Dosen Pembimbing
Prof.
Dr. Atmazaki , M.Pd.
PENELITIAN
TINDAKAN KELAS
(CLASSROOM
RESEARCH)
Tugas Mata Kuliah
Metode Penelitian Pembelajaran Bahasa Indonesia
Oleh
MISDIANTO
NIM 1209077
Konsentrasi Pendidikan Bahasa Indonesia
Program Studi PendidikanBahasa
Program Pascasarjana
Universitas Negeri Padang
Program Pascasarjana
Universitas Negeri Padang
2013
Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) sebagai Implementasi
Karya Tulis Ilmiah (KTI) Guru
dalam Mengembangkan Profesionalismenya
PENDAHULUAN
Pemerintah
Republik Indonesia telah berupaya melakukan peningkatan mutu pendidikan sejak beberapa dekade terakhir ini, yaitu dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Setiap guru wajib memenuhi standar
kualifikasi akademik dan kompetensi guru yang berlaku secara nasional (Pasal
1). Standar kualifikasi guru SD/ MI, SMP/ MTS, dan SMA/ MA adalah S1 atau D-IV
sesuai dengan bidang studi yang diampunya.
Terdapat
lima wujud pengembangan profesi yang dapat dilakukan oleh guru, yaitu: (1)
karya tulis ilmiah (KTI), (2) teknologi tepat guna (TTG), (3) alat peraga, (4)
karya seni, dan (5) mengembangkan kurikulum. Khususnya KTI, mencakup tujuh
alternatif yang dapat dilakukan oleh seorang guru, yaitu: (1) penelitian, (2)
karya ilmiah popular, (3) karya ilmiah gagasan sendiri, (4) prasaran seminar,
(5) buku, (6) diktat, dan (7) terjemahan. Dengan demikian salah satu wujud KTI
sebagai sarana pengembangan profesi guru adalah melakukan penelitian. Kegiatan
penelitian ini bisa dilakukan dalam bentuk: penelitian pengembangan, penelitian
eksperimen, dan penelitian tindakan kelas (PTK) dalam bidang pendidikan.
Penelitian
Tindakan Kelas (PTK), memiliki peran yang strategis untuk meningkatkan mutu
pelajaran apabila dilakukan dengan baik. Konsep penelitian tindakan memiliki
ruang lingkup yang lebih luas, objek penelitian tindakan tidak hanya terbatas
di dalam kelas, tetapi bisa di luar kelas, seperti sekelompok guru di sekolah, maupun sekelompok
kepala sekolah dalam satu wilayah tertentu, sehingga PTK dapat dilakukan oleh
guru, kepala sekolah maupun seorang pengawas..
Khususnya
pada guru, PTK merupakan bentuk penelitian yang dilakukan oleh para guru
terhadap proses belajar mengajar yang dilakukan di dalam kelas untuk
memperbaiki proses pengajarannya sehingga pada gilirannya akan meningkatkan
hasil belajar siswa. PTK dilakukan oleh para guru untuk mengatasi berbagai
masalah yang dihadapi dalam mengajar, sehingga sangat bermanfaat untuk dirinya
(pengembangan profesi guru) maupun bagi siswa (peningkatan proses pembelajaran)
yang pada giliran akan meningkatkan hasil belajarnya.
1.
Pengertian PTK
PTK
atau class room action research pada
dasarnya merupakan pengembangan dari konsep penelitian tindakan (action research). Berperan penting unntuk
meningkatkan mutu pembelajaran apabila guru mencoba mengembangkan kemampuan
memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam pembelajaran di kelas melalui
tindakan yang dapat memecahkan masalah atau memperbaiki dan melakukan
pengamatan untuk mengetahui tingkat keberhasilannya. PTK harus dimulai dari
permasalahan yang dihadapi atas temuan hasil refleksi diri para guru untuk
memperbaiki pelaksanaan pekerjaannya. Fokus PTK pada siswa atau proses
pembelajaran yang terjadi di kelas. Kunandar (2008;45) menyebutkan ada tiga
konsep atau unsur dalam penelitian tindakan kelas, yakni bahwa
1.
Penelitian adalah aktivitas mencermati
suatu objek tertentu melalui metodologi ilmiah dengan mengumpulkan data-data
dan dianalisis untuk menyelesaikan suatu masalah.
2.
Tindakan adalah suatu aktivitas yang
sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang berbentuk siklus kegiatan dengan
tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu atau kualitas proses belajar
mengajar.
3.
Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam
waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru
Dari konsep ini dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan
kelas merupakan sebuah proses refleksi diri
yang dilakukan oleh guru dan perangkat
pendidikan lainnya dalam situasi kependidikan yang bertujuan untuk memperbaiki:
praktik-praktik kependidikan, pemahaman
tentang praktik pendidikan itu sendiri dan dalam situasi bagaimana praktik
tersebut dilaksanakan. Guru memperbaiki proses pengajarannya, kepala sekolah
memperbaiki proses pengelolaan sekolah yang dipimpinnya, pengawas memperbaiki
proses supervisi yang dilakukannya.
Jadi dapat disimpulkan pengertian
Penelitian Tindakan Kelas oleh Kunandar
(2011:45) adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki
mutu praktik pembelajaran di kelas. Selanjutya Iskandar (2009:21)
mendefinisikan PTK adalah suatu kegiatan penelitian ilmiah yang dilakukan
secara rasional, sistematis dan empiris reflektif terhadap berbagai tindakan
yang dilakukan oleh guru, kolaborasi sekaligus sebagai peneliti, sejak
disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata di kelas
berupa kegiatan belajar mengajar untuk
memperbaiki dan meningkatkan kondisi pembelajaran yang dilakukan.
Berdasarkan
jumlah dan sifat perilaku para anggotanya, PTK dapat berbentuk individual atau kolaboratif, yang dapat disebut PTK invidual dan PTK kolaboratif. Dalam
PTK individual seorang guru melaksanakan PTK di kelasnya secara individu,
sedang dalam PTK kolaboratif seorang guru secara sinergi bekerjasama dengan
guru lain atau dosen di perguruan tinggi melaksanakan PTK dengan pembagian
tugas dan perannya masing-masing.
2.
Sejarah Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian
tindakan merupakan penelitian baru yang muncul pada tahun 1940
sebagai salah satu pendekatan penelitian
yang lahir di tempat keerja di mana peneliti melakukan pekerjaan sehari –hari.
Bermula dari suatu masalah yang terjadi dalam suatu masalah yang terjadi dalam
suatu aktivitas terentu. Awal mula penelitian pendidikan dikembangkan oleh
seorang psikolog yang bernama Kurt Lewin yang bermaksud untuk mencari
penyelesaian terhadap masalah sosial antara lain: pengangguran dan kenakalan
remaja pada waktu itu.
Menurut
Kemmis dalam Kunandar (2011:54) menyebutkan bahwa penelitian tindakan di bidang
pendidikan meningkat dari penelitian yang bersifat amatiran menjadi penelitian
yang bersifat profesional pada dekade tahun 1970-an. terjadi terutama di
kalangan pemerhati terhadap isu-isu pendidikan, betapa kompleksnya kaitan
antara kaitan gagasan-gagasan dengan kehidupan , antara teori dengan praktik,
padahal mereka hidup dan bekerja dalam dunia pendidikan.
Penelitian
Tindakan Kelas di Indonesia baru dikenal pada akhir dekade 1980-an.
Keberadaanya belum terlalu dikenal luas, masih menjadi pro dan kontra bila
dikaitkan dengan bobot keilmiahannya. Di Indonesia muncul ke permukaan ketika upaya-upaya perbaikan
mutu dicanangkan, seperti proyek guru SD melalui Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Hal yang menggebirakan dewasa ini banyak tesis dan disertasi di beberapa LPTK
sudah mengangkat PTK sebagai kajian dalam tesis dan disertasinya. Kondisi ini
sungguh positif dan menggembirakan, karena hasil PTK dapat memberikan jawaban
langsung terhadap permasalahan yang dihadapi guru dalam proses belajar mengajr.
3.
Karakteristik PTK
Menurut
Iskandar (2009; 24-26), karakteristik penelitian tindakan kelas PTK memiliki
karakteristik yang agak berbeda dibandingkan dengan jenis penelitian yang lain.
PTK dikategorikan sebagai jenis penelitian kualitatif dan eksperimen. Dikatakan
kualitatif karena pada saat dianalisis digunakan pendekatan kualitatif tanpa
perhitungan statistik, dan disebut eksperimen karena penelitiannya diawali
dengan perencanaan, adanya perlakuan, adanya evaluasi terhadap hasil yang
dicapai sesuadah dilakukan tindakan. Karakteristik yang terdapat dalam PTK
antara lain:
1)
Didasarkan atas masalah yang dihadapi
guru dlam instruksional
2)
Adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya
3)
Penelitian sekaligus sebagai praktisi yang
melakukan refleksi
4)
Bertujuan memperbaiki atau meningkatkan
kualitas praktek instruksional
5)
Dilaksanakan dalam rangkaian langkah
dengan beberapa siklus
Ada
juga pendapat dari Kunandar (2008: 59- 64) menjelaskan beberapa
karakteristik yang terdapat pada KTK
sebagai berikut:
1)
Masalah yang diteliti adalah nyata yang
muncul dari dunia kerja peneliti
2)
Berorientasi pada pemecahan masakah.
Guru melakukan PTK sebagai upaya untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam
proses belajat mengajar di kelasnya melalui suatu tindakan tertentu untuk
menyempurnakan proses pembelajaran di kelasnya.
3)
Berorientasi pada peningkatan mutu . PTK
dilakukan dalam kerangka untuk memperbaiki mutu PBM yang dilakukan oleh guru di
kelasnya.
4)
Siklus yaitu konsep tindakan diterapkan
melalui urutan yang terdiri dari beberapa tahap berdaur ulang.
5)
Di dasarkan pada adanya tindakan
tertentu untuk memperbaiki PBM di kelas.
6)
Adanya pengkajian terhadap dampak
tindakan yang dikaji sesuai tujuan.
7)
Aktivitas PTK dipicu oleh permasalah
praktis yang dihadapi oleh guru dalam PBM di kelas
8)
Dilaksanakan secara kolaboratif dan
bermitra dengan pihak lain, seperti teman sejawat. Ada partisipasi dari pihak
lain berperan sebagai pengamat.
9)
Peneliti sebagi praktisi yang melakukan
refleksi.
10)
Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan
beberapa siklus, di mana dalam satu siklus terdiri dari tahapan perencanaan,
tindakan, pengamatan, dan refleksi selanjutnya diulang kembali dalam beberapa
siklus.
4.
Komponen
PTK
Pada umumnya,
penelitian tindakan dilakukan berdasarkan tema-tema dan menyarankan sebuah
metode untuk meninjau situasi pembelajaran. Ada empat tema dasar dalam
penelitian tindakan yang dilakukan oleh anggota penelitian yang saling
melengkapi dalam siklus, yakni:
-
Mengembangkan rencana (a plan)
tindakan kritis untuk meningkatkan apa yang sedang terjadi.
- Bertindak
(to act) untuk melaksanakan rencana.
- Mengamati (to
reflect) akibat-akibat tersebut sebagai dasar untuk merencanakan
lebihlanjut, tindakan cerdas secara kritis berikutnya, dan sebagainya melalui
siklus berikutnya.
5.
Prinsip-Prinsip
PTK
Pada
hakikatnya, penelitian tindakan kelas berlandaskan pada paradigma penelitian
kualitatif atau postpositivisme atau pendekatan indukatif. Penelitian tindakan
kelas sebagai wahana pengembangan kemampuan profesional bagi guru perlu
dipahami karena ada kekhususan yang berbeda dari tradisi penelitian umumnya
yang telah mapan. Menurut Kunandar ( 2011: 67-68) ada sepuluh prinsip dalam
pelaksanaan PTK, yaitu:
1)
Tidak boleh mengganggu PBM dan tugas
mengajar
2)
Tidak boleh terlalu menyita waktu
3)
Metodologi yang dipakai harus tepat dan
terpercaya
4)
Masalah yang dikaji benar-benar ada dan
dihadapi guru
5)
Memegang etika kerja (minta izin,
membuat laporan, dan lain-lain)
6)
PTK bertujuan untuk memperbaiki atau
meningkatkan mutu proses belajatr mengajar
7)
PTK menjadi media guru untuk berfikir
kritis dan sistematis
8)
PTK menjadikan guru terbiasa melakukan
aktivitas yang bernilai akademik dan ilmiah
9)
PTK dimulai dari permasalahan
pembelajran yang sederhana, konkret, dan jelas.
10)
Pengumpulan data atau informasi dalam
PTK tidak boleh terlalu banyak menyita waktu dan terlalu rumit karena
dikhawatirkan akan mengganggu tugas utama sebagai guru dan tenaga pendidik.
6. Tujuan PTK
Adapun tujuan PTK adalah sebagai berikut:
(1) Memperbaiki dan meningkatkan
mutu praktik pembelajaran yang dilaksanakan guru demi tercapainya tujuan
pembelajaran yang bermutu.
(2) Memperbaiki dan meningkatkan
kinerja-kinerja pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru.
(3) Mengidentifikasi, menemukan
solusi, dan mengatasi masalah pembelajaran di kelas agar pembelajaran bermutu.
(4) Meningkatkan dan memperkuat
kemampuan guru dalam memecahkan masalah-masalah pembelajaran dan membuat
keputusan yang tepat bagi siswa dan kelas yang diajarnya.
(5) Mengeksplorasi dan membuahkan
kreasi-kreasi dan inovasi-inovasi pembelajaran (misalnya, pendekatan (model),
metode, teknik strategi, dan media) yang dapat dilakukan oleh guru demi
peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran.
(6) Mencobakan gagasan, pikiran,
kiat, cara, dan strategi baru dalam pembelajaran untuk meningkatkan mutu
pembelajaran selain kemampuan inovatif guru.
(7) Mengeksplorasi pembelajaran
yang selalu berwawasan atau berbasis penelitian agar pembelajaran dapat
bertumpu pada realitas empiris kelas, bukan semata-mata bertumpu pada kesan
umum atau asumsi.
7.
Kedudukan PTK
Kedudukan penelitian tindakan kelas
pada jenjang persekolahan sangat penting karena telah menjadi bagian dari
tuntutan akademik dan profesional bagi seorang guru. Dalam satu dekade terakhir
ini, peran/ fungsi dan kedudukan guru di Indonesia telah mendapat tempat yang
lebih baik secara legal formal. Keberadaan peraturan perundangan (seperti UU
No.20/2003, UU No.14/2004, PP No.19/2005, dan arah sejumlah Permendiknas)
tentang sistem pendidikan nasional telah memberi ruang dan arah yang semakin
jelas dan menjanjikan untuk mengangkat harkat dan martabat guru serta masa
depan pendidikan nasional sebagai wahana pembangunan bangsa.
8.
Bidang Kajian PTK
Seorang guru sebagai peneliti perlu
mengetahui aspek apa saja yang masuk ke dalam bidang kajian PTK sehingga dapat
melakukan penelitian tindakan dengan benar. Beberapa bidang kajian PTK adalah
seperti berikut.
(1) Masalah belajar di sekolah (termasuk di dalam tema
ini, seperti: masalah belajar di kelas, kesalahan-kesalahan pembelajaran,
miskonsepsi).
(2) Desain dan strategi pembelajaran di kelas (termasuk
dalam tema ini, seperti: masalah pengelolaan dan prosedur pembelajaran,
implementasi dan inovasi dalam metode pembelajaran, interaksi di kelas,
partisipasi orangtua dalam proses belajar siswa).
(3) Alat bantu, media, dan sumber belajar (termasuk
dalam tema ini, seperti: masalah penggunaan media, perpustakaan,dan sumber
belajar di dalam/luar kelas, peningkatan hubungan antara sekolah dan
masyarakat).
(4) Sistem asesmen dan evaluasi proses dan hasil
pembelajaran (termasuk dalam tema ini, seperti: masalah evaluasi awal dan hasil
pembelajaran, pengembangan instrumen asesmen berbasis kompetensi).
(5) Pengembangan pribadi peserta didik, pendidik, dan
tenaga kependidikan lainnya (termasuk dalam tema ini seperti: peningkatan
kemandirian dan tanggungjawab peserta didik, peningkatan keefektifan hubungan
antara pendidik-siswa dan orangtua dalam PBM, peningkatan konsep diri siswa).
(6)
Masalah
kurikulum (termasuk dalam tema ini seperti: implementasi KBK, urutan penyajian
materi pokok, interaksi materi pokok, interaksi guru-materi ajar, dan
siswa-lingkungan belajar) (Suharsimi, dkk, 2006).
9.
Manfaat PTK
Setiap
metode penelitian tentu memiliki manfaat sedikitnya untuk memecahkan masalah
yang dihadapi oleh para peneliti. Khusus untuk untuk penelitian tindakan kelas
manfaat yang dapat diraih atau dirasakan sebagai berikut:
(1) Inovasi Pembelajaran.
Guru harus selalu terbuka dan bersikap
inovatif untuk mencoba, mengubah, mengembangkan, dan meningkatkan kemampuan
mengajarkan agar mampu melahirkan model-model pembelajaran yang sesuai dengan
tuntutan kelasnya. Inovasi yang tumbuh dari bawah ini dengan sendirinya akan
lebih efektif dibandingkan dengan penataran atau pelatihan, karena berangkat
dari realitas permasalahan yang dihayati guru baik di kelas atau sekolah.
(2) Perbaikan praktis yang meliputi
penanggulangan berbagai masalah belajar yang dialami siswa secara sistematis.
Setiap
kelas, setiap siswa, dan setiap massa, tentu memiliki karakteristik yang
berbeda dan khas. Sudah tentu persoalan yang dihadapinya juga berbeda dan
sangat kompleks. Persoalan yang kompleks dan senantiasa berubah setiap waktu
tidak mungkin dapat dihadapi jika guru yang bersangkutan tidak mampu bertindak
sebagai manajer dan aktor yang mampu mengubah kualitas pembelajarannya
(3) Membentuk profesionalitas guru.
Guru yang
profesional adalah guru yang memiliki keterbukaan untuk melihat dan menilai
kemampuannya secara kritis kemudian melalui proses refleksi mau dengan segera
melakukan perubahan, perbaikan, dan pengembangan. Keterlibatan guru dalam PTK
dengan demikian dapat meningkatkan profesionalisme guru dalam proses
pembelajaran.
9. Laporan PTK
Pada dasarnya tidak ada aturan baku tentang outline isi laporan PTK, akan tetapi
masing-masing lembaga memiliki aturan sendiri-sendiri. Namun demikian, isi dari
masing-masing elemennya (misal: latar belakang, tujuan, dan lainnya) relatif sama.
Sebagai contoh, dalam pedoman usulan PTK
yang diterbitkan Depdiknas Dirjen Dikti tahun 2005 berkaitan dengan PTK
kolaborasi guru dengan dosen menetapkan outline isi laporan seperti ini:
SISTEMATIKA
LAPORAN AKHIR HASIL
PENELITIAN
TINDAKAN KELAS (CLASROOM ACTION RESEARCH
Lembar Judul Penelitian
.................................................................................................................... i
Lembaran Identitas dan Pengesahan .................................................................................................. ii
Abstrak
...............................................................................................................................................
iii
Daftar Isi
.............................................................................................................................................
vi
Daftar Tabel
...................................................................................................................................... v
Daftar Gambr
...................................................................................................................................... vi
Daftar Lampiran
.................................................................................................................................
vii
I.
Pendahuluan
...................................................................................................................................
II. Kajian Pustaka
................................................................................................................................
III.Pelaksanaan Penelitian
...................................................................................................................
IV.Hasil Penelitian dan Pembahasan
....................................................................................................
V. Simpulan dan Saran
.........................................................................................................................
Daftar Pustaka
......................................................................................................................................
Lampiran :
Instrumen Penelitian ............................................................................................................................
Personalia Tenaga Peneliti
...................................................................................................................
Riwayat Hidup Masing-Masing Personalia Penelitian
|
Bagaimanapun bentuk outline
yang ditetapkan oleh masing-masing lembaga tersebut, isi pada masing-masing
bagian tersebut relatif sama seperti dijelaskan berikut.
a)
Lembar
Judul PTK
Dalam PTK, judul hendaknya disusun secara
singkat dan spesifik tetapi cukup jelas, menggambarkan masalah yang akan
diteliti, tindakan untuk mengatasi masalah tersebut, serta tempat/
lokasi penelitian. Berikut contoh judul dalam PTK dan karakteristiknya.
Contoh Judul PTK:
1.
Penngunaan Media Gambar untuk Meningkatkan Minat Belajar
Bahasa Indonesia Siswa Kelas X SMAN ABC Pekanbaru
2.
Meningkatkan Motivasi Belajar Bahasa Indonesia Menggunakan Metode
STAD pada Siswa Kelas XI SMAN Plus Riau
3.
Penggunaan Metode Jigsaw untuk Meningkatkan Hasil BelajarBahasa
Indonesia Siswa Kelas X
SMAN Plus Riau
Tindakan
Masalah Tempat/ Lokasi
|
Judul tersebut harus dituliskan pada kulit
laporan (cover). Dalam lembar cover
laporan PTK, minimal harus memuat: logo lembaga (termasuk anggota), kota, dan
tahun terbit. Nama ketua peneliti diletakan yang paling atas. Berikut contoh
lembar kulit laporan PTK.
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR
UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS X
SMA NEGERI ABC PEKANBARU
Oleh :
Misdianto
Sekolah Menengah
Atas Negeri ABC Pekanbaru
Oktober 2013
|
b)
Lembar
Identitas dan Pengesahan
Lembar
identitas dimaksudkan untuk menetapkan keabsahan dari laporan penelitian yang
telah dilakukan guru. Pengesahan penelitian dilakukan oleh peneliti dan lembaga
terkait. Berikut adalah contoh lembar pengesahan PTK yang dilakukan secara
kolaborasi 3 orang antara dosen dengan
guru, dengan dana dari Dirjen Dikti. Dalam hal penelitian dengan biaya sendiri,
maka anggara biaya tidak harus dituliskan.
HALAMAN
PENGESAHAN
LOPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(CLASSROOM ACTION RESEARCH)
Mengetahui
Kepala
Sekolah,
Ketua Peneliti,
Cap dan Tanda Tangan Tanda Tangan
|
c)
Abstrak
Abstrak
pada dasarnya merupakan uraian ringkas dari laporan PTK, yang berisi:
permasalahan dan cara pemecahannya, tujuan, prosedur, dan hasil penelitian. Abstrak
diketik dengan jarak baris satu, yang pada umumnya tidak lebih dari 1 halaman,
dan dilengkapi dengan kata-kata kunci sebanyak 3-5 kata. Berikut contoh
sebagian dari isi abstrak PTK.
ABSTRAK
Misdianto. 2013. Penggunaan Media
Gambar untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Bahasa
Indonesia Siswa Kelas X SMA Negeri ABC
Pekanbaru.
Kata Kunci: Media Gambar, Motivasi
Permasalahan
dalam penelitian ini adalah minat belajar Bahasa Indonesia siswa kelas X SMA
Negeri ABC Pekanbaru rendah. Sehubungan dengan masalah tersebut ..... dst.
Untuk mengatasi ini dilakukan PTK ..... dst.
Hasil
penelitian yang dilakukan sebanyak 2 siklus ..... dst.
|
d)
Daftar
Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar, Daftar Lampiran
Pada bagian ini berisikan daftar nomor
dan judul semua (isi laporan, tabel, gambar, lampiran) yang ada dalam laporan
disertai pencantuman nomor halamannya.
e) Bagian Pendahuluan
Pada bagian ini paling tidak berisi
bahasan tentang: latar belakang masalah, rumusan masalah, cara pemecahan masalah,
tujuan penelitian, dan manfaat penelitian, masing-masing dengan isi seperti
berikut.
§ Latar Belakang
Penelitian
dilakukan untuk memecahkan permasalahan pendidikan dan pembelajaran yang
dihadapi. Oleh sebab itu, kemukakan secara jelas bahwa masalah yang diteliti
merupakan sebuah masalah yang nyata terjadi di kelas/ sekolah yang menjadi
tanggung jawabnya atas hasil diagnosis yang dilakukan oleh guru dan/ atau
tenaga kependidikan tersebut. Masalah yang akan diteliti merupakan sebuah
masalah penting dan mendesak untuk dipecahkan, serta dapat dilaksanakan oleh
peneliti.
Pada bagian ini harus memuat
fakta-fata yang menunjukkan adanya permasalahan, dan teori/ rasionalitas bahwa
tindakan yang diteliti dapat mengatasi masalah tersebut. Berikut contoh singkat
isi latar belakang masalah.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah
Salah satu tujuan pengajaran adalah meningkatkan
pengetahuan, sikap dan/ atau keterampilan siswa. Pelaksanaan pengajaran pada
dasarnya adalah salah satu kegiatan untuk mencapai tujuan pendidikan
tersebut. Sedangkan, mengetahui tingkat ketercapaian tujuan pendidikan
tersebut dapat diukur dari output (hasil belajar) dan outcome (aktivitas dan
perilakunya di masyarakat)
Terkait
dengan hal ini hasil evaluasi selama mengajar Bahasa Indonesia di kelas X
SMAN ABC Pekanbaru menunjukkan lebih dari 20% siswa belum mencapai ketuntasan
sebesar 70. Dan, setelah diidentifikasi lebih jauh, pada umumnya minat
belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung adalah “rendah”. Hal ini
ditenggarai banyaknya siswa yang keluar masuk di jam belajar, dan perhatian
siswa yang kurang pada saat guru menjelaskan. Di sisi lain, Sadiman (2002)
menyatakan bahwa media belajar yang sesuai dapat meningkastkan minat belajar
siswa. Sehubungan dengan pernmasalahan
.....
|
§ Rumusan Masalah
Rumusan masalah
penelitian menggunakan kalimat tanya, dalam bentuk deskriptif tindakan
sebagai alternatif pemecahan masalah
yang dihadapi guru. Sebagai contoh, dari latar belakang tersebut dapat disusun
rumusan masalah sebagai berikut.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
minat belajar Bahasa Indonesia siswa kelas X SMAN ABC Pekanbaru yang diajar menggunakan
media gambar?
2.
Bagaimana
kemampuan guru menggunakan media gambar dalam melaksanakan pengajaran Bahasa
Indonesia di kelas X SMAN ABC Pekanbaru?
3.
Apakah
penggunaan media gambar dapat meningkatkan minat belajar Bahasa Indonesia
siswa kelas X SMAN ABC Pekanbaru?
|
§ Cara Pemecahan Masalah
Urutan
alternatif tindakan yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah seperti
dibahas pada latar belakang. Pendekatan dan konsep yang digunakan untuk
menjawab masalah yang diteliti hendaknya sesuai dengan kaidah-kaidah dalam PTK.
Cara pemecahan masalah harus ditetapkan berdasarkan pada akar penyebab
permasalahan dalam bentuk tindakan secara jelas dan terukur. Berikut contoh
“cara pemecahan masalah”.
C. Cara
Pemecahan Masalah
Menurut
para ahli, prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh minat belajarnya, dan
untuk meningkatkan minat belajar siswa dapat dilakukan menggunakan berbagai
cara, seperti: metode mengajar, media pengajaran, pemberian hadiah.
Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah rendahnya minat belajar, di
sisi lain ahli pendidikan Sadiman (2002) menyatakan bahwa media mengajar yang
sesuai dapat meningkatkan minat belajar siswa. Selama ini, guru dalam
mengajar hampir tidak pernah menggunakan media. Di sisi lain, materi yang
akan diajarkan sifatnya abstrak yang jarang ditemukan oleh siswa. Oleh sebab
itu, untuk mengatasi masalah di atas digunakan media gambar sebagai alat
bantu mengajar.
|
§ Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berkaitan dengan tujuan penelitian,
kemukakan secara singkat tentang tujuan penelitian yang ingin peneliti senada
dengan rumsan masalah penelitian. Tujuan harus diuraikan secara jelas sehingga
dapat diukur tingkat pencapaian keberhasilannya. Sedangkan, terkait dengan
manfaat penelitian, uraikan kontribusi hasil penelitian terhadap kualitas
pendidikan dan/ atau pembelajaran sehingga tampak manfaatnya bagi siswa, guru,
maupun komponen-komponen pendidikan yang terkait lainnya.
f)
Kajian
Pustaka
Kajian
pustaka seringkali juga digunakan istilah kajian teori. Pada kajian pustaka
membahas 3 sub bahasan, yaitu: kajian teori, hasil penelitian yang relevan, dan
kerangka pikir, dan hipotesis tindakan (kalau ada). Pada sub bahasan kajian
teori perlu diuraikan dengan jelas konsep-konsep dan teori-teori yang
menumbuhkan gagasan operasional variabel dan keterkaitan antarvariabel yang
diteliti. Uraian ini digunakan sebagai dasar penyusunan kerangka berpikir dan
usaha peneliti membangun argumen teoritik bahwa dengan tindakan tertentu
dimungkinkan dapat mengatasi masalah yang dihadapi.
Dalam sub bahasan hasil penelitian yang
relevan, menguraikan hasil-hasil penelitian sebelumnya dengan variabel dan/
atau masalah yang relatif sama dengan masalah penelitian sehingga bisa
digunakan sebagai pendukung kajian teoritis dalam melahirkan kerangka pikir.
Sedangkan, dalam sub bahasan
kerangka pikir, akan menguraikan bagaimana keterkaitan antarvariabel dengan
mendasarkan kajian teori dan hasil penelitian yang relevan seperti dijelaskan
di atas. Pada bagian akhir dapat dikemukakan hipotesis tindakan yang
menggambarkan alur keterkaitan antara variabel tindakan dengan variabel
masalah.
g)
Pelaksanaan
Penelitian
Isi bagian ini paling tidak
mencakup: lokasi, waktu, dan subyek penelitian, prosedur penelitian, seperti
berikut.
·
Lokasi,
Waktu, dan Subyek Penelitian
Kemukakan secara jelas prosedur
penelitian yang akan dilakukan objek, waktu, dan lamanya tindakan, serta lokasi
penelitian. Pada sub bagian subyek penelitian, diuraikan siapa yang menjadi
subyek PTK itu (misal: siswa kelas XI SMAN Plus Riau) beserta karakteristiknya.
Apabila ada karakteristik khusus dari subyek penelitian perlu dijelaskan
dibagian ini (misal: pada umumnya siswa kelas ini terdiri dari: anak pengusaha
pada umumnya perhatian terhadap anak kurang, anak pemulung yang harus sekolah
sambil membantu pekerjaan orangtuanya setelah pulang sekolah.dan lain-lainnya).
Lokasi, Waktu, dan Subyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap
mata pelajaran IPS pada siswa kelas X SMAN ABC Pekanbaru. Penelitian
dilakukan selama 3 bulan dari bulan September hingga November 2012. Siswa
kelas ini memiliki karakteristik yang agak berbeda dibanding dengan sekolah
pada umumnya. Siswanya terdiri dari anak-anak dari para petani karet dan
musim tertentu (menakik karet) anak sering tidak masuk dengan alasan membantu
orangtua menakik karet untuk mendapatkan uang membayar uang sekolah. Dan,
pada musim hujan banyak yang terlambat datang disebabkan tinggalnya yang
cukup jauh dari sekolah dan tidak ada transportasi umum.
|
·
Prosedur
Penelitian
Pada bagian ini diuraikan rencana proses
pelaksanaan PTK tiap siklus, yang meliputi rencana kegiatan pada: (a) tahap
persiapan/ perencanaan, (b) tahap pelaksanaan, (c) observasi, serta (d) tahap
evaluasi dan refleksi. Ini dilakukan dengan cara mendeskripsikan rencana
tersebut secara rinci, urut, dan jelas. Di sisi lain juga harus diuraikan data
dan cara pengumpulannya, serta indikator kinerja.
Pertama,
terkait dengan rencana kegiatan pada tahap persiapan/ perencanaan, diuraikan
berbagai aspek yang harus dilakukan guru selaku peneliti untuk mempersiapkan
hal-hal yang diperlukan, seperti: menyusun program semester, silabus, RPP,
lembar observasi, dan lain-lainnya. Kedua,
terkait dengan rencana kegiatan pada tahap pelaksanaan, diuraikan rencana
aktivitas guru selama mengajar sesuai dengan tindakan yang diteliti, yang
meliputi: kegiatan pendahuluan, kegiatann inti dan kegiatan penutup. Ketiga,
terkait dengan rencana kegiatan observasi, diuraikan siapa yang melakukan
observasi, variabel yang akan diobservasi, dan lainnya yang dianggap penting
dalm pelaksanaan tindakan beserta hasilnya antara peneli bersama observer
sebagai refleksi yang selanjutnya digunakan untuk menyusun rencana tindakan
perbaikan pada siklus berikutnya.
Pada bagian ini, peneliti harus
menetapkan instrumen (lembar observasi, angket, dokumen, atau lainnya) beserta
cara pengukurannya atas masing-masing variabel yang diteliti (variabel tindakan
dan variabel masalah), serta cara pengumpulan datanya.
Selain itu, juga harus ditetapkan
standar tingkat keberhasilan yang diharapkan sebagai indikator tingkat
ketercapaian penelitian. Kedua aspek tersebut (pengukuran instrumen dan standar
keberhasilan) akan digunakan sebagai dasar dalam melakukan kegiatan evaluasi
dan refleksi.
LEMBAR
OBSERVASI AKTIVITAS GURU
(Pengunaan
Metode Pembelajaran STAID)
Materi : ........................
Siklus ke: ............................
Beri tanda
cheklis (v) pada kolom sesuai tingkat pelaksanaannya
|
Instrumen penelitian merupakan
alatuntuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian. Instrumen dalam
PTK meliputi alat pengumpul data untuk mengukur: (a) tindakan guru, (b) aktivitas
siswa selama proses tindakan berlangsung, dan (c) hasil pemecahan
masalah. Instrumen PTK dapat digunakan
berbagai jenis alat, seperti: lembarobservasi,
kuesioner/ angket, pedoman wawancara, dokumentasi, dan/atau tes
(Paul, 2008), namun perlu diperhatikan indikator dari masing-masing variabel
tersebut sehingga content validity instrumen
tinggi.
Contoh Angket
Bagaimana
keseriusan Saudara selama mengikuti pelajaran ini?
(A)
Serius sekali
(B)
Serius
(C)
Kurang serius
(D)
Tidak serius
Selama mengikuti pelajaran ini, apakah
Saudara merasa senang
(A)
Senang sekali
(B)
Senang
(C)
Kurang senang
(D)
Tidak senang
|
Terkait dengan indikator kinerja
pada umumnya meliputi tiga bagian, yaitu: (1)
indikator input (seperti:aktivitas siswa di kelas), (2) indikator proses (seperti: aktivitas guru dalam melakukan
tindakan), dan (3) indikator output
atau hasil (misal: minat belajar). Pada dasarnya, pengukuran tingkat
keberhasilan pelaksanaan PTK baru bisa diukur apabila pelaksanaan proses
tindakan telah berjalan dengan benar dan minimal 2 siklus. Sedangkan, terhadap
indikator output (keberhasilan), hasilnya tidak harus sesuai dengan yang
diharapkan (boleh berhasil/ tidak berhasil).
h)
Hasil
Penelitian dan Pembahasan
Bab
ini membahas dua pokok bahasan, yaitu: hasil penelitian, dan pembahasan hasil
penelitian seperti berikut.
·
Hasil
Penelitian
Pada bagian ini harus disajikan
proses tindakan dan hasil tiap-tiap siklus dengan data lengkap yang berisi
penjelasan tentang aspek proses pelaksanaan, keberhasilan dan kelemahan yang terjadi.
Di sisi lain, pada siklus berikutnya
perlu ditambahkan hal yang mendasar yaitu perubahan pada diri siswa, lingkungan
belajar, aktivitas guru yang berupa perubahan proses serta hasil belajarnya.
Pada bagian hasil ini, grafik
dan/atau tabel, foto dapat digunakan secara optimal untuk menjelaskan hasil
analisis data yang menunjukkan perubahan-perubahan yang terjadi dari setiap
siklus. Di samping contoh grafik, perkembangan pelaksanaan tindakan (model
pembelajaran kepala bernomor), dan keberhasilan pemecahan masalah (motivasi
belajar).
·
Pembahasan
Hasil Penelitian
Bagian ini berusaha melakukan
pembahasan hasil penelitian dikaitkan dengan teori-teori yang telah
dipaparkan di bab II kajian pustaka
(kajian teori dan hasil penelitian yang relevan). Pembahasan dilakukan dengan
cara mengaitkan temuan/ hasil dengan tindakan, indikator keberhasilan, serta
kajian teoretik dan empirik. Pada bagian ini dalam keadaan hasil PTK tidak
selaras dengan teori, dan hasil pendalaman dan diskusi menunjukkan adanya
penyebab kelemahan dalam implementasi, maka peneliti harus memberikan bahasan
hasil diskusi tersebut tentang beberapa kemungkinan penyebab ketidakselarasan
itu.
PENUTUP
Dari uraian di atas, dapat
disimpulkan seperti berikut. PTK dapat dilakukan oleh guru maupun pelaku
pendidik lainnya, seperti: kepala sekolah, ataupun pengawas sekolah sesuai
dengan tugas dan kewenangannya. PTK memiliki tujuan untuk menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi ke arah profesionalitasnya. Dalam melaksanakan PTK,
judul dan rumusan masalah harus memuat permasalahan dan alternatif tindakan
pemecahannya. PTK dilakukan melalui minimal dua siklus dengan masing-masing
meliputi: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi, dan tahap
refleksi. Dalam hal ini tahap perencanaan tahap ke-2 dan seterusnya harus
disusun mendasarkan hasil refleksi siklus sebelumnya.
Hasil penelitian harus menyajikan
secara rinci, runtut, dan lengkap atas proses pelaksanaan PTK, menyajikan hasil
evaluasi dan refleksi serta perubahan-perubahan yang terjadi pada siklus
berikutnya. Selanjutnya, peneliti harus melakukan pembahasan atas temuan/ hasil
penelitian dengan cara mengaitkan berbagai teori dan hasil penelitian relevan.
***
DAFTAR PUSTAKA
Kunandar. 2011 Langkah mudah Penelitian Tindakan
Kelas sebagai pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Iskandar. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
gaung Persada.
Diknas
Dirjen Dikti. 2005. Pedoman Penyusunan
Usulan Peneltian Tindakan Kelas (Classroom
Action Research). Jakarta: Dirjen Dikti.
Kepmen
PAN nomor 84/1993 tentang Jabatan
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
Pakguruonline.
2007. Penelitian Tindakan Kelas
(Classroom Action Research). www:\geoccities.com
Paul
Suparno. 2008. Riset Tindakan untuk
Pendidikan. Jakarta:Penerbit PT Grasindo.
Suharsimi
Arikunto; Suhardjono, dan Supardi. 2006. Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar