Sabtu, 07 Desember 2013

retorika tulis (IKLAN)



DESKRIPTIF ANALITIK
 RETORIKA DALAM  TEKS IKLAN PRODUK KESEHATAN (OBAT)
 DI KORAN RIAU POS

(Sebagai Tugas Individu Mata Kuliah Retorika)
Dosen Pembimbing: Prof. Dr.Ermanto, M.Hum.




oleh:

MISDIANTO
NIM. 1209077





KONSENTRASI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013




DAFTAR ISI




                                                                                                                                       Halaman
KATA PENGANTAR   ……….…………………………………………………………   ii
DAFTAR ISI     ……….……………………………………………………………….....   iii

BAB   I.
   PENDAHULUAN............................................................................... .................   1
A.              Latar Belakang Masalah  ..........................................................................................   1
B.               Rumusan Masalah .....................................................................................................  2
C.               Tujuan Penulisan .......................................................................................................  2

BAB  II.  PEMBAHASAN  ..................................................................................................  3
A.       Pengertian Iklan ...........................................................................................  3
B.         Iklan yang Efektif  ...............................................................................................................   3
C.         Strategi Pembuatan Iklan yang Efektif  ..........................................................................  4
D.       Hubungan Iklan dengan Retorika  .................................................................  4
E.       Prinsip-Prinsip Dasar Retorika Modern (Retorika Tertulis) ..............................  4
F.         Prinsip-Prinsip Retorika   ..........................................................................................   5
G.       Unsur-Unsur Retorika ...................................................................................  6
H.       Prinsip-Prinsip Dasar Iklan  ...........................................................................  8
I.        Pemilihan Kata-Kata Iklan .............................................................................10
J.        Deskriptif  Analitik Deskriptif Analitik Retorika
           Dalam  Teks Iklan Produk Kesehatan (Obat) Di Koran Riau Pos ..................... 10

BAB   III.  PENUTUP .......................................................................................................  13
A.   Simpulan  ......................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA  .............................................................................................. 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN


A.       Latar Belakang Masalah  
                                Iklan merupakan setiap bentuk komunikasi yang dimaksudkan untuk memotivasi seseorang pembeli potensial dan mempromosikan penjual suatu produk atau jasa, untuk mempengaruhi pendapat publik, memenangkan dukungan publik untuk berpikir atau bertindak sesuai dengan keinginan si pemasang iklan.
                        Seiring perkembangan dunia yang pesat, perkembangan kondisi pasar sekarang ini telah membawa pengaruh terhadap strategi yang harus diterapkan oleh perusahaan dalam menawarkan dan memasarkan produk mereka. Bergulirnya waktu ke waktu konsumen semakin menseleksi segala produk yang diinginkan dengan melalui informasi yang tersedia. Oleh sebab itu, setiap perusahaan harus pintar dalam memilih cara yang tepat untuk menginformasikan produk perusahaannya.
                        Secara umum dapat dikatakan bahwa untuk meraih sukses dalam mencapai pasar sasaran suatu perusahaan, diperlukan strategi yang tepat sasaran. Oleh sebab itu diperlukan seorang pemasar yang mampu membaca situasi dan kondisi pasar secara tepat. Untuk mencapai sasaran dalam suatu usaha pemasaran selalu membutuhkan alat dalam penyampaian informasi kepada konsumennya, salah satunya adalah dengan cara mengeluarkan iklan tentang produk suatu perusahaan yang menarik bagi konsumen, yang pada akhirnya konsumen juga akan tertarik untuk menggunakan produk yang diiklankan. Penyampaian iklan akan membantu dalam mengenalkan produk kepada konsumen, iklan mempunyai peranan penting dalam menancapkan merek suatu produk ke pikiran konsumen.
                        Menurut sejarahnya, kegiatan promosi atau iklan suatu produk barang atau jasa dilakukan secara langsung (orasi). Lalu ketika ditemukannya aksara untuk baca dan tulis, manusia melakukan kegiatan ekonominya dengan ditulis pada wadah untuk menulis baik itu dari batu, kain, tulang atau kertas. Wadah yang terakhir ini melahirkan iklan yang muncul dalam bentuk poster dan pamflet. Lalu dengan adanya printer yang mempengaruhi perkembangan media cetak, iklan dimuat di halaman-halaman surat kabar, koran, majalah, tabloid, baliho ataupun papan-papan besar yang biasa terlihat di pinggir jalan kota.
                        Dan, koran harian Riau Pos adalah sebuah surat kabar harian lokal yang terbit di provinsi Riau dengan jumlah oplah dan pembaca yang terbesar . Surat kabar ini termasuk dalam grup Jawa Pos. Kantor pusatnya terletak di kota Pekanbaru. Koran harian ini pertama kali terbit tahun 1991. Sesuai mottonya “Pertama, Terbilang, dan Terdepan” maka media ini sungguh strategis bagi pebisnis dalam memasangkan iklannya di sini.

B.      Rumusan Masalah
                        Yang menjadi obyek analisis teks retorika adalah iklan pada koran harian Riau Pos  hari Selasa tanggal  5 November 2013. Kita ketahui bersama bahwa secara umum iklan adalah media informasi yang memiliki ciri khas sendiri, yaitu unsur persuasif. Dalam iklan sendiri ada sebuah kewajiban untuk menjual produk yang mereka promosikan dan dalam mempromosikan produk - produknya tersebut pastilah ada ciri khas yang muncul, maka penulis mencoba menganalisis :
1.   Prinsip-prinsip retorika apakah yang digunakan dalam iklan produk obat di koran harian Riau Pos untuk menyampaikan pesannya?
2.    Unsur-unsur retorika apakah yang digunakan dalam iklan produk obat di koran harian Riau Pos untuk menyampaikan pesan?

C.         Tujuan Penulisan
                        Kemudian untuk tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah:
1.  Mengetahui dan mendeskripsikan prinsip-prinsip retorika yang muncul dalam iklan produk obat di koran harian Riau Pos.
2. Mengetahui dan mendeskripsikan unsur-unsur retorika yang muncul dalam iklan produk obat di koran harian Riau Pos.











BAB II
PEMBAHASAN



A.       Pengertian Iklan
                        Iklan adalah berita atau pesan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai agar tertarik pada barang dan jasa yang ditawarkan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:322). Dari definisi diatas, terdapat beberapa komponen utama dalam sebuah iklan yakni “mendorong dan membujuk”. Dengan kata lain, iklan adalah proses penyampaian pesan atau info kepada sebagian atau seluruh khalayak mengenai penawaran suatu produk atau jasa dengan menggunakan media dan harus memiliki sifat persuasi. Iklan tidak hanya menggunakan bahasa sebagai alatnya, tetapi juga alat komunikasi lain seperti gambar, warna, dan bunyi. Pada dasarnya lambang yang digunakan dalam iklan terdiri dari dari dua jenis yaitu verbal dan non verbal. Lambang verbal adalah bahasa yang kita kenal, lambang non verbal adalah bentuk dan warna yang disajikan dalam iklan yang tidak secara khusus meniru rupa atas bentuk realitas.

B.             Iklan yang Efektif
                        Shimp  (2003)  menyatakan  bahwa  iklan  efektif  apabila iklan  tersebut  mencapai  tujuan-tujuan  yang  ingin  dicapai  oleh pengiklan. Menurut Schultz dan Tannenbaum dalam Shimp (2003), iklan yang efektif adalah iklan yang diciptakan untuk pelanggan yang spesifik, memikirkan dan memahami kebutuhan pelanggan, menekankan  pada  tindakan spesifik yang harus diambil oleh konsumen serta memahami bahwa orang-orang tidak membeli produk melainkan membeli  keuntungan dari produk tersebut. Selain itu, iklan yang efektif mendapat perhatian dan diingat serta membuat orang-orang bertindak  (melakukan pembelian).  Dalam konteks periklanan, iklan yang akan disampaikan sebaiknya diramu sedemikian rupa sehingga pesan yang akan disampaikan mudah dicerna dan dimengerti oleh masyarakat serta  mngandung informasi yang benar. Seandainya pesan suatu iklan dapat terpatri secara mendalam dalam benak konsumen dan konsumen mencermatinya dengan sudut pandang yang benar, maka hal itu berarti hasil kerja mekanisme pasar.
C.             Strategi Pembuatan Iklan yang Efektif
Periklanan yang efektif adalah periklanan yang telah mencapai tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh pengiklan. Durianto, dkk (2003), memaparkan bahwa  dalam pemilihan strategi yang terbaik akan bergantung pada keadaan produk di dalamnya termasuk keunikan substansial  bagi konsumen,  kelemahan  produk,  market  share produk, kategori  produk (baru  atau  lama),  keadaan  pasar,  strategi  periklanan pesaing, serta market segments yang dapat memunculkan peluang.

D.       Hubungan Iklan dengan Retorika
                        Retorika atau dalam bahasa Inggris rhetoric bersumber dari perkataan latin rhetorica yang berarti ilmu bicara. Pada abad ke 5 sebelum masehi untuk pertamakali dikenal suatu ilmu yang mengkaji proses pernyataan antar manusia sebagaifenomena sosial. Ilmu ini dinamakan dalam bahasa Yunani “rhetorike” yang dikembangkan di Yunani purba, kemudian abad-abad berikutnya di kembangkan diRomawi dalam bahasa latin “retorika” (dalam bahasa Inggris “rhetoric” dalambahasa Indonesia “retorika”). Cleanth Brooks dan Robert Penn Warren dalam bukunya, Modern Rhetoric, mendefinisikan retorika sebagai The art of using language effectivelyatau seni penggunaan bahasa secara efektif. Dari pengertian tersebut menjukkan bahwa retorika mempunyai pengertian sempit (retorika tradisional)  yaitu mengenai bicara, dan pengertian luas (retorika modern) yaitu penggunaan bahasa, bisa lisan dan dapat juga tulisan. Makanya, untuk tulisan bisa saja dalam bentuk pemasangan iklan di media massa seperti di koran Riau Pos.

E.        Prinsip-Prinsip Dasar Retorika Modern (Retorika Tertulis)
                        Retorika modern harusnya disampaikan secara efektif dan efisien dan lebih ditekankan kepada berbahasa secara tertulis, dengan tidak mengabaikan kemampuan secara lisan. Berbahasa secara efektif  diarahkan kepada hasil yang akan dicapai penulis  dan pembaca, bahwa amanat yang yang ingin disampaikan dapat diterima dan utuh. Sedangkan secara efisien dimaksudkan bahwa alat atau cara yang dipergunakan untuk menyampaikan suatu amanat dapat membawa hasil yang besar, sehingga penulis dan pembicara tidak perlu mengulang dan berlebihan dalam penyampaian. Sehinnga retorika modern lebih mengedepankan bahasa tertulis tanpa mengesampingkan bahasa lisan. Adapun prinsip-prinsip dasar yang dimaksud di makalah ini adalah sebagai berikut.
1.        Penguasaan secara aktif sejumlah besar kosa kata bahasa yang dikuasainya. Semakin besar jumlah kosa kata yang dikuasai secara aktif, semakin mampu memilih kata-kata yang tepat untuk menyampaikan pikiran.
2.        Penguasaan secara aktif kaidah-kaidah ketatabahasaan yang memungkinkan penulis mempergunakan bermacam-macam bentuk kata dengan nuansa dan konotasi yang berbeda-beda. Kaidah-kaidah ini meliputi bidang fonologi, morfologi, dan sintaksis.
3.        Mengenal dan menguasai bermacam-macam gaya bahasa, dan mampu menciptakan gaya yang hidup dan baru untuk lebih memudahkan penyampaian pikiran penulis.
4.        Memiliki kemampuan penalaran yang baik, sehingga pikiran penulis dapat disajikan dalam suatu urutan yang teratur dan logis.
5.        Mengenal ketentuan-ketentuan teknis penyusunan komposisi tertulis, sehingga mudah dibaca dan dipahami, disamping bentuknya dapat menarik pembaca. Ketentuan teknis disini dimaksudkan dengan: masalah pengetikan/ pencetakan, cara penyusunan bibliografi, cara mengutip, dan sebagainya.
6.        Dengan demikian pencorakan komposisi dalam retorika modern akan meliputi bentuk karangan yang disebut: eksposisi, argumentasi, deskripsi, dan narasi.
7.        Eksposisi adalah suatu bentuk retorika yang tujuannya adalah memperluas pengetahuan pembaca, agar pembaca tahu mengenai apa yang diuraikan.
8.        Argumentasi merupakan teknik untuk berusaha mengubah dan mempengaruhi sikap pembaca.
9.        Deskripsi menggambarkan obyek uraian sedemikian rupa sehingga barang atau hal tersebut seolah-olah berada di depan mata pembaca.
10.         Narasi merupakan teknik retorika untuk mengisahkan kejadian –kejadian yang ingin disampaikan penulis sedemikian rupa, sehingga pembaca merasakan seolah-olah ia sendiri yang mengalami peristiwa tersebut.

F.       Prinsip-Prinsip Retorika
Ilmu retorika mengatur 5 prinsip dasar untuk beretorika, yaitu:
1) L’invention : merupakan suatu penemuan dari ide utama yang ingin diungkapkan. Prinsip ini merupakan proses pengumpulan bukti-bukti yang mendukung pernyataan seperti dalam bentuk kutipan-kutipan, saksi-saksi, pokok-pokok pemikiran untuk memulai suatu perdebatan, dan lain sebagainya.
2) La disposition : merupakan prinsip retorika yang mengatur ide-ide menjadi suatu urutan dalam sebuah wacana. La disposition mengatur pembagian teks menjadi 4 bagian yaitu pengantar, pernyataan, argumen dan epilog.
3) L’Élocution : Prinsip retorika ini dititikberatkan pada pemilihan kata, ungkapan-ungkapan, dengan kata lain pengirim pesan dituntut untuk “mengemas” pesannya dengan kata-kata dan bahasa yang tepat sehingga pesan yang ingin disampaikan dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan.
4) La Mémoire : Prinsip retorika ini membahas dalam berargumentasi, hal-hal yang dikemukakan oleh penutur didasarkan pada pengalaman atau pengetahuan yang didapatnya.
5) L’Action : Lundquist mengemukakan, bahwa dalam prinsip ini, penutur mengungkapkan argumentasinya melalui suatu diksi dan bahasa-bahasa tubuh yang sesuai.

G.      Unsur-Unsur Retorika
Unsur- unsur retorika meliputi:
1) Bentuk Kata (Figures de diction)
Bentuk kata dibagi menjadi dua, yaitu modifikasi kata (modification du mot) – bentuk kata baru yang timbul akibat penambahan, penghapusan dan pertukaran huruf, ejaan atau kelompok kata.
2) Bentuk Kontruksi (Figures de construction)
Bentuk kontruksi berhubungan dengan susunan sintaksis dalam kalimat, cara bagaimana kata-kata dikombinasikan dan disusun dalam kalimat. Yang termasuk ke dalam bentuk konstruksi adalah repetisi, paralelisme, antitesis, klimaks, dan antiklimaks.
a) Repetisi
Repetisi adalah bentuk pengulangan kata yang sama atau kelompok kata yang sama. Biasanya pengulangan ini bertujuan untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang dianggap penting. Terdapat bermacam-macam repetisi, di antaranya:
(1)               Anafora. Anafora adalah pengulangan pada awal kelompok gramatikal, kata atau kelompok kata. Seperti apapun jenisnya, anafora selalu memberikan irama pada suatu kalimat.
(2)       Reduplikasi bentuk struktur ini (mengulang kembali) beberapa kata yang ingin ditonjolkan dalam bagian kalimat yang sama.
(3)       Epifora Epifora sepadan dengan anafora, pengulangan dilakukan di akhir kelompok kata atau kelompok gramatikal.
b) Klimaks atau Gradasi
Gradasi adalah suatu bentuk yang menyusun kata-kata dan sebuah kalimat dengan memerinci berdasarkan urutan yang bertahap naik, kata yang maknanya lebih kuat diletakkan di akhir.
c)  Paralelisme. Yaitu gaya bahasa yang terbentuk dari kelompok-kelompok gramatikal yang sejajar.
3) Majas dan Perbandingan
Majas dan perbandingan biasa disebut dengan penyimpangan makna. Majas merupakan teknik pengungkapan bahasa, penggayabahasaan, yang maknanya tidak menunjuk pada makna harfiah kata-kata yang mendukungnya. Melainkan pada makna yang ditambahkan, makna yang tersirat, misalnya metafora, sinekdok, metonimi.
a) Perumpamaan/ Simile
Perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang pada hakekatnya berlainan dan yang sengaja kita anggap sama. Majas simile mengandung pengertian perbandingan dua hal atau lebih, khusus ditandai penggunaan seperti, sebagai, atau menyerupai/ mirip.
b) Metafora
Definisi metafora adalah gaya bahasa pengganti; suatu istilah digantikan oleh istilah lainnya dengan menggunakan analogi: metafora adalah perbandingan yang tidak menjelaskan, baik hal yang dibandingkan, istilah pembandingnya maupun titik pembandingnya.
4) Bentuk Pikiran (figures de pensée)
Bentuk pikiran merupakan bentuk yang paling mengecoh, karena bentuk ini mengandung kesatuan linguistik dengan batas yang tidak dapat dijelaskan. Secara fungsional, bentuk pikiran biasa digunakan untuk menyatakan keinginan, argumentasi, terutama yang mengandung nilai kebenaran. Misalnya ironi, litotes, hiperbola, pertanyaan retoris.
a)      Ironi Ironi adalah aplikasi rumus “ menyatakan A untuk mengatakan kebalikan dari A” dengan menunjukkan secara gamblang ketidaksetujuan atas apa yang dinyatakan.
b) Pertanyaan Retoris Pertanyaan retoris adalah cara untuk menyamarkan pertanyaan positif atau negatif, melalui pertanyaan. Penyampai pesan seolah-olah membiarkan pembicaraan terbuka, dengan mengalamatkan pertanyaan tersebut secara implisit kepada pendengar atau pembaca dalam suatu dialog fiktif. Pada kenyataan pertanyaan tersebut tidak membutuhkan jawaban.
c) Hiperbola hiperbola adalah gaya bahasa yang menonjolkan suatu gagasan dengan ungkapan yang berlebihan.

H.       Prinsip-Prinsip Dasar Iklan
                        Sebagai salah satu bentuk promosi, maka ada beberapa prinsip dasar iklan yaitu sebagai berikut.
1)        Adanya pesan tertentu.
                 Dalam sebuah iklan, ada pesan tertentu yang tersirat untuk pihak lain. Iklan tidak akan ada tanpa adanya pesan, itu berarti tanpa pesan iklan tidak akan terwujud. Pesan yang disampaikan dalam sebuah iklan, dapat berbentuk perpaduan antara pesan verbal dan nonverbal.
                 Pesan verbal adalah pesan yang disampaikan berupa kata-kata. Dalam pesan verbal, iklan merupakan rangkaian kata-kata yang tersusun dari huruf vokal dan konsonan yang membentuk makna tertentu. Bentuk pesan verbal tulisan dapat disampaikan melalui media cetak dan audio visual. Sedangkan, komunikasi nonverbal adalah proses komunikasi di mana pesan disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Pesan nonverbal dapat berupa non verbal visual, non verbal auditif, dan non verbal non visual. Pesan non verbal visual adalah pesan yang dapat diterima khususnya melalui indra mata. Pesan non verbal visual secara umum terdapat tiga jenis, yaitu berbentuk kinestik, proksemik, dan artifaktual. Pesan non verbal visual kinestik berwujud gerakan-gerakan tubuh/ badan. Ia dapat berupa gerakan dari sebagian atau seluruh badan.
2)        Dilakukan oleh komunikator (sponsor)
                Pesan iklan ada karena dibuat oleh komunikator.Sebaliknya, bila tidak ada komunikator, maka tidak akan ada pesan iklan. Dengan demikian, ciri sebuah iklan adalah bahwa pesan tersebut dibuat dan disampaikan oleh komunikator atau pesan sponsor tertentu secara jelas. Komunikator dalam iklan dapat datang dari perseorangan, kelimpok masyarakat, lembaga atau organisasi bahkan negara.
3)        Dilakukan dengan cara non personal.
                 Dari pengertian iklan yang diberikan, hampir semua menyepakati bahwa iklan merupakan penyampaian pesan yang dilakukan secara non personal, meskipun ada juga iklan secara personal. Non personal artinya tidak dalam bentuk tatap muka secara langsung melainkan melalui sebuah media atau saluran. Penyampaian pesan dapat disebut iklan bila dilakukan melalui media baik itu melalui media cetak seperti koran, brosur, dan lainnya ataupan audio seperti  radio dan televisi.
4)        Disampaikan untuk khalayak tertentu.
Untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal dalam beriklan, sebaiknya khalayak  sasarannya bersifat khusus yaitu ditujukan untuk khalayak tertentu saja. Pesan yang disampaikan dalam sebuah iklan tidak diberikan kepada semua orang, melainkan kelompok target audien tertentu sesuai dengan produk yang dijual. Sasaran khalayak yang dipilih tersebut didasarkan pada keyakinan bahwa pada dasarnya setiap kelompok khusus audien memiliki keinginan, kebutuhan, kesukaan, karakteristik dan keyakinan yang khusus. Dengan demikian,  pesan yang diberikan harus dirancang khusus yang sesuai dengan target khalayak.
5)        Dalam penyampaian pesan tersebut, dilakukan dengan cara membayar.
                 Penyampaian pesan yang dilakukan dengan cara bukan membayar oleh kalangan pengiklan, dianggap bukan iklan. Pesan komunikasi yang disampaikan dengan cara tidak membayar, akan dimasukkan dalam kategori kegiatan komunikasi yang lain. Dalam kegiatan periklanan, istilah membayar sekarang ini harus dimaknai secara luas. Sebab, kata membayar tidak saja dilakukan dengan alat tukar uang, melainkan dengan cara barter berupa uang, waktu, dan kesempatan.
6)        Penyampaian pesan tersebut, mengharapkan dampak tertentu.
                 Dalam sebuah visualisasi iklan, seluruh pesan dalam iklan semestinya merupakan pesan yang efektif, artinya pesan tersebut mampu menggerakkan khalayak. Semua iklan yang dibuat oleh pengiklan dapat dipastikan memiliki tujuan tertentu, yaitu berupa dampak tertentu di tengah khalayak, misalnya agar khalayak mengikuti pesan iklan, seperti membeli barang dengan segera, tetap setia menggunakan produk yang diiklankan dan lain-lain.

I.       Pemilihan Kata-Kata Iklan
                        Bentuk bahasa iklan pada dasarnya dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu bahasa iklan dalam bentuk frase, bentuk kalimat dan bentuk wacana. Adapun ketentuan-ketentuan penggunaan kata-kata dalam periklanan sebagai berikut.
a)      Kata-kata harus jelas (kata yang dipilih tidak menimbulkan arti ganda/ ambigu)
b)      Hindari istilah teknis ( tidak menggunakan istilah yang khusus/ hanya diri sendiri yang mengerti)
c)      Berhemat kata ( menggunakan kata yang sederhana/ tidak terlalu panjang tapi bermakna)
d)     Perulangan gagasan yang sama dengan kata yang berbeda (untuk menegaskan pokok pembicaraan)
e)      Kata-kata harus tepat (kata yang digunakan harus sesuai dengan kepribadian komunikator, jenis pesan, keadaan khalayak,dan situasi komunikasi)
f)       Kata-kata harus menarik (kata-kata harus jelas dan pantas, menimbulkan kesan yang kuat, hidup dan merebut perhatian)

J.     Deskriptif  Analitik Deskriptif Analitik Retorika Dalam  Teks Iklan Produk Kesehatan (Obat) Di Koran Riau Pos
I.    Analisis Teks Iklan Produk Kesehatan (Obat) di Koran Riau Pos
                        Dalam teks yang ada dalam iklan produk kesehatan (obat) di koran harian Riau Pos, ada sebuah opini yang ingin dibangun oleh iklan itu sendiri, yaitu kehematan. Hal tersebut bisa kita lihat pada fakta yang dijabarkan yaitu: “Sinshe Hongkong yang manjur, satu-satunya di  Pekanbaru”
                        Kehematan diperlihatkan dengan fakta mengenai pengobatan di Sinshe tersebut memang benar-benar manjur adalah sebuah pertanda bahwa pemasang iklan (penyampai pesan) bermaksud sebenarnya ingin mengatakan bahwa tempat  pengobatan mereka sangatlah hemat, jika dibandingngkan dengan tempat pengobatan alternatif lainnya. Kalau mau hemat berobat, maka pengobatan di Sinshe Hongkong inilah yang sangat hemat. Dengan konsumsi obat Sinshe Hongkong sungguh tepat karena tempat pengobatannya menggunakan sebuah metode efektif yang telah terbukti dalam mengatasi diabetes dan penyakit kronis lainnya hingga tuntas. Hal ini dapat dikatan sebagai kalimat yang bersifat persuasif.

II.   Penerapan Prinsip-Prinsip Retorika Iklan Produk Kesehatan (Obat) di Koran Riau Pos
                        Di bagian lain iklan ini,  mengeluarkan fakta yang sangat menarik yaitu adanya kata-kata atau penyampaian bahasanya yang dikemas secara apik sehingga pesan tersebut dapat diterima oleh penerima pesan (pembaca iklan). Inilah yang dinamakan prinsip retorika: L’Elocution. Contoh terdapat pada kutipan:“Sinshe Hongkong Pekanbaru, pengobatan dengan metode herbal sinshe yang ternama, ...”. Lalu pada: “...jumlah diabetes terus meningkat tajam...”. Selanjutnya: ”...banyak penderita merasakan khasiat mujarabnya”.
                        Pada bagian lainnya pula, di isi iklan ini menyebutkan 4 bagian struktur fakta:
-          PENGANTAR: Snshe Hongkong merupakan gabungan dari pengobatan, penelitian, pencegahan penyakit kronis dan terapi penyembuhan”
-          PERNYATAAN: WASPADALAH! Jumlah penderita diabetes di Indonesia terus meningkat tajam, ...”
-          ARGUMEN: “...data WHO terkini menyatakan persentase angka kelumpuhan maupun kematian akibat penyakit diabetes dan berbagai macam komplikasi menakutkan ini terus meningkat pesat.”
-          EPILOG: “Dapatkan program promosi khusus bagi pasien yang datang berobat.”
      Dari kutipan tersebut, tampakbahwa pemasang iklan telah mengatur ide-ide menjsadi suatu urutan dalam sebuah wacana iklannya. Inilah yang disebut dengan prinsip retorika La disposition.
      Selanjutnya, prinsip retorika lainnya lagi pada iklan tersebut juga terdapat pada kutipan: “rata-rata penderita diabetes setelah diobati sekitar 5-10 hari, gula darah menurun, gejala seperti kaki tangan kesemutan, seluruh badan tidak bertenaga, insomnia, dll berkurang secara nyata.” Maka, jelas sekali bahwa dari kutipan argumen pemasang iklan tersebut, sebenarnya berusaha betul meyakinkan pembaca (penerima pesan).

  III.    Penerapan Unsur-Unsur Retorika Iklan Produk Kesehatan (Obat) di Koran Riau Pos
                        Sepertinya, pemasang iklan (penyampai pesan)memang sengaja membedakan jenis huruf pengetikan tulisannya seperti: jenis time new roman, arial, dan bodoni MT Block. Maksud adanya variasi-variasi ini menjadikan penerima pesan atau pembaca iklan tertarik dan memberi kesejukan penglihatan karena tak monoton pada satu jenis huruf pengetikan saja. Berarti, jenis tulisan merupakan hasil kreatifitas pemasang iklan. Kreatifitas dalam jenis tulisan termasuk bagian retorika tulis.
a. Anafora
                        Dalam iklan ini terdapat sebuah anafora yaitu dalam kalimat :
“...tidak ada efek samping, tidak menimbulkan ketergantungan.”
                        Dari kutipan di atas, pemasang iklan (penyampai pesan) ingin menekan kembali kelebihan produknya dengan pengulangan kata “tidak”.
b. Klimaks
                        Kemudian, di iklan tersebut ditemukan urutan yang bertahap naik (klimaks) yaitu adanya teks iklan tersebut terdiri dari empat bagian: pengantar, pernyataan, argumen, dan epilog. Di pernyataan inilah adanya klimaks itu. Seperti contoh pada kalimat: “Jika tidak diobati sedini mungkin secara tepat dan efektif, beresiko merusak organ penting tubuh lain seperti hati, paru-paru, ginjal, limpa, reproduksi, dan sistem syaraf, juga bisa menyebabkan uremia.”
c.  Hiperbola
                        Seperti pada penggunaan kata-kata: “ sudah banyak” pada kalimat “sudah banyak penderita merasakan khasiat mujarabnya” , lalu pada kata “ yang terdepan” pada kalimat metode herbal sinshe yang terdepan” . Lalu pada kata ”terus meningkat” pada kalimat “ Jumlah penderita diabetes di Indonesia terus meningkat tajam”. Dan, pada kata “yang ternama” di kutipan kalimat “..pengobatan dengan metode herbal siinshe yang ternama, ...”
                        Penggunaan kata-kata di atas, dimaksudkan agar memberi imej positif kepada pembaca iklan (penerima pesan).
                         
                         










BAB III
PENUTUP





A.                SIMPULAN

            Iklan produk kesehatan (obat) di koran Riau Pos yang sudah dianalisis merupakan sebuah organisasi di mana mempunyai maksud tertentu pada setiap kegiatannya. Salah satunya adalah bagaimana mencoba membuat suatu kampanye periklanan dengan pendekatan emosional, dimana hal ini jarang dilakukan oleh kompetitor atau pesaingnya. Dapat disimpulkan oleh penulis sebagai berikut:
1. Iklan produk kesehatan (obat) di koran Riau Pos menggunakan pendekatan visualisasi. Pesan yang disampaikan sangat banyak dengan bukti-bukti untuk meyakinkan publik
2. Pencantuman data (bukti-bukti) sebagai sesuatu yang positif.  Dalam retorika, ini sebagai upaya untuk membangun kredibilitas suatu organisasi.
3. Pemuatan iklan pada koran harian Riau Pos tersebut sangat sesuai sebagai wujud komunikasi dengan intelektualitas.
4. Dalam tampilan ilustrasi foto menggunakan pendekatan metode retorika karena sebagai pembuktian dari kata-kata iklan sehingga konsumen iklan menjadi terpikat akan produk kesehatan (obat) yang telah diiklankan tersebut.
5.  Iklan yang sesuai dengan etika bisnis adalah iklan yang penyampaiannya kepada masyarkat sesuai dengan kebenaran.
6. Di Indonesia khususnya, terdapat permasalahan-permasalahan dalam dunia periklanan terutama menyangkut iklan yang tidak mendidik, iklan yang cenderung menjelek-jelekkan produk lain karena terbenturnya dengan landasan hukum yang tidak mendasar.






DAFTAR PUSTAKA





Elvinaro, Ardianto Soemirat Soleh. 2003. Dasar-Dasar Public Relations. Bandung: PT.    Remaja Rosdakarya
Hakim, Budiman. 2006. Lanturan Tapi Relevan (Dasar-dasar Kreatif Periklanan). Jakarta:           Galang Press.
            Kasali, R. 2007. Manajemen Periklanan: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar