangka
Berpikir
Penjabaran hubungan antara masing-masing variabel yang diteliti. Minimal
untuk setiap kerangka berpikir terdiri
dari 3 paragraf, di mana
1 paragraf untuk variabel pertama, 1 paragraf untuk variabel kedua dan 1
paragraf lagi untuk pendugaan variabel 1 terhadap variabel 2.
2.2
Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah yang kita ajukan. Banyaknya jumlah hipotesis
tergantung dari banyaknya rumusan masalah dan kerangka berpikir yang kita
ajukan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1.1 Waktu dan
Tempat Penelitian
Di bagian ini dijabarkan profil tempat penelitian serta
berapa lama penelitian akan diadakan, termasuk jadwal rinci dengan
langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan.
Jadwal diupayakan dibuat dalam bentuk tabel kerja.
1. Tempat Penelitian
2. Waktu dan Jadwal Penelitian
1.2 Metode
Penelitian
1.
Jenis Penelitian
Di sini dijabarkan jenis penelitian yang dilakukan. Dijelaskan pula definisi jenis
penelitian yang dilakukan.
2.
Desain Penelitian
3. Di sini digambarkan desain
penelitian yang dilakukan.
Ada yang berbentuk korelasi dan regresi sederhana, korelasi dan regresi ganda,
analisis jalur, perbandingan 2 kelompok sampel, perbandingan 3 atau lebih
kelompok sampel dengan interaksi, perbandingan 3 atau lebih kelompok sampel
tanpa interaksi.
1.3 Populasi,
Sampel dan Teknik Sampling
1. Populasi
Target
2. Keseluruhan populasi yang ada di
sebuah tempat penelitian. Misalnya SMP X, maka populasinya adalah seluruh siswa
di SMP X.
3. Populasi
Terjangkau
Bagian dari populasi target, dimana
sudah diarahkan di kelas mana akan diambil sampel. Misalnya penelitian hanya
untuk kelas 8, maka populasi terjangkaunya adalah seluruh siswa kelas 8 SMP X.
4. Sampel
Bagian kecil dari populasi
terjangkau yang diambil menggunakan teknik sampling tertentu. Disampaikan pula berapa
banyak sampel yang diambil serta teknik sampling yang digunakan untuk
pengambilan sampel.
1.4 Metode
Pengumpulan Data
1.
Variabel Penelitian
Seluruh
variabel yang akan diteliti dituliskan
2. Sumber Data
Dituliskan dari siapa data diambil,
untuk setiap variabel penelitian.
2.
Teknik Pengumpulan Data
Penjelasan dengan media apa data dikumpulkan.
Media ini bisa berupa
instrumen tes atau nontes.
3.
Instrumen Penelitian
Bagian ini dibagi menjadi:
a. Definisi Konseptual
Berisi
konstruk yang telah dibuat
di BAB II.
b. Definisi Operasional
Berisi konstruk yang telah dibuat di BAB II ditambah dengan cara
untuk
mendapatkan data. Misalnya, akan
diukur dengan menggunakan angket
berskala Likert berjumlah 25 soal.
c. Kisi-kisi
Ditulis
sesuai teori kisi-kisi dari setiap variabel. Di mana untuk setiap
indikator memiliki beberapa soal,
sehingga hasilnya nanti dapat
diverifikasi dengan baik.
d. Uji Coba Instrumen
Berisi rumusan serta hasil perhitungan dalam
rangka uji validitas dan
reliabilitas
instrumen penelitian. Soal yang rusak diganti.
e. Instrumen Final
e. Instrumen Final
Berisi instrumen yang sudah valid dan reliabel. Keseluruhan
Bagian ini dilakukan untuk semua variabel, sehingga bila ada 3 variabel, maka
akan ada 3 kali penulisan definisi konseptual, operasional, dll.
1.5 Teknik
Analisis Data
1.
Teknik Analisis Deskriptif
Berisi seluruh rumus yang akan kita gunakan,
seperti Mean, Modus, Median, Simpangan Baku dan Tabel Distribusi Frekuensi.
2.
Uji Persyaratan Analisis Data
Berisi semua rumus yang akan digunakan
untuk menguji kualitas data,
misalnya rumus Uji Normalitas,
Homogenitas (untuk komparasi), Linieritas
(korelasi) dan Uji Pelanggaran Asumsi Klasik (multikolinieritas,
autokorelasi dan heterokedastisitas)
3. Uji
Hipotesis
Berisi rumus yang akan digunakan untuk uji hipotesis termasuk
dengan
kriteria
penerimaan Ho dan H1.
1.6 Hipotesis
Statistik
Hipotesis dituliskan dengan menggunakan simbol-simbol matematika,
misalnya menggunakan lambang rho, dll.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
1.1 Karakteristik
Responden
Berisi
penjelasan karakteristik
responden, termasuk umur, tempat tinggal, jenis kelamin, pendidikan dan lain
sebagainya.
1.2 Statistik
Deskriptif Variabel
Berisi hasil perhitungan statistik
deskriptif tiap-tiap variabel. Dimulai dari pembuatan tabel distribusi
frekuensi, perhitungan modus, median, mean dan simpangan baku serta gambar
histogramnya.
1.3 Uji
Persyaratan Analisis Data
Berisi hasil perhitungan terhadap uji
persyaratan analisis data yang dilakukan. Hasil perhitungan uji normalitas, uji
homogenitas, uji linieritas dan uji pelanggaran asumsi klasik.
1.4 Uji
Hipotesis
Berisi langkah-langkah pengujian
hipotesis.
● Jika 2 variabel bertipe interval diuji dengan
korelasi dan regresi sederhana,
● Jika 3 atau lebih variabel bertipe interval diuji dengan korelasi dan regresi
● Jika 3 atau lebih variabel bertipe interval diuji dengan korelasi dan regresi
ganda,
●
Jika 3 atau lebih variabel bertipe
interval (pengembangan regresi) diuji dengan
analisis jalur
●
Jika 2 kelompok sampel atau 2
variabel dengan tipe data berbeda diuji dengan uji beda rata-rata
●
Jika 3 atau lebih kelompok sampel
atau 3 variabel dengan tipe data berbeda dan antar variabel ada interaksi diuji dengan
ANOVA/ANAVA
●
Jika 3 atau lebih kelompok sampel
atau 3 variabel dengan tipe data berbeda dan antarvariabel tidak ada interaksi diuji dengan
ANKOVA.
1.5 Pembahasan
Hasil Penelitian
Berisi interpretasi terhadap hasil
perhitungan yang dilakukan.
Termasuk keterbatasan-keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berisi kesimpulan dari seluruh penelitian yang kita lakukan.
5.2 Saran
Berisi saran-saran sehubungan dengan
kesimpulan yang kita buat.
H.
Contoh
Judul Penelitian
Korelasional
“HUBUNGAN
ANTARA KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DAN SIKAP BAHASA DENGAN KEMAMPUAN
MENGAPRESIASI CERITA PENDEK PENDEK”
I.
Contoh
Rumusan Masalah
Penelitian Korelasional
1. Adakah hubungan antara kemampuan membaca
pemahaman dan kemampuan
mengapresiasi cerita pendek?
2. Adakah hubungan antara sikap bahasa dan kemampuan
mengapresiasi cerita
pendek?
3. Adakah hubungan kemampuan membaca
pemahaman dan sikap bahasa secara bersama-sama dengan kemampuan mengapresiasi
cerita pendek?
J.
Contoh
Hipotesis
Penelitian Korelasional
1. Ada hubungan positif antara kemampuan membaca
pemahaman dan
kemampuan mengapresiasi cerita pendek.
2. Ada hubungan positif antara sikap bahasa dan
kemampuan mengapresiasi
cerita pendek.
3. Ada hubungan positif kemampuan membaca pemahaman
dan sikap bahasa
secara bersama-sama
dengan kemampuan mengapresiasi cerita pendek.
K.
Contoh
Simpulan
Penelitian Korelasional
1.
Ada hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan membaca
pemahaman dan kemampuan mengapresiasi cerita pendek. Artinya makin baik
kemampuan membaca pemahaman siswa, makin baik pula kemampuan mengapresiasi
cerita pendek mereka.
2.
Ada hubungan yang positif dan signifikan antara sikap bahasa dan
kemampuan mengapresiasi cerita pendek. Artinya makin positif sikap bahasa
siswa, makin baik pula kemampuan mengapresiasi cerita pendek mereka.
3.
Ada hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan membaca
pemahaman dan sikap bahasa secara bersama-sama
dengan kemampuan
mengapresiasi cerita pendek. Artinya makin baik
kemampuan membaca
pemahaman dan sikap bahasa siswa, makin baik pula
kemampuan
mengapresiasi cerita pendek mereka.
Berdasarkan
temuan tersebut, dapat dijelaskan bahwa kemampuan membaca pemahaman dan sikap
bahasa siswa, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama memiliki hubungan
yang positif dan signifikan dengan kemampuan mengapresiasi cerita pendek siswa kelas
V Sekolah Dasar Islam Terpadu Al Madinah Pekanbaru.
PENELITIAN EKSPERIMEN
(EXPERIMENTAL RESEARCH)
A. Pengertian dan Definisi Penelitian Eksperimen
-
Jika tujuan penelitian ilmiahnya menetapkan hubungan yang ada di antara
variabel-variabel maka cara yang paling tepat untuk menetapkan hubungan itu
ialah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen adalah cara yang paling kuat
untuk mengetahui hubungan sebab akibat di antara variabel.
-
Menurut Wasis dan Karwono (1992: 67) penelitian eksperimen adalah
suatu penelitian yang paling tepat dan sunguh-sungguh dapat mengetes hipotesis
mengenai sebab akibat dan pengaruh suatu hubungan apabila dibandingkan dengan
metode penelitian yang lain.
-
Menurut Kerlinger (1990) eksperimen adalah penelitian atau penyelidikan
ilmiah di mana si peneliti memanipilasikan dan mengendalikan satu variabel
bebas (independent variable) atau
lebih dan melakukan observasi terhadap variabel terikat, untuk menemukan
variasi yang seiring muncul dengan manipulasi variabel bebas tersebut.
-
Menurut Gay ( 1990), dalam penelitian eksperimen peneliti memanipulasi
paling sedikit satu variabel bebas, mengontrol variabel-variabel lain yang
diperkirakan bersangkut paut serta mengamati pengaruhnya terhadap satu
atau lebih variabel terikat. Manipulasi variabel bebas merupakan ciri yang
membedakan antara penelitian eksperimen dengan jenis penelitian yang lain
(historis dan deskriptif).
B.
Karakteristik Penelitian Eksperimen
Danim (2002) menyebutkan beberapa
karakteristik penelitian eksperimental, yaitu:
1) Variabel-variabel penelitian dan kondisi eksperimental diatur secara tertib dan
1) Variabel-variabel penelitian dan kondisi eksperimental diatur secara tertib dan
ketat (rigorous management), baik dengan menetapkan kontrol, memanipulasi
langsung, maupun random.
2) Adanya kelompok kontrol sebagai data dasar (base line) untuk dibandingkan dengan
kelompok eksperimental.
3) Penelitian
ini memusatkan diri pada pengontrolan variansi, untuk memaksimalkan variansi
variabel yang berkaitan dengan hipotesis penelitian, meminimalkan variansi
variabel pengganggu yang mungkin mempengaruhi hasil eksperimen, tetapi tidak
menjadi tujuan penelitian. Dengan demikian, penelitian ini meminimalkan
variansi kekeliruan, termasuk kekeliruan pengukuran. Untuk itu, sebaiknya
pemilihan dan penentuan subjek, serta penempatan subyek dalarn
kelompok-kelompok dilakukan secara acak.
4)
Validitas internal (internal validity)
mutlak diperlukan pada rancangan penelitian eksperimental, untuk mengetahui
apakah manipulasi eksperimental yang dilakukan pada saat studi ini memang
benar-benar menimbulkan perbedaan.
5) Validitas
eksternalnya (external validity)
berkaitan dengan bagaimana kerepresentatifan penemuan penelitian dan berkaitan
pula dengan penggeneralisasian pada kondisi yang sama.
6)
Semua variabel penting diusahakan
konstan, kecuali variabel perlakuan yang secara sengaja dimanipulasikan atau
dibiarkan bervariasi.
C. Fungsi Penelitian Eksperimen
Penelitian eksperimen pada era kini,
penggunaannya ditandai dengan:
·
Behaviorisme, yang menekankan pada studi mengenai pengukuran tingkah laku sebagai ekspresi mental seseorang.
·
Kuantifikasi, yang menekankan penghitungan fenomena sosial dengan angka-angka. Dalam ilmu sosial,
penghitungan berbasis angka banyak diterapkan dalam statistika sosial. Perubahan dalam subjek penelitian. Penelitian eksperimen pada awalnya
menekankan peneliti professional sebagai subyek dari penelitian tersebut. Namun
dalam perkembangannya, subjek penelitian eksperimen berupa orang-orang awam
yang belum dikenalnya, sehingga obyektifitas dari hasil penelitian tersebut
lebih terjamin.
·
Aplikasi praktis. Penelitian eksperimen diterapkan
secara praktis dalam berbagai hal untuk menguji hubungan sebab akibat.
D. Prinsip-Prinsip Penelitian Eksperimen
Ada tiga prinsip dasar dalam pelaksanaan rancangan penelitian
eksperimen yaitu:
1. Replikasi, pengulangan dari eksperimen dasar. Hal ini berguna untuk memberikan
1. Replikasi, pengulangan dari eksperimen dasar. Hal ini berguna untuk memberikan
estimasi yang
lebih tepat terhadap (kesalahan) error eksperimen dan memperoleh
estimasi yang lebih baik terhadap
rata-rata pengaruh yang ditimbulkan dan perlakuan.
2. Randomisasi, bermanfaat untuk meningkatkan
validitas dan mengurangi bias
utamanya dalam hal pembagian kelompok dan perlakuan.
3. Kontrol internal, melakukan penimbangan. Bloking, pengelompokan, dan
unit-unit percobaan yang digunakan.
E.
Jenis-Jenis
Desain (Rancangan) Penelitian Eksperimen
Pada
dasarnya rancangan penelitian eksperimen dikelompokkan menjadi tiga yaitu pra eksperimen,
eksperimen, dan eksperimen kuasi.
a.
Rancangan Pra Eksperimen
Ada tiga jenis rancangan pra eksperimen yaitu :
1)
The One
Shot Study
Perlakuan tes akhir
X T-2. Rancanagan ini hanya menggunakan satu kelompok, kelompok
diberikan perlakuan (manipulasi yang dieksperimenkan) ( X ), diadakan tes
akhir (T-2). Hasil tes akhir dianggap sebagai pengaruh pemberian perlakuan. Rancangan
ini tidak dapat mengontrol semua ancaman terhadap validitas internal: sejarah,
kematangan serta moralitas. Menurut Kerlinger (1990) rancangan ini tidak
bernilai ilmiah.
2) One Group Pretest – Postest Design
Tes
awal perlakuan tes akhik T-1 X T-2. Rancangan ini menggunakan satu
kelompok, sebelum dan sesudah perlakuan diadakan tes. Perbedaan skor tes akhir
(T-2) dengan tes awal (T-1) dianggap sebagai pengaruh perlakuan (X). Ciri utama
rancangan ini adalah bahwa kelompok dibandingkan dengan dirinya sendiri. Jika
skor perbedaan T2-T1 ada perbedaan secara signifikan maka perbedaan ini merupakan
pengaruh dari perlakuan (X). Kelemahan rancangan ini adalah balum dapat
mengontrol valliditas internal: sejarah, kematangan, pengetasan awal, alat
pengukur, dan kemunduran statistik; serta validitas eksternal.
3). The
Static Group Comparison
Kelompok
perlakuan tes akhir eksperimen X T-2 kontrol -T-2. Rancangan ini
menggunakan paling sedikit dua kelompok, satu kelompok menerima perlakuan yang
dieksperimenkan (kelompok eksperimen) sedangkan kelompok yang lain tidak
menerima perlakuan (kelompok kontrol) Perlakuan (X) diberikan kepada kelompok
eksperimen, sedangkan kelompok kontrol yang diasumsikan sama dengan kelompok
eksperimen tidak mendapat perlakuan. Hasil tes akhir (T-2) kelompok eksperimen,
dibandingkan dengan hasil tes akhir (T-2) kelompok kontrol, hasil perbedaan
tersebut merupakan pengaruh adanya perlakuan.
Kelompok rancangan ini adalah
menganggap kedua kelompok (eksperimen dan kontrol) sama variabel bebasnya
kecuali variabel perlakuan (X). Anggapan ini keliru karena penempatan subyek ke
dalam kelompok tidak melalui pengacakan. Sejumlah faktor validitas internal yang
tidak dikontrol antara lain: kematangan, seleksi, interaksi kematangan dengan
seleksi dan mortalitas.
b.
Rancangan Eksperimen
Rancangan eksperimen berusaha untuk mengontrol sejauh
mungkin semua sumber validitas internal dan eksternal. Dalam semua rancangan
eksperimen ada satu karakteristik yang membedakan dengan rancangan lain, yaitu
penempatan subyek kedalam kelompok melalui pengacakan serta mempunyai dua
kelompok atau lebih. Ada tiga jenis rancangan eksperimen diuraikan sebagai
berikut:
1)
Pre test –
Posttes Control Desi
-
Kelompok tes awal perlakuan tes akhir
(R) Eksperimen
T-1
X-1 T-2
(R) Kontrol T-1 X-2 T-2
R = Random ( penempatan kelompok secara acak)
(R) Kontrol T-1 X-2 T-2
R = Random ( penempatan kelompok secara acak)
-
Kelompok tes awal perlakuan tes akhir
(R)
Eksperimen T-1 X-1
T-2
(R) Kontrol T-1 X-2 T-2
(R) Kontrol T-1 X-2 T-2
M=
matching (penempatan kelompok dengan penjodohan)
Rancangan
ini menghendaki paling sedikit ada dua kelompok, penempatan subyek ke dalam
kelompok melalui pengacakan dapat pula dengan penjodohan. Kedua kelompok
menerima tes awal, pemberian perlakuan diberikan kepada kelompok eksperimen,
sedangkan kelompok kontrol tidak menerima perlakuan. Kemudian, kedua kelompok
diberikan tes awal serta adanya kelompok kontrol, akan menjalankan pengontrolan
untuk semua sumber-sumber validitas internal. Kelemahan rancangan ini
hanya belum dapat mengontrol validitas eksternal: interaksi pemberian tes awal.
Dengan adanya tes awal, maka penggeneralisasiannya hanya untuk kelompok lain
yang melalui tes awal. Analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh
perlakuan (X ) dengan membandingkan skor tes akhir (T-2) antara kelompok
kontrol dengan t-tes, atau jika asumsi kelompok tidak sama dapat
dianalisis menggunakan teknik kovarian.
2) Posttes
– Only Control Group Design
Kelompok perlakuan tes akhir
(R) Eksperimen
X
T-2
(R) Kontrol - T-2
Rancanga ini sama dengan Pretest – Postest Control Group Design, kecuali tidak diadakannya tes awal. Penempatan subyek ke dalam kelompok dengan pengacakan yang tujuannya untuk mengendalikan semua kemungkinan variabel ekstra, sehingga perbedaan kelompok kemungkinan kegiatan eksperimen dilakukan terjadi hanya secara kebetulan. Setelah penempatan subyek ke dalam dua kelompok, hanya kelompok eksperimen yang mendapat perlakuan. Di luar perlakuan kedua kelompok diperlukan sama, tes akhir dikenakan pada kedua kelompok , kemudian skor hasil tes tersebut dibandingkan. Apabila rerata kedua kelompok berbeda secara signifikan, maka peneliti dapat merasa yakin bahwa perbedaan tersebut karena adanya perlakuan (X). Kelemahan rancangan ini hanya belum dapat mengontrol validitas internal: mortalitas, sedangkan yang lainnya dapat dikendalikan.
(R) Kontrol - T-2
Rancanga ini sama dengan Pretest – Postest Control Group Design, kecuali tidak diadakannya tes awal. Penempatan subyek ke dalam kelompok dengan pengacakan yang tujuannya untuk mengendalikan semua kemungkinan variabel ekstra, sehingga perbedaan kelompok kemungkinan kegiatan eksperimen dilakukan terjadi hanya secara kebetulan. Setelah penempatan subyek ke dalam dua kelompok, hanya kelompok eksperimen yang mendapat perlakuan. Di luar perlakuan kedua kelompok diperlukan sama, tes akhir dikenakan pada kedua kelompok , kemudian skor hasil tes tersebut dibandingkan. Apabila rerata kedua kelompok berbeda secara signifikan, maka peneliti dapat merasa yakin bahwa perbedaan tersebut karena adanya perlakuan (X). Kelemahan rancangan ini hanya belum dapat mengontrol validitas internal: mortalitas, sedangkan yang lainnya dapat dikendalikan.
3) Solomon
Four Group Design
Kelompok
Tes
Awal Perlakuan
tes akhir
(R)
Eksperimen
T-1
X
T-2
(R) Kontrol T-1 - T-2
(R) Kontrol - X T-2
(R) Kontrol - - T-2
Rancangan empat kelompok solomon, penempatan subyek ke dalam kelompok secara random. Dua kelompok melaksanakan tes awal, sedangkan dua kelompok tidak mengadakan tes awal. Dua kelompok yang mendapatkan perlakuan (X) satu kelompok melakukan tes awal sedangkan kelompok yang lain tidak, akan tetapi keempat kelompok tersebut mendapat tes akhir.
(R) Kontrol T-1 - T-2
(R) Kontrol - X T-2
(R) Kontrol - - T-2
Rancangan empat kelompok solomon, penempatan subyek ke dalam kelompok secara random. Dua kelompok melaksanakan tes awal, sedangkan dua kelompok tidak mengadakan tes awal. Dua kelompok yang mendapatkan perlakuan (X) satu kelompok melakukan tes awal sedangkan kelompok yang lain tidak, akan tetapi keempat kelompok tersebut mendapat tes akhir.
Rancangan
ini merupakan kombinasi Pretest-postest
Control Group Design dengan Postest
Only Control Group Design, tujuannya untuk menutup kelemahan dari kedua
rancangan tersebut. Kombinasi kedua rancangan ini menghasilkan rancangan yang
dapat mengontrol semua sumber ancaman validitas internal dan eksternal. Jalan
terbaik untuk menganalisis data dengan menggunakan analisis faktor 2x2.
Analisis faktor akan mengurangi interaksi validitas antara perlakuan dengan tes
awal.
c.
Rancangan Eksperimen Kuasi
Banyak
situasi pendidikan yang tidak mungkin dapat dipecahkan dengan menggunakan
rancangan eksperimen, karena alasan berbagai hal sehingga tidak mungkin mambagi
kelompok dan penempatan subyek-subyek dalam kelompok secara acak. Rancangan
eksperimen kuasi tidak memberikan pengontrolan secara penuh, oleh sebab itu
penting sekali bagi peneliti mengetahui variabel mana yang mungkin tidak
sepenuhnya dapat dikendalikan dan dikontrol.
Ada 3 jenis desain penelitian eksperimen adalah sebagai
berikut:
1.
The
Noneequivalent Control Design
Kelompok
Tes Awal
Perlakuan
Tes akhir
Eksperimen T-1 X T-2
Kontrol T-1 - T-2
Desain ini hampir sama dengan desain ekperimental (pretest-postest control group design), perbedaannya terletak pada tidak adanya pengacakan dalam penempatan subyek ke dalam kelompok-kelompok. Walaupun penempatan subyek secara acak tidak dapat dilakukan, namun usahakan agar kedua kelompok sejauh mungkin sama. Apabila kedua kelompok memang berbeda analisis selanjutnya dengan menggunakan analisis kovarian.
Eksperimen T-1 X T-2
Kontrol T-1 - T-2
Desain ini hampir sama dengan desain ekperimental (pretest-postest control group design), perbedaannya terletak pada tidak adanya pengacakan dalam penempatan subyek ke dalam kelompok-kelompok. Walaupun penempatan subyek secara acak tidak dapat dilakukan, namun usahakan agar kedua kelompok sejauh mungkin sama. Apabila kedua kelompok memang berbeda analisis selanjutnya dengan menggunakan analisis kovarian.
2. The Time Series Design
Tes ke-
Perlakuan
Tes ke-
T-1 T-2 T-3
T-4
X
T-5 T-6 T-7 T-8
Rancangan rangkaian
waktu seperti ini adalah lebih jelas dalam memerinci rancangan one group pretest-postest dengan cara
kelompok berulang-ulang mendapat tes (T-1 sampai T-8) di antara pemberian
perlakuan (X). Pengaruh perlakuan akan ditunjukan perbedaan antartes,
yaitu dengan membandingkan skor-skor pengukuran. Analisis yang cocok untuk
dipergunakan pengolahan data jenis ini adalah analisis varian. Kelemahan desain
ini tidak dapat mengontrol validitas internal: sejarah dan penggunaan alat
pengukuran; serta validitas eksternal: interaksi tes awal.
3. Counter Balanced Design
Replikasi
Perlakuan dari X-1 X-2 X-3
1 Kelompok A.T-1 B.T-2
C.T-3
2 Kelompok B. T-1 C.T-2 A.T-3
2 Kelompok B. T-1 C.T-2 A.T-3
3 Kelompok
C.T-1
A.T-2 B.T-
Rata Rata Rata
Dalam rancangan ini semua kelompok ( A, B dan C ) menerima semua perlakuan (
X-1, X-2 dan X-3) tetapi dengan pelaksanaan yang berbeda, seperti digambarkan
dalam bagan di atas. Desain ini melibatkan serangkaian replikasi, dalam setiap
replikasi kelompok ditukar sehingga pada akhir eksperimen setiap kelompok telah
menerima samua jenis perlakuan. Kelemahan utama rancamgan ini adalah
kemungkinan terjadinya pengaruh pindahan ( carry
over effect) dari satu perlakuan ke perlakuan berikutnya, atau perlakuan
tertentu memengaruhi perlakuan yang lain. Analisis statistik dengan
menggunakan analisis varian.
F.
Struktur Rancangan Penelitian Eksperimen
Rancangan yang akan
diterapkan dalam penelitian eksperimen meliputi: pra-eksperimental, eksperimen
murni, dan eksperimen kuasi.
(1) Rancangan Pra-Eksperimental
Rancangan pra-eksperirnental yang sederhana ini
berguna untuk mendapatkan informasi awal terhadap pertanyaan pada penelitian.
Ada tiga hal yang lazim digunakan pada rancangan pra-eksperimental, yaitu:
a) Studi kasus bentuk tunggal (one-shot case study)
b). Tes awal – tes akhir kelompok tunggal (the one group pretest posttest)
c). Perbandingan kelompok statis (the static group comparison design)
(2) Rancangan Eksperimen Murni
Rancangan eksperimen murni ini mempunyai tiga
karakteristik, yaitu:
a) Adanya kelompok kontrol.
b) Siswa ditarik secara random dan ditandai untuk masing-masing kelompok.
c) Sebuah tes awal diberikan untuk mengetahui
perbedaan antar kelompok.
Dua rancangan eksperimen secara garis besar
dijelaskan sebagai berikut.
a)
Rancangan
secara acak dengan tes akhir dan kelompok kontrol (the randomized posttest only control group design)
b)
Rancangan
secara acak dengan tes awal dan tes akhir dengan kelompok kontrol (the randomized pretest-posttest control
group design)
c)
Empat
kelompok solomon (the randomized solomon
four group design)
d)
Rancangan
secara acak dengan pemasangan subjek melalui tes tes akhir dan kelompok kontrol
(the randomized posttest – only control
group design)
e)
Rancangan
secara acak dengan pemasangan subjek melalui tes awal-tes akhir dan kelompok
kontrol (the randomized pretest –
posttest cont rot group design, using)
(3) Rancangan Eksperimen Kuasi/ Semu (Quasi—Experimental Design)
Rancangan
eksperimental kuasi ini memiliki kesepakatan praktis antara eksperimen
kebenaran dan sikap asih manusia terhadap bahasa yang ingin kita teliti.
Beberapa rancangan eksperimen kuasi (eksperimen semu), yaitu:
a)
Rancangan
dengan pemasangan subjek melalui tes akhir dan kelompok kontrol (the randomized posttest – only control group
design, using matched subject).
b)
Rancangan
dengan pemasangan subyek melalui tes awal-tes akhir dan kelompok kontrol (the randomnized posttest – only control
group design, using matched subject),
c)
Rancangan
tiga perlakuan dengan pengaruh imbangan (a
three treatment counter balanced, using matched subject) .
d)
Rancangan
rangkaian waktu (a basic time-series
design)
e)
Rancangan
faktorial (factorial design).
G.
Struktur
Laporan Penelitian Eksperimen
SISTEMATIKA LAPORAN PENELITIAN EKSPERIMEN
BAGIAN AWAL
1.
Halaman judul
2.
Halaman Pengesahan
3.
Abstrak
4.
Kata Pengantar
5.
Daftar Isi dan lampiran-lampiran
BAGIAN ISI:
BAB I
: PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang; berisi uraian tentang kondisi lapangan disertai deskripsi
masalahnya, dengan dukungan data awal yang memperjelas adanya masalah. Untuk
memecahkan masalah diperlukan tindakan/ treatment
dengan metode baru yang akan diujicobakan. Di samping itu, ditunjukkan
kebiasaan bahwa metode yang dilakukan dalam proses pembelajaran kurang berhasil
. Diyakini bahwa dengan metode baru itu berpengaruh positif terhadap hasil
belajar siswa.
B.
Rumusan Masalah (diharapkan kalimat tanya):
Misalnya: (1) Adakah perbedaan kemampuan matematika antara siswa yang diajar
dengan metode pemecahan soal dibanding dengan yang diajar dengan metode
pemahaman konsep.(2) Adakah hubungan antara sikap terhadap metode dengan
kemampuan matematika?
C. Tujuan Penelitian; (sesuaikan dengan rumusan
masalah)
D.
Manfaat Penelitian; (sesuaikan dengan
apa yang direncanakan pada proposal, namun peneliti dapat mengembangkan)
BAB II
: LANDASAN TEORI
Kemukakan teori dan
pustaka yang relevan dengan variabel independent (bebas yaitu variabel tindakan)
dan variabel dependen (terikat, tergantung), dan menjelaskan kaitan antara
kedua variabel itu. Diperlukan adanya usaha membangun argumentasi
teoritis yang menunjukkan bahwa dengan tindakan yang diberikan dimungkinkan
dapat berpengaruh positif terhadap hasil/ mutu proses pembelajaran pada mata
ajaran tertentu. Untuk itu, perlu diuraikan secara rinci keterkaitan antara
variabel yang dijadikan sasaran penelitian secara jelas, baik variabel dependen
maupun independennya. Kemukakan kerangka berpikir/alur yang logis shingga mampu
memberikan gambaran bahwa perlakuan dengan metode/teknik/cara baru yang akan
dilakukan dapat menghasilkan dampak yang lebih baik dari pada
metode/teknik/cara lain atau yang selama ini digunakan. Pada bagian akhir perlu
dikemukakan hipotesis yang akan diuji melalui penelitian eksperimen ini.
BAB III : METODE
PENELITIAN
Deskripsikan
desain/pola eksperimen/ perlakuan dalam rangka penelitian yang memuat: subyek
penelitian, langkah-langkah atau prosedur penelitian dimulai dari
perencanaan untuk menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol,
menentukan pelaksanaan tindakan/ treatment,
materi dan metode yang akan dikenakan pada kedua kelompok tersebut,
cara mengatasi kesesatan, sehingga tidak akan mempengaruhi hasil, waktu
pelaksanaan eksperimen. Jenis instrumen penelitian yang akan digunakan dan
syarat validitas dan reliabilitasnya, serta teknik analisis datanya. Eksperimen
yang dilakukan harus bersifat rasional dan fleksibel.
BAB IV : HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berikan gambaran
tentang subyek penelitian dengan disertai kondisi riil dari setiap kelompok
(eksperimen dan kontrol) selama eksprimen berlangsung. Kemukakan adanya
perubahan yang terjadi pada diri siswa, lingkungan kelas, guru sendiri,
motivasi/minat belajar, dan hasil belajar atas perlakuan yang dikenakan pada
kelompok eksperimen Data dapat disajikan dalam bentuk narasi/uraian, tabel atau
bagan Sajikan data hasil penelitian untuk setiap kelompok sebagai dasar
analisis dengan beberapa keterangan yang relevan. Kemukakan hasil pengolahan
atau analisis data hasil eksperimen.. Tunjukkan adanya perbedaan antara hasil
tindakan pada kelompok eksperimen (dengan metode A) dengan kelompok kontrol
(dengan metode B). Pada kesimpulan hasil analisis bila secara statistik
bila telah membuktikan adanya perbedaan hasil antara keduanya, berarti hasil
metode yang satu lebih baik daripada metode lainnya. Pada pembahasan
berikan kejelasan yang memperkuat dari hasil analisisnya, dengan memberikan berbagai
argumentasi logis yang mendukung.
BAB V : SIMPULAN
DAN SARAN
Sajikan simpulan hasil
penelitian sesuai dengan tujuan/masalah penelitian yang telah disampaikan
sebelumnya serta dengan mendasarkan hasil analisis yang diperoleh pada bab IV.
Berikan saran dan tindak lanjut berdasarkan simpulan yang diperoleh baik yang
menyangkut segi positif maupun negatifnya.
DAFTAR PUSTAKA
Memuat semua sumber
pustaka yang digunakan dalam penelitian dengan menggunakan sistem yang telah
dibakukan secara konsisten.
Lampiran-lampiran:
Lampiran berisi
semua instrumen yang digunakan (pedoman wawancara, pedoman
observasi, angket, tes hasil belajar dll.), contoh hasil kerja siswa,
data hasil penelitian, print-out analisis,
daftar hadir, ijin penelitian, serta bukti lain yang dipandang perlu.
H.
Contoh
Judul Penelitian
Penelitian Eksperimen
”UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN
KETERAMPILAN MENULIS NARASI PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 025
PEKANBARU MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI”
I.
Contoh
Rumusan Masalah Penelitian Eksperimen
1. Apakah penggunaan
media gambar berseri dapat meningkatkan motivasi untuk menulis narasi siswa
Kelas IV SD Negeri 025 Pekanbaru?
2. Apakah penggunaan
media gambar berseri dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi siswa Kelas
IV SD Negeri 025 Pekanbaru?
J.
Contoh
Hipotesis Penelitian Eksperimen
1. Penggunaan gambar berseri dapat meningkatkan motivasi menulis narasi
siswa Kelas IV SD Negeri 025 Pekanbaru.
2. Penggunaan gambar berseri dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi
siswa Kelas IV SD Negeri 025 Pekanbaru.
K.
Contoh
Simpulan Penelitian Eksperimen
1. Penggunaan media gambar berseri dapat meningkatkan motivasi menulis
narasi siswa. Hal ini terlihat pada hasil pengamatan motivasi menulis narasi.
Pada siklus I motivasi menulis narasi siswa mencapai 70%, pada siklus II
mencapai 78% dan pada siklus III mencapai 90%.
2. Penggunaan media gambar berseri dapat meningkatkan keterampilan
menulis narasi siswa. Hal ini terlihat adanya peningkatan jumlah siswa yang
mengalami ketuntasan belajar dari Siklus I hingga Siklus III. Di samping itu,
juga adanya peningkatan nilai rerata keterampilan menulis narasi dari Siklus I
hingga Siklus III. Pada kegiatan pratindakan siswa yang mengalami ketuntasan
belajar sebanyak 8 siswa(27%),
pada Siklus I sebanyak 19 siswa(63%), pada Siklus II sebanyak 21 siswa(70%),
dan pada Siklus III sebanyak 23 siswa(77%). Adapun nilai rerata keterampilan
menulis narasi siswa pada kegiatan pratindakan adalah 62,50, pada Siklus I
67,33, Siklus II 71,53, dan Siklus III 74,03.
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(CLASS ROOM
ACTION RESEARCH)
A.
Pengertian
dan Definisi Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Kunandar (2008: 45) menyebutkan ada tiga konsep atau
unsur dalam penelitian tindakan kelas, yakni bahwa:
1.
Penelitian adalah aktivitas mencermati
suatu objek tertentu melalui metodologi ilmiah dengan mengumpulkan data-data
dan dianalisis untuk menyelesaikan suatu masalah.
2.
Tindakan adalah suatu aktivitas yang
sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang berbentuk siklus kegiatan dengan
tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu atau kualitas proses belajar
mengajar.
3.
Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam
waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.
Dari
konsep ini dapat disimpulkan bahwa Penelitian
tindakan kelas merupakan sebuah proses refleksi
diri yang dilakukan oleh guru dan perangkat
pendidikan lainnya dalam situasi kependidikan yang bertujuan untuk
memperbaiki: praktik-praktik
kependidikan, pemahaman tentang praktik pendidikan itu sendiri dan dalam
situasi bagaimana praktik tersebut dilaksanakan.
Penelitian Tindakan Kelas oleh Kunandar (2011:45) adalah penelitian tindakan
yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas.
Selanjutya, Iskandar (2009:21) mendefinisikan PTK adalah suatu kegiatan
penelitian ilmiah yang dilakukan secara rasional, sistematis dan empiris
reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru, kolaborasi
sekaligus sebagai peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian
terhadap tindakan nyata di kelas berupa kegiatan belajar mengajar untuk
memperbaiki dan meningkatkan kondisi pembelajaran yang dilakukan.
B.
Karakteristik
Penelitian Tindakan
Kelas (PTK)
Karakteristik yang terdapat dalam PTK
antara lain:
1)
Didasarkan atas masalah yang dihadapi
guru dlam instruksional
2)
Adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya
3)
Penelitian sekaligus sebagai praktisi
yang melakukan refleksi
4)
Bertujuan memperbaiki atau meningkatkan
kualitas praktek instruksional
5)
Dilaksanakan dalam rangkaian langkah
dengan beberapa siklus
Ada juga pendapat dari Kunandar (2008:
59- 64) menjelaskan beberapa
karakteristik
yang terdapat pada PTK sebagai berikut:
1)
Masalah yang diteliti adalah nyata yang
muncul dari dunia kerja peneliti
2)
Berorientasi pada pemecahan masakah.
Guru melakukan PTK sebagai upaya untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam
proses belajat mengajar di kelasnya melalui suatu tindakan tertentu untuk
menyempurnakan proses pembelajaran di kelasnya.
3)
Berorientasi pada peningkatan mutu. PTK
dilakukan dalam kerangka untuk memperbaiki mutu PBM yang dilakukan oleh guru di
kelasnya.
4)
Siklus yaitu konsep tindakan diterapkan
melalui urutan yang terdiri dari beberapa tahap berdaur ulang.
5)
Di dasarkan pada adanya tindakan
tertentu untuk memperbaiki PBM di kelas.
6)
Adanya pengkajian terhadap dampak
tindakan yang dikaji sesuai tujuan.
7)
Aktivitas PTK dipicu oleh permasalah
praktis yang dihadapi oleh guru dalam PBM di kelas.
8)
Dilaksanakan secara kolaboratif dan
bermitra dengan pihak lain, seperti teman sejawat. Ada partisipasi dari pihak
lain berperan sebagai pengamat.
9)
Peneliti sebagi praktisi yang melakukan
refleksi.
10)
Dilaksanakan dalam rangkaian langkah
dengan beberapa siklus, di mana dalam satu siklus terdiri dari tahapan
perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi selanjutnya diulang kembali
dalam beberapa siklus.
C.
Fungsi Penelitian Tindakan
Kelas (PTK)
Penelitian tindakan kelas memiliki manfaat
atau fungsi yang dapat diraih atau dirasakan sebagai berikut:
(1)
Inovasi
Pembelajaran.
Guru harus selalu terbuka dan bersikap
inovatif untuk mencoba, mengubah, mengembangkan, dan meningkatkan kemampuan
mengajarkan agar mampu melahirkan model-model pembelajaran yang sesuai dengan
tuntutan kelasnya. Inovasi yang tumbuh dari bawah ini dengan sendirinya akan
lebih efektif dibandingkan dengan penataran atau pelatihan, karena berangkat
dari realitas permasalahan yang dihayati guru baik di kelas atau sekolah.
(2)
Perbaikan
praktis yang meliputi penanggulangan berbagai masalah belajar yang dialami
siswa secara sistematis.
Setiap kelas, setiap
siswa, dan setiap massa, tentu memiliki karakteristik yang berbeda dan khas.
Sudah tentu persoalan yang dihadapinya juga berbeda dan sangat kompleks.
Persoalan yang kompleks dan senantiasa berubah setiap waktu tidak mungkin dapat
dihadapi jika guru yang bersangkutan tidak mampu bertindak sebagai manajer dan
aktor yang mampu mengubah kualitas pembelajarannya.
(3)
Membentuk
profesionalitas guru.
Guru
yang profesional adalah guru yang memiliki keterbukaan untuk melihat dan menilai
kemampuannya secara kritis kemudian melalui proses refleksi mau dengan segera
melakukan perubahan, perbaikan, dan pengembangan. Keterlibatan guru dalam PTK
dengan demikian dapat meningkatkan profesionalisme guru dalam proses
pembelajaran.
D.
Prinsip-Prinsip Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Menurut Kunandar ( 2011: 67-68) ada
sepuluh prinsip dalam pelaksanaan PTK, yaitu:
1)
Tidak boleh mengganggu PBM dan tugas
mengajar
2)
Tidak boleh terlalu menyita waktu
3)
Metodologi yang dipakai harus tepat dan
terpercaya
4)
Masalah yang dikaji benar-benar ada dan
dihadapi guru
5)
Memegang etika kerja (minta izin,
membuat laporan, dan lain-lain)
6)
PTK bertujuan untuk memperbaiki atau
meningkatkan mutu proses belajatr mengajar
7)
PTK menjadi media guru untuk berfikir
kritis dan sistematis
8)
PTK menjadikan guru terbiasa melakukan
aktivitas yang bernilai akademik dan ilmiah
9)
PTK dimulai dari permasalahan
pembelajran yang sederhana, konkret, dan jelas.
10)
Pengumpulan data atau informasi dalam
PTK tidak boleh terlalu banyak menyita waktu dan terlalu rumit karena
dikhawatirkan akan mengganggu tugas utama sebagai guru dan tenaga pendidik.
E.
Struktur
Rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Pada
umumnya, penelitian tindakan dilakukan berdasarkan tema-tema dan menyarankan
sebuah metode untuk meninjau situasi pembelajaran. Ada empat tema dasar dalam
penelitian tindakan yang dilakukan oleh anggota penelitian yang saling
melengkapi dalam siklus, yakni:
-
Mengembangkan rencana (a plan) tindakan kritis untuk
meningkatkan apa yang sedang terjadi.
- Bertindak (to act) untuk melaksanakan rencana.
- Mengamati (to reflect) akibat-akibat tersebut sebagai dasar untuk merencanakan
lebihlanjut, tindakan cerdas secara kritis berikutnya, dan sebagainya melalui
siklus berikutnya.
F.
Struktur
Laporan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK)
Pada dasarnya tidak ada aturan baku
tentang outline isi laporan PTK, akan
tetapi masing-masing lembaga memiliki aturan sendiri-sendiri. Namun demikian,
isi dari masing-masing elemennya (misal: latar belakang, tujuan, dan lainnya)
relatif sama. Bagaimanapun bentuk outline
yang ditetapkan oleh masing-masing lembaga tersebut, isi pada masing-masing
bagian tersebut relatif sama seperti dijelaskan berikut.
a)
Lembar
Judul PTK
Dalam
PTK, judul hendaknya disusun secara singkat dan spesifik tetapi cukup jelas,
menggambarkan masalah yang akan diteliti, tindakan untuk
mengatasi masalah tersebut, serta tempat/ lokasi penelitian.
Judul
tersebut harus dituliskan pada kulit laporan (cover). Dalam lembar cover laporan PTK, minimal harus memuat:
logo lembaga (termasuk anggota), kota, dan tahun terbit. Nama ketua peneliti
diletakan yang paling atas.
b)
Lembar
Identitas dan Pengesahan
Lembar
identitas dimaksudkan untuk menetapkan keabsahan dari laporan penelitian yang
telah dilakukan guru. Pengesahan penelitian dilakukan oleh peneliti dan lembaga
terkait.
c)
Abstrak
Abstrak pada dasarnya merupakan uraian
ringkas dari laporan PTK, yang berisi: permasalahan dan cara pemecahannya,
tujuan, prosedur, dan hasil penelitian. Abstrak diketik dengan jarak baris
satu, yang pada umumnya tidak lebih dari 1 halaman, dan dilengkapi dengan
kata-kata kunci sebanyak 3-5 kata.
d)
Daftar
Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar, Daftar Lampiran
Pada
bagian ini berisikan daftar nomor dan judul semua (isi laporan, tabel, gambar,
lampiran) yang ada dalam laporan disertai pencantuman nomor halamannya.
e)
Bagian
Pendahuluan
Pada bagian ini paling tidak berisi bahasan
tentang: latar belakang masalah, rumusan masalah, cara pemecahan masalah,
tujuan penelitian, dan manfaat penelitian, masing-masing dengan isi seperti
berikut.
§ Latar Belakang
Penelitian dilakukan
untuk memecahkan permasalahan pendidikan dan pembelajaran yang dihadapi. Oleh
sebab itu, kemukakan secara jelas bahwa masalah yang diteliti merupakan sebuah
masalah yang nyata terjadi di kelas/ sekolah yang menjadi tanggung jawabnya
atas hasil diagnosis yang dilakukan oleh guru dan/ atau tenaga kependidikan
tersebut. Masalah yang akan diteliti merupakan sebuah masalah penting dan
mendesak untuk dipecahkan, serta dapat dilaksanakan oleh peneliti.
Pada
bagian ini harus memuat fakta-fata yang menunjukkan adanya permasalahan, dan
teori/ rasionalitas bahwa tindakan yang diteliti dapat mengatasi masalah
tersebut. Berikut contoh singkat isi latar belakang masalah.
§ Rumusan Masalah
Rumusan masalah
penelitian menggunakan kalimat tanya, dalam bentuk deskriptif tindakan
sebagai alternatif pemecahan masalah
yang dihadapi guru.
§ Cara Pemecahan Masalah
Urutan
alternatif tindakan yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah seperti
dibahas pada latar belakang. Pendekatan dan konsep yang digunakan untuk
menjawab masalah yang diteliti hendaknya sesuai dengan kaidah-kaidah dalam PTK.
Cara pemecahan masalah harus ditetapkan berdasarkan pada akar penyebab
permasalahan dalam bentuk tindakan secara jelas dan terukur.
§ Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berkaitan
dengan tujuan penelitian, kemukakan secara singkat tentang tujuan penelitian
yang ingin peneliti senada dengan rumsan masalah penelitian. Tujuan harus
diuraikan secara jelas sehingga dapat diukur tingkat pencapaian
keberhasilannya. Sedangkan, terkait dengan manfaat penelitian, uraikan
kontribusi hasil penelitian terhadap kualitas pendidikan dan/ atau pembelajaran
sehingga tampak manfaatnya bagi siswa, guru, maupun komponen-komponen
pendidikan yang terkait lainnya.
f)
Kajian
Pustaka
Kajian
pustaka seringkali juga digunakan istilah kajian teori. Pada kajian pustaka
membahas 3 sub bahasan, yaitu: kajian teori, hasil penelitian yang relevan, dan
kerangka pikir, dan hipotesis tindakan (kalau ada). Pada sub bahasan kajian
teori perlu diuraikan dengan jelas konsep-konsep dan teori-teori yang
menumbuhkan gagasan operasional variabel dan keterkaitan antarvariabel yang
diteliti. Uraian ini digunakan sebagai dasar penyusunan kerangka berpikir dan
usaha peneliti membangun argumen teoritik bahwa dengan tindakan tertentu dimungkinkan
dapat mengatasi masalah yang dihadapi.
Dalam sub bahasan hasil penelitian yang relevan,
menguraikan hasil-hasil penelitian sebelumnya dengan variabel dan/ atau masalah
yang relatif sama dengan masalah penelitian sehingga bisa digunakan sebagai
pendukung kajian teoritis dalam melahirkan kerangka pikir.
Sedangkan, dalam sub bahasan kerangka pikir, akan
menguraikan bagaimana keterkaitan antarvariabel dengan mendasarkan kajian teori
dan hasil penelitian yang relevan seperti dijelaskan di atas. Pada bagian akhir
dapat dikemukakan hipotesis tindakan yang menggambarkan alur keterkaitan antara
variabel tindakan dengan variabel masalah.
g)
Pelaksanaan
Penelitian
Isi
bagian ini paling tidak mencakup: lokasi, waktu, dan subyek penelitian,
prosedur penelitian, seperti berikut.
·
Lokasi,
Waktu, dan Subyek Penelitian
Kemukakan
secara jelas prosedur penelitian yang akan dilakukan objek, waktu, dan lamanya
tindakan, serta lokasi penelitian. Pada sub bagian subyek penelitian, diuraikan
siapa yang menjadi subyek PTK itu (misal: siswa kelas XI SMAN Plus Riau)
beserta karakteristiknya. Apabila ada karakteristik khusus dari subyek
penelitian perlu dijelaskan dibagian ini (misal: pada umumnya siswa kelas ini
terdiri dari: anak pengusaha pada umumnya perhatian terhadap anak kurang, anak
pemulung yang harus sekolah sambil membantu pekerjaan orangtuanya setelah
pulang sekolah.dan lain-lainnya).
·
Prosedur
Penelitian
Pada
bagian ini diuraikan rencana proses pelaksanaan PTK tiap siklus, yang meliputi
rencana kegiatan pada: (a) tahap persiapan/ perencanaan, (b) tahap pelaksanaan,
(c) observasi, serta (d) tahap evaluasi dan refleksi. Ini dilakukan dengan cara
mendeskripsikan rencana tersebut secara rinci, urut, dan jelas. Di sisi lain
juga harus diuraikan data dan cara pengumpulannya, serta indikator kinerja.
Pertama, terkait dengan rencana kegiatan
pada tahap persiapan/ perencanaan, diuraikan berbagai aspek yang harus
dilakukan guru selaku peneliti untuk mempersiapkan hal-hal yang diperlukan,
seperti: menyusun program semester, silabus, RPP, lembar observasi, dan
lain-lainnya. Kedua, terkait dengan
rencana kegiatan pada tahap pelaksanaan, diuraikan rencana aktivitas guru
selama mengajar sesuai dengan tindakan yang diteliti, yang meliputi: kegiatan
pendahuluan, kegiatann inti dan kegiatan penutup. Ketiga, terkait dengan
rencana kegiatan observasi, diuraikan siapa yang melakukan observasi, variabel
yang akan diobservasi, dan lainnya yang dianggap penting dalm pelaksanaan
tindakan beserta hasilnya antara peneli bersama observer sebagai refleksi yang
selanjutnya digunakan untuk menyusun rencana tindakan perbaikan pada siklus
berikutnya.
Pada
bagian ini, peneliti harus menetapkan instrumen (lembar observasi, angket,
dokumen, atau lainnya) beserta cara pengukurannya atas masing-masing variabel
yang diteliti (variabel tindakan dan variabel masalah), serta cara pengumpulan
datanya.
Selain
itu, juga harus ditetapkan standar tingkat keberhasilan yang diharapkan sebagai
indikator tingkat ketercapaian penelitian. Kedua aspek tersebut (pengukuran
instrumen dan standar keberhasilan) akan digunakan sebagai dasar dalam
melakukan kegiatan evaluasi dan refleksi.
Instrumen
penelitian merupakan alatuntuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam
penelitian. Instrumen dalam PTK meliputi alat pengumpul data untuk mengukur:
(a) tindakan guru, (b) aktivitas siswa selama proses tindakan
berlangsung, dan (c) hasil pemecahan masalah. Instrumen PTK dapat
digunakan berbagai jenis alat, seperti: lembarobservasi, kuesioner/ angket, pedoman
wawancara, dokumentasi, dan/atau tes (Paul, 2008), namun perlu diperhatikan
indikator dari masing-masing variabel tersebut sehingga content validity instrumen tinggi.
Terkait
dengan indikator kinerja pada umumnya meliputi tiga bagian, yaitu: (1) indikator input (seperti:aktivitas
siswa di kelas), (2) indikator proses
(seperti: aktivitas guru dalam melakukan tindakan), dan (3) indikator output atau hasil (misal:
minat belajar). Pada dasarnya, pengukuran tingkat keberhasilan pelaksanaan PTK
baru bisa diukur apabila pelaksanaan proses tindakan telah berjalan dengan
benar dan minimal 2 siklus. Sedangkan, terhadap indikator output
(keberhasilan), hasilnya tidak harus sesuai dengan yang diharapkan (boleh
berhasil/ tidak berhasil).
h)
Hasil
Penelitian dan Pembahasan
Bab
ini membahas dua pokok bahasan, yaitu: hasil penelitian, dan pembahasan hasil
penelitian seperti berikut.
·
Hasil
Penelitian
Pada
bagian ini harus disajikan proses tindakan dan hasil tiap-tiap siklus dengan
data lengkap yang berisi penjelasan tentang aspek proses pelaksanaan,
keberhasilan dan kelemahan yang terjadi.
Di
sisi lain, pada siklus berikutnya perlu ditambahkan hal yang mendasar yaitu
perubahan pada diri siswa, lingkungan belajar, aktivitas guru yang berupa
perubahan proses serta hasil belajarnya.
Pada
bagian hasil ini, grafik dan/atau tabel, foto dapat digunakan secara optimal
untuk menjelaskan hasil analisis data yang menunjukkan perubahan-perubahan yang
terjadi dari setiap siklus. Di samping contoh grafik, perkembangan pelaksanaan
tindakan (model pembelajaran kepala bernomor), dan keberhasilan pemecahan
masalah (motivasi belajar).
·
Pembahasan
Hasil Penelitian
Bagian
ini berusaha melakukan pembahasan hasil penelitian dikaitkan dengan teori-teori
yang telah dipaparkan di bab II kajian
pustaka (kajian teori dan hasil penelitian yang relevan). Pembahasan dilakukan
dengan cara mengaitkan temuan/ hasil dengan tindakan, indikator keberhasilan,
serta kajian teoretik dan empirik. Pada bagian ini dalam keadaan hasil PTK
tidak selaras dengan teori, dan hasil pendalaman dan diskusi menunjukkan adanya
penyebab kelemahan dalam implementasi, maka peneliti harus memberikan bahasan
hasil diskusi tersebut tentang beberapa kemungkinan penyebab ketidakselarasan
itu.
G.
Contoh
Judul
Penelitian Tindakan
Kelas (PTK)
Contoh PTK yakni:
“PENINGKATAN
KETERAMPILAN BERCERITA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PETA KONSEP PADA SISWA KELAS X
6 SMA NEGERI 1 PEKANBARU”
H.
Contoh
Rumusan Masalah
Penelitian Tindakan
Kelas (PTK)
1. Bagaimanakah peningkatan proses
pembelajaran keterampilan bercerita dengan menggunakan teknik peta konsep pada
siswa kelas X 6 SMA Negeri 1 Pekanbaru?
2. Bagaimanakah peningkatan hasil
pembelajaran keterampilan bercerita yang dicapai siswa kelas X 6 SMA Negeri 1
Pekanbaru setelah diterapkan dengan teknik peta konsep?
I.
Contoh
Hipotesis
Penelitian Tindakan
Kelas (PTK)
Hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
apabila pembelajaran keterampilan bercerita disampaikan dengan menggunakan
teknik peta konsep maka dapat meningkatkan keterampilan bercerita siswa kelas X
6 SMA Negeri 1 Pekanbaru.
J.
Contoh
Simpulan
Penelitian Tindakan
Kelas (PTK)
1. Siswa kelas X 6 SMA Negeri 1
Pekanbaru mengalami perubahan perilaku (peningkatan) dalam proses pembelajaran
bercerita setelah menggunakan teknik peta konsep. Perubahan perilaku siswa
yaitu, siswa lebih aktif bertanya, menjawab pertanyaann guru dan memberikan
penilaian terhadap teman. Siswa lebih konsentrasi terhadap pembelajaran, siswa
lebih antusias dan berminat selama mengikuti pelajaran bercerita. Keberanian
siswa lebih meningkat saat bercerita.
2.
Keterampilan bercerita siswa kelas X 6 SMA Negeri 1 Pekanbaru tahun
pelajaran 2011/ 2012 meningkat menggunakan teknik peta konsep dalam
pembelajaran bercerita. Peningkatan hsil pembelajaran terlihat dari perubahan
skor rata-rata dari tahap pratindakan sampai siklus II sebesar 5,69. Pada tahap
pratindakan, skor rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 20,33, sedangkan pada
siklus I, hasil yang dicapai sebesar 23,24, dan pada siklus II diperoleh 25,06.
Peningkatan rata-rata skor tes keterampilan bercerita ini meliputi seluruh
aspek keterampilan bercerita yang dijadikan kriteria penilaian. Aspek-aspek
tersebut yaitu pelafalan, penempatan tekanan dan nada, diksi, ekspresi atau
tingkah laku, volume suara, kelancaran, penguasaan cerita. Dengan demikian,
penggunaan teknik peta konsep dapat meningkatkan keterampilan bercerita.
Melalui teknik peta konsep, siswa dapat terbantu dalam menggali ide dan gagasan
yang tersimpan oleh otak untuk dikeluarkan kembali dengan lebih mudah. Teknik
peta konsep dapat menarik minat siswa, siswa lebih aktif ketika mengikuti
pelajaran sehingga suasana kelas kondusif dan menyenangkan. Siswa berminat
ketika belajar dengan bantuan gambar-gambar yang berwarna sehingga siswa dapat
mengeksplorasi gagasan dan ide. Siswa lebih mudah dalam mengungkapkan gagasan
dan ide secara lisan dengan menggunakan peta pikiran.
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
(RESEARCH AND DEVELOPMENT)
A.
Pengertian
dan Definisi Penelitian dan Pengembangan
Sugiyono (2013:297) menjelaskan bahwa penelitian dan
pengembangan (Research and Development) adalah sebuah metode penelitian yang
digunakan untuk menghasilkan produk tertentu,
dan menguji keefektifan produk tersebut. Hal ini menggambarkan bahwa R/D
bertujuan untuk menghasilkan atau mengembangkan suatu produk yang bisa berupa model,
desain, prototipe,
bahan, media, alat, atau strategi pembelajaran yang berguna sebagai peningkatan dalam kualitas pembelajaran.
B.
Karakteristik
Penelitian dan
Pengembangan
Sumardi (2003:14)
menjelaskan bahwa dan 4 ciri dari penelitian dan pengembangan, yaitu:
1.
Penelitian pengembangan memusatkan perhatian pada studi mengenai variabel-variabel dan perkembanganya selama
beberapa bulan atau beberapa
tahun.
2.
Masalah sampling dalam studi longitudinal adalah kompleks karena
terbatasnya subyek yang dapat diikuti dalam waktu yang lama: berbagai faktor
mempengaruhi atrisi dalam studi longitudinal. Metode ini juga menuntut
kontiniutas staf dan bantuan biaya untuk jangka waktu yang lama.
3.
Studi-studi cross-setional
biasanya meliputi subyek lebih banyak, tetapi mencandra faktor-faktor
pertumbuhan yang lebih sedikit dari pada studi-studi longitudinal.
4.
Studi-studi kencendrungan mengandung kelemahan bahwa faktor-faktor
yang tak dapat diramalkan mungkin membuat kecendrungan yang didasarkan masa
lampau menjadi tidak sah.
Berdasarkan pendapat di atas, jelaslah bahwa penelitian R/D
ini bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran, yang disesuaikan dengan
kurikulum, sehingga apabila berganti kurikulum, maka penelitian itu bisa saja
tidak sah lagi atau tidak cocok digunakan lagi, serta penelitian R/D ini
memerlukan lebih banyak waktu dan biaya apabila dibandingkan dengan penelitian
lainnya.
Selanjutnya, Sandjaya (2006:105) menjelaskan bahwa secara
umum ada empat karakteristik dari penelitian dan pengembangan, yaitu:
1.
Spesifik dan kontekstual: masalah
yang akan dipecahkan melalui penelitian pengembangan merupakan masalah yang
spesifik dan nyata.
2.
Problem
solving: pengembangan model dan perangkat pembelajaran
berorientasi pada pemecahan masalah.
3.
Kolaboratif: kerjasama
antara peneliti/ pengembang (Litbang) dan guru/ sekolah.
4.
Menghasilkan produk: ada
produk yang dihasilkan untuk dicoba keefektifannya.
C.
Fungsi Penelitian
dan Pengembangan
Dalam
bidang pendidikan, produk-produk yang dihasilkan melalui penelitian R & D
diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pendidikan, yaitu lulusan yang
jumlahnya banyak, berkualitas, dan relevan dengan kebutuhan.
D.
Prinsip-Prinsip Penelitian dan Pengembangan
Chaeruman (http://www.slideshare.net/uweschaeruman,
diakses 19 Nopember 2013) menjelaskan prinsip dasar penelitian pengembangan
berdasarkan pendapat ahli yaitu:
1.
Borg and Gall, 1983: penelitian yang digunakan
untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk pendidikan.
2.
Richey and Klien, 2007: Penelitian yang
pada dasarnya berfungsi untuk menciptakan suatu produk pembelajaran, tool-tool pembelajaran dan membuat model
baru atau meningkatkan/memperbaiki yang ada.
3.
Gay, Mills & Airasian, 2009:
Penelitan yang dilakukan untuk melihat kebutuhan pelanggan (komponen yang ada
di sekolah) dan kemudian mengembangkan produk untuk memenuhi kebutuhan tersebut
yang lebih efektif untuk digunakan.
E.
Struktur
Rancangan Penelitian dan
Pengembangan
Sumardi
(2003: 77) menjelaskan struktur
pengembangan yang dilakukan dalam rancangan penelitian pengembangan,
yakni.
1. Perencanaan
Pada bagian perencanaan ini ada beberapa
langkah yang harus dilkaukan peneliti, yaitu: (a) melakukan identifikasi, definisi, kompetensi,
perumusan tujuan, urutan pembelajaran, dsb., (b) menetapkan
kriteria keberhasilan dan jenis-jenis instrumen untuk menilai ketercapaian
tujuan, (3) merancang kegiatan pengembangan produk dan
uji coba yang meliputi bebeapa aspek lamanya waktu
pelaksanaan, fasilitas yang diperlukan, estimasi biaya, dan penentuan
subyek.
2. Eksplorasi
Pada
bagian ini ada dua aspek yang harus dijelaskan, yaitu (a) kajian
literatur tentang produk yang akan dikembangkan dan kajian terhadap
penelitian-penelitian yang telah dilakukan terkait dengan produk, dan (b) kajian
tentang situasi lapangan: kondisi kelas, lembaga, jumlah dan keadaan mahasiswa,
sarana, serta praktek pembelajaran yang berlaku.
3. Pengembangan awal produk
Pada bagian ini ada dua tahap yang akan dilakukan
oleh seorang peneliti, yaitu: (a) perencanaan dalam membuat produk awal, sampai
dihasilkan produk awal yg diinginkan, (b) mereview dan masukan dari pemakai
produk perlu dilakukan oleh tim pengembang.
4. Validasi
Dalam
memvalidasi produk ada tiga aspek yang perlu diperhatikan, yaitu: (a) aspek penampilan produk: keterbacaan teks, sistematika
materi, kemenarikan (tampilan gambar dan animasi), komposisi warna,
kualitas narasi, (b) aspek implementabilitas: standar kompetensi, kejelasan
petunjuk penggunaan, kemudahan memahami materi, keluasan, dan kedalaman materi, ketepatan urutan penyajian,
interaktif, ketepatan evaluasi, (c) keberterimaan pemakai: Pemakai merasa
’nyaman’ dalam menggunakan.
5. Tahap Validasi &
Revisi
Ada
dua tahapvalidasi yang harus dilakukan seorang peneliti yaitu:
a. Validasi Ahli (Expert Judgement) dan revisi
Pada
bagian ini, untuk memvalidasi hasil produk yang dihasilkan bisa dilakukan
dengan cara mendapatkan
persetujuan (konsensus) ahli atau pun melibatkan langsung para pakar dalam
bidang terkait dengan produk yang dikembangkan, dalam pelaksanaan harus diperoleh
konsensus: cakupan materi, tingkatan dan kedalaman, kesesuaian media, jenis dan sistem evaluasi.
Selanjutnya, barulah peneliti melakukan revisi berdasarkan masukan dari
konsensus para ahli.
b. Uji Lapangan (Field Testing)
Pada tahap uji lapangan
ini, ada jenis uji yang akan dilakukan peneliti yaitu:
1) Uji
Lapangan Awal (Preliminary Field Testing) dan Revisi.
2) Uji
Lapangan Utama (Main Field Testing) dan Revisi.
3) Uji
Lapangan Operasional (Operasional Field Testing) dan Perbaikan Akhir.
Selanjutnya, Sugiyono
(2003:298) juga menjelaskan bahwa ada 10 langkah-langkah dalam
penelitian dan pengembangan, yakni:
1. Potensi dan Masalah
Masalah yang akan
dipecahkan dalam penelitian R/D ini adalah masalah yang ditimbulkan akibat
penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi, sehingga
dikemukakanlah satu model, pola, atau system penangganan terpadu yang efektif
untuk mengatasi masalah tersebut. Potensi dan masalah yang dikemukakan harus
ditunjukkan dengan data empirik.
2. Mengumpulkan Informasi
Setelah potensi dan masalah
dapat ditunjukkan secara faktual dan
uptode, maka selanjutnya perlu dikumpulkan informasi yang digunakan sebagai
bahan untuk perencanaan produk yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut
dan menentukan metode penelitian yang akan digunakan untuk penelitian sesuai
masalah dan tujuan yang ingin dicapai.
3. Desain produk
Pada tahap ini peneliti harus membuat rancangan kerja baru
berdasarkan peniliaian terhadap sistem
kerja lama, sehingga dapat ditemukan kelemahan-kelemahan terhadap sistem
tersebut. Hasil akhir dari kegiatan ini
adalah berupa desain produk baru, yang lengkap dengan spesifikasinya. Desain
produk harus diwujudkan dalam gambar dan bagan, sehingga dapat digunakan sebagai pengangan untuk menilai dan
membuatnya. Desain produk juga harus disertai mekanisme penggunaan dan cara
kerja.
4. Validasi desain
Pada tahap validasi kegiatan yang dilakukan menilai
apakah rancangan produk, dilihat dari system kerjanyanya lebih efektif dari
yang lama atau tidak. Validasi produk dapat dilakukan oleh beberap pakar atau
tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang
tersebut. Validasi juga dapat dilakukan dalam forum diskusi.
5. Perbaikan desain
Perbaikan desain dilakukan
setelah setelah diketahui kelemahannya, dan diperbaiki langsung oleh peneliti.
6. Uji coba produk
Ujicoba produk dilakukan
setelah produk dibuat, kemudian dilakukan eksprimen, yaitu membandingkan
efektifitas dan efesiensi sistem kerja lama disebut kelompok (kontrol) dengan yang baru yang disebut kelompok (eksperiment). Eksprimen dapat dilkukan
dengan cara membandingkan keadaan sebelum dan sesudah memakai system baru (before-after). Kelompok eksperiment diberi perlakuan untuk sistem kerja baru,
sedangkan kelompok kontrol menggunakan sistem kerja lama. Untuk membuktikan
signifikan perbedaan sistem kerja lama dan baru , perlu diuji secara statistik
dengan t-test berkorelasi (related).
7. Revisi produk
Apabila system baru yang
dilakukan belum mencapai apa yang diharapkan dalam penelitian, maka desain
produk perlu direvisi. Setelah direvisi
perlu diujicobakan kembali pada kerja sesungguhnya. Selanjutnya dapat
diproduksi.
8. Ujicoba pemakaian
Menurut Sugiyono (2003:310) pada tahap ini kegiatan yang
dilakukan menerapkan system kerja baru dalam kondisi nyata.
9. Revisi produk
Revisi produk dilakukan,
apabila dalam pemakaian kondisi nyata terdapat kekurangan dan kelemahan.
10. Pembuatan produk massal
Pembuatan produk massal
dilakukan apabila produk yang telah diujicobakan dinyatakan efektif dan layak
untuk diproduksi massal.
F.
Struktur
Laporan Penelitian dan
Pengembangan
Sugiyono (2003:311)
menjelaskan bahwa sistematika laporan Metode Penelitian dan Pengembangan adalah
sebagai berikut.
HALAMAN
JUDUL
ABSTRAK
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
DAFTAR
GAMBAR
DAFTAR
TABEL
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
B.
Rumusan masalah
C.
Tujuan
D.
Manfaat
BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS
A.
Deskripsi teori
B.
Kerangka berpikir
C.
Hipotesis (produk yang akan dihasilkan)
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A.
Langkah-Langkah Penelitian
B.
Metode penelitian tahap I
1.
Populasi sample sumber data
2.
Teknik pengumpulan data
3.
Instrument penelitian
4.
Analisis data
5.
Perencanaan desain produk
6.
Validasi desain
C.
Metode Penelitian Tahap II
1.
Metode Rancangan Eksprement Untuk Menguji
2.
Populasi dan sampel
3.
Teknik Pengumpulan Data
4.
Instrumenpenelitian
5.
Teknik Analisa Data
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Desain Awal Produk
B.
Hasil pengujian pertama
C.
Revisi Produk (gambarsetelah direvisi dan
D.
Hasil pengunjian tahap II
E.
Revisi produk (gambar setelah direvisi dan
F.
Penggujian tahap ke-III (bila perlu)
G.
Penyempurnaan produk (gambar terakhir dan
H.
Pembahasan produk
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN INSTRUMEN
LAMPIRAN DATA
LAMPIRAN PRODUK YANG DIHASILKAN BERIKUT BUKU
PENJELASANNYA
Adapun dalam buku
panduan penulisan tesis dan disertasi
UNP 2011 sistematika laporan metode penelitian dan pengembangan adalah
sebagai berikut:
HALAMAN
JUDUL
ABSTRAK
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
DAFTAR
GAMBAR
DAFTAR
TABEL
BAB
I PENDAHULUAN
1)
Latar Belakang Masalah
2)
Rumusan Masalah
3)
Tujuan Pengembangan
4)
Spikasi Produk yang Diharapkan
5)
Pentingnya Pengembangan
6)
Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan
7)
Definisi Istilah
8)
Sistematika Penulisan
BAB II Kajian Pustaka
BAB III Metode Pengembangan
1)
Model Pengembangan
2)
Prosedur Pengembangan
3)
Ujicoba Produk
4)
Subjek Ujicoba
5)
Jenis Data
6)
Instrument Pengumpul Data
7)
Teknik analisa data
BAB IV HASIL PENGEMBANGAN
1)
Penyajian Data Uji Coba
2)
Analisa Data
3)
Revisi Produk
BAB V PENUTUP
1)
Kajian Produk yang telah Direvisi
2)
Saran Pemanfaatan, Diseminasi, dan Pengembangn lebih Lanjut.
Keseluruhan bab tersebut berturut-turut akan diuraikan
secara ringkas dengan menjelaskan hal-hal pokok dan praktis.
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Latar
belakang berisi penjelasan mengenai alasan mengapa masalah yang dikemukakan di
dalam judul dipandang menarik, penting, dan perlu diteliti. Selain itu
diuraikan juga kedudukan masalah penelitian dalam lingkup permasalahn yang
lebih luas.
B.
Rumusan Masalah
Masalah
atau permasalahan ada kalau ada kesenjangan (gap) antara das solen dan das sein:
ada perbedaan antara apa yang seharusnya dan apa yang ada dalam kenyataan,
antara apa yang diperlukan dan apa yang tersedia, antara harapan dan kenyataan, dan yang
sejenis dengan itu. Penelitian diharapkan dapat memecahkan masalah itu, atau dengan kata lain dapat
menutup atau setidak-tidaknya memperkecil kesenjangan itu. Di dalam perumusan
masalah yang harus diperhatikan adalah rumusan masalah dalam kalimat tanya ata
pernyataan, padat dan jelas, dan member petunjuk tentang mungkinnya menjawab
masalah itu secara impiris.
C.
Tujuan
Dalam hal
ini hendaknya disebutkan secara spesifik tujuan yang hendak dicapai.
D.
Manfaat
Dalam hal
ini perlu dikemukakan secara singkat dan jelas manfaat apa yang dipetik dari
temuan penelitian ini,dapat berupa sumbangan terhadap pengembangan iptek dan
institusi terkait.
BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS
A.
Deskripsi Teori
Penelaah kepustakaan perlu
dilakukan guna menegakkan landasan teoritis penelitian yang akan dilakukan.
Secara garis besar, sumber bacaan dapat dibedakan menjadi dua macam (a) acuan
umum yang terdapat di buku teks, dan (b) acuan khusus, yang berupa laporan
hasil penelitian terutama yang terdapat dalam jurnal profesional.
B.
Kerangka Berpikir
Pada bagian ini, peneliti
mengemukakan premis-premis tentang masalah penelitian, baik bersifat komparatif
maupun asosiatif, sehubungan dengan variabel-variabel yang diteliti. Untuk itu,
peneliti mengembangkan argumentasi ilmiah yang mengarah ada jawaban terhadap
pertanyaan penelitian , sehingga diperoleh kerangka berpikir yang lebih
komprehensi dan terarah dalam menemukan suatu konklusi hipotetik.
C.
Hipotesis (produk yang akan dihasilkan)
Hipotesis penelitian adalah
merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian yang secara
teoritis, yang kebenaranya harus diuji secara empiris. Hipotesisi hendaklah
menyatakan pertautan dua variabel atau lebih, dinyatakan dalam kalimat
deklaratif, dirumuskan secara singkat dan padat, dan dapat diuji.
BAB III PROSEDUR PENELITIAN
A.
Langkah-Langkah Penelitian
B.
Metode Penelitian Tahap I
1.
Populasi Sampel Sumber Data
Berisi uraian secara rinci mengenai populasi yang paling sedikit
mencakup drah dan ruang lingkup penelitian, serta cirri-ciri penting yang
terdapat dalam populasi itu. Uraian mengenai sampel mencakup, antara lain cara
pengambilan sampel serta alasannya, banyaknya sampel, macam dan lokasi sampel disesuaikan dengan
program studi masing-masing.
2. Teknik Pengumpulan Data
Berisi
uraian tentang cara dan proses pengambilan dan pengumpulan data secara rinci
dengan menunjukan urutan langkah-langkah yang akan ditempuh.
3.
Instrument Penelitian
Bagian ini mengemukakan instrument yang digunakan untuk
mengumpulkan data seperti yang sudah dikemukan dalam butir sebelumnya.
4.
Analisis data
Teknik
dan prosedur analisi yang digunakan untuk menganalis data ujicoba dikemukan
dalam bagian ini dan disertai alasanya.
5.
Perencanaan desain produkuk Validasi desain
C.
Metode Penelitian Tahap II
1.
Metode Rancangan Eksprement untuk Menguji
2.
Populasi dan Sampel
Tujuan berbagai
pertimbangan dalam menentukan sampel
agar diperoleh sampel representative bagi populasinya. Dalam hal ini ada empat
parameter yang berpengaruh, yakni variabilitas populasi, besar sampel,
penentuan sampel, dan kecermatan memlih
sampel
3.
Teknik Pengumpulan Data
Berisi uraian tentang cara dan proses pengambilan dan pengumpulan
data secara rinci dengan menunjukan urutan langkah-langkah yang akan ditempuh.
4.
Instrumen penelitian
Bagian ini mengemukakan instrument yang digunakan untuk
mengumpulkan data seperti yang sudah dikemukan dalam butir sebelumnya.
5.
Teknik Analisa Data
Bagian ini mengungkapkan seara rinci teknik analisa data uji coba.
Penyajian hasil analisis data perlu dibatasi pada hal-hal yang bersifat faktual.
BAB IV HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini memuat tiga butir penting , yaitu penyajian data
ujicoba, analisa data, dan revisi produk berdasarkan analisa data.
1.
Penyajian Data Uji Coba
Semua data yang dikumpulkan dari kegiatan uji
coba produk disajikan dalam bagian ini. Penyajian dituangkan dalam bentuk
tabel, bagan,dan gambar yang dapat dikomunikasikan dengan jelas.
2.
Analisa Data
Bagian ini mengungkapkan secara rinci hasil
analisis data uji coba. Hasil kesimpulan analisis data ini digunakan sebagai
dasar dalam melakukan revisi produk.
3.
Revisi Produk
Bab ini berisi keputusan merevisi produk
disertai dengan pembenaran bahwa setelah direvisi produk itu akan menjadi lebih
efektif, efesien, atau menarik.
BAB V PENUTUP
1.
Kajian Produk yang telah Direvisi
Bagian
ini memuat simpulan berisi pernyataan ujud akhir produk yang dikembangkan
setelah direvisi perproduk yang telah direvisi. Juga memuat produk yang telah
dikaji secara obyektif dan tuntas berdasarkan landasan teoritik yang telah
dibahas dalam Bab II.
2. Saran Pemanfaatan,
Diseminasi, dan Pengembangn lebih Lanjut.
Pengajuan
pada bab ini diarahkan ke tiga sisi, yaitu saran untuk keperluan pemamfaatan
produk, saran untuk desiminasi produk ke sasaran yang lebih luas, dan saran
untuk pengembangan lebih lanjut. Setiap saran yang dikemukakan berdasarkan pada hasil kajian terhadap produk seperti
yang telah dibahas dalam butir sebelumnya.
3.
Isi Bagian Akhir
Hal-hal
yang perlu dimasukkan dalam bagian ini
adalah yang mendukung atau terkait erat dengan uraian yang terdapat pada
bagian inti. Isi yang perlu ada pada bagian akhir adalah (a) daftar rujukan,
(b) pernyataan keaslian tulisan, (c) lampiran-lampiran, dan (d) riwayat hidup.
G.
Contoh
Judul
Penelitian dan
Pengembangan
“PENGEMBANGAN MODEL BAHAN AJAR MEMBACA
TEKS CERITA DI KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI O52 PEKANBARU”
H.
Contoh
Rumusan Masalah
Penelitian dan Pengembangan
1. Bagaimana persepsi siswa terhadap
pengembangan (kajian teoritik, identifikasi kebutuhan, dan analisiss bahan
ajar) sebagai berikut: model bahan ajar membaca teks cerita yang akan dijadikan
bahan pengembangan pembelajaran.
2. Bagaimna rancanga model bahan ajar
membaca teks cerita, serta hasil uji coba pengembangan bahan ajar?
I.
Contoh
Simpulan Penelitian
dan Pengembangan
Penelitian
ini telah menghasilkan suatu produk model bahan ajar membaca teks cerita dengan
pokok bahasan menemukan pikiran pokok teks agar panjang dengan dengan cara
membaca sekilas berupa buku siswa lengkap dengan tes hasil belajar. Berdasarkan
hasil penelitian terhadap model bahan ajar, maka diperoleh berupa hal yang
dapat disimpulkan sebagai hasil penelitian ini. Pertana, model bahan ajar membaca teks cerita ini telah
dikembangkan dalam penelitian yang sudah diuji validasi oleh dua orang
validator yang menyatakan bahwa model bahan ajar ini layak untuk dipakai. Kedua, model bahan ajar disusun dengan
prinsip pengembangan model bahan ajar yang memperkuat pemahaman, umpan balik
yang positif, motivasi
belajar yang tinggi, serta mendorong peserta didik
untuk mencapai tujuan. Selain
itu, model bahan ajar ini juga bermanfaat bagi guru
berupa penyediaan bahan ajar
yang sesuai kurikulum, tidak selalu tergabtung pada
buku teks, memperkaya referensi dan membangun komunikasi pembelajaran yang
efektif. Model bahan ajar ini juga bermanfaat bagi siswa karena kegiatan pembelajaran
menjadi lebih menarik dengan menggunakan berbgai teknik pembelajaran,
kesempatan untuk belajar mandiri, mendapat kemudahan dalm mempelajari setiap
kompetensi yang harus dikuasai. Model bahan ajar berisi cerita yang
kontekstual.
Ketiga, model bahan ajar membaca teks
cerita yang telah dikembangkan dalam penelitin ini telah diuji kebenaran atau
kepalsuan hipotesisi nihil yang menyatakan bahwa antara niali pretes dan nilai
postes terdapat perbedaan yang signifikan melalui tes 1. Tes ini diberlakukan pada
uji coba terbatas, uji coba lebih luas dan uji keterterapan. Masing-masing uji
coba dilakukan dengan tiga cerita yang sama. Nilai yang diambil dari
masing-masing uji tersebut yaitu nilai pretes dan niai postes. Setiap melakukan
uji coba peneliti melakukan revisi-revisi untuk menghasilkan prototype
selanjutnya. Revisi dilakukan berdasarkan hasil proses pembelajaran dan
saran-saran dari observer. Keempat,
soal tes hasil belajar juga telah diuji validasi dan realiilitasnya berdasarkan
hasil uji coba validasi dan reliabilitas diketahui bahwa kalimat soal yang
digunakan sudah valid dan reliabel. Berdasarkan penelitian dan pengembangan
produk model bahan ajar maka dapat disimpulkan bahwa model bahan ajar membaca
teks cerita ini secara signifikan dapat dipakai di sekolah sebagai pengembangan
model bahan ajar.
DAFTAR
PUSTAKA
Creswell,
John W. 2012. Educational research :
planning, conducting, and evaluating quantitative and qualitative research 4th
Ed. Boston: Pearson.
Dwiyogo,
D, Wasis dan Karwono.1992. Metode Eksperimen dalam Penelitian Pendidikan.
Malang: IPTPI Cabang Malang Program Pasca Sarjana Malang.
Iskandar. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: gaung Persada.
Kunandar. 2011 Langkah mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai
pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Rakhmat, Jalaluddin. 2007. Metode Penelitian Komunikasi: Dilengkapi
Dengan Contoh Analistik Statistik. Bandung: Rosdakarya.
Sugiyono.
2013. Metodelogi Penelitian Kuantitatif
Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi Arikunto;
Suhardjono, dan Supardi. 2006. Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Suryabrata Sumardi. 2003. Metodelogi Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
http://metopen.wordpress.com
http://ilmumetodepenelitian.blogspot.com/2009/03/metode-penelitian-komunikasi-bag-2.html
Pakguruonline. 2007. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research). www:\geoccities.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar