ARTIKEL
HASIL PENELITIAN
Dimodifikasi dari Skripsi dengan Judul:
Sikap Aspek Kognitif Bidang Jurnalistik: Studi
Deskriptif Analitik
Pada Mahasiswa
Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
(Artikel Hasil Penelitian ini Disusun
untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Menulis Ilmiah)
Pengampu : Prof. Dr. Syahrul R., M.Pd
Pengampu : Prof. Dr. Syahrul R., M.Pd
Disusun oleh:
MISDIANTO
NIM 1209077
PROGRAM STUDI BAHASA DAN
SASTRA INDONESIA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya, penulis
masih diberikannya kesabaran dan ketabahan dalam menyelesaikan artikel hasil penelitian ini tepat pada waktunya yang telah ditentukan. Adapun sebagai dosen pembimbing adalah Prof. Dr. Syahrul R., M.Pd.
Tujuan dari penyusunan artikel hasil penelitian ini adalah hendak memenuhi tugas mata kuliah menulis ilmiah yang telah diberikan dosen pembimbing, agar kami
lebih memahami kiat-kiat menulis ilmiah yang
sebenar-benarnya. Sebelumnya penulis menyadari bahwa di dalam artikel hasil penelitian ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan dalam
tulisan yang dibuat oleh penulis, untuk itu penulis meminta maaf.
Akhirnya, penulis mengucapkan terima kasih dan
mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun makalah kami demi penyempurnaan
dan perbaikan artikel hasil penelitian ini
selanjutnya. Semoga artikel hasil penelitian ini
bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Pekanbaru, Juni 2013
Penulis
Misdianto
NIM 1209077
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR...................................................................................
ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
Pendahuluan............................................................................................... 5
Metode ........................................................................................................ 10
Hasil Penelitian ........................................................................................ 12
Pembahasan
...............................................................................................15
Kesimpulan dan Saran ............................................................................16
Daftar Rujukan......................................................................................... 17
ARTIKEL HASIL PENELITIAN
Dimodifikasi
dari Skripsi dengan Judul:
Sikap Aspek Kognitif Bidang Jurnalistik: Studi
Deskriptif Analitik
Pada Mahasiswa
Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia
Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
(Artikel Hasil Penelitian Disusun
untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Menulis Ilmiah)
MISDIANTO
NIM 1209077
Mahasiswa
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia
Program Pascasarjana
Universitas Negeri Padang
Program Pascasarjana
Universitas Negeri Padang
Abstrak:
Hasil penelitian ini bertujuan
mengetahui untuk mendeskripsikan sikap aspek kognitif
bidang jurnalistik: studi deskriptif analitik pada mahasiswa Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Riau. Hasil penelitian dilaksanakan di Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
pada mahasiswa S1 di tahun akademis 1997/ 1998. Dalam hasil penelitian ini,
untuk memperoleh data dalam penelitian dipakai teknik tes. Tes yang dimaksud
adalah tes pengetahuan jurnalistik yang berbentuk tes objektif pilihan ganda
dengan empat kemungkinan jawaban. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap
aspek kognitif bidang jurnalistik pada mahasiswa Program Studi Pendidikan
Bahasa Dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau berada pada ambang
batas minimum untuk bersikap positif (51%) yaitu pada skor rata-rata 25,77 atau
51,54%. Untuk bersikap positif dapat
diperoleh dengan baik melalui kegiatan membaca berbagai buku yang berkaitan
dengan materi sikap kognitif itu.
Key Works: pers, jurnalistik, kognitif, Indeks Prestasi
(IP), Indeks Prestasi Komulatif
(IPK), Nilai Evaluasi
Murni (NEM).
Pendahuluan
Pers
merupakan media pendukung penyebaran informasi, salah satunya adalah informasi
pembangunan. Dengan begitu, hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai dapat
diketahui oleh masyarakat luas. Seperti yang disebutkan Atmadi (1985:25) bahwa
pers dan masyarakat merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan karena pers
lahir untuk memenuhi hajat masyarakat yakni untuk memperoleh informasi secara
terus menerus mengenai peristiwa-peristiwa besar kecil yang terjadi.
Assegaff
(1991: 9) menyebutkan bahwa dalam dalam abad modern sekarang ini, kehidupan
masyarakat tidak lagi dapat dilepaskan dari jurnalistik dan pers. Dengan kata
lain, manusia modern tidak lagi dapat hidup tanpa menghadapi suguhan pers yang
memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi.
Selanjutnya,
Abrar (1995:65) menyebutkan bahwa salah satu akibat globalisasi yang melanda
Indonesia adalah terjadinya pelipatan kecepatan perkembangan teknologi
komunikasi yang pada gilirannya melahirkan sinergi informasi. Implikasinya
masyarakat Indonesia terutama di kota-kota besar sudah menganggap informasi dan
teknologi sebagai komoditas dan sumber strategis.
Memang
abad sekarang adalah abad informasi dan komunikasi karena kita berada di
tengah-tengah pertumbuhan dan perkembangan yang semakin cepat. Peralihan dari
pertanian ke industry langsung menuju era informasi dan dari teknologi
sederhana terus berhadapan dengan teknologi canggih (Abdullah, 1992:2).
Kemudian, Yurnaldi menyebutkan pula bahwa dunia sudah memasuki era informasi
dan kita tidak luput dari pengaruhnya. Untuk menjadi bangsa yang jaya kita
harus cekatan dalam menghimpun, mengambil kembali, menyeleksi, mengolah, dan
memanfaatkan informasi secara cerdas (1992:2).
Kegiatan
pers di Indonesia dikenal dengan sebutan Pers Pancasila dan Pers Pembangunan.
Pers Indonesia adalah Pers Pancasila dalam arti pers yang berorientasi, sikap,
dan tingkah lakunya berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.
Sedangkan, Pers Pembangunan adalah Pancasila dalam arti mengamalkan Pancasila
dan UUD 1945 dalam pembangunan berbagai aspek kehidupan masyarakat, berbangsa,
dan bernegara termasuk pembangunan pers itu sendiri (Abdullah, 1992:132).
Dengan kata lain, pers nasional merupakan alat perjuangan dan pembangunan,
penerangan, hiburan, kontrol sosial sekaligus sebagai penyalur dan pembentukan
pendapat umum. Ini dapat kita lihat pada GBHN 1988 dalam Abdullah yang
dirumuskan “Dalam rangka meningkatkan peranan pers dalam pembangunan perlu
ditingkatkan usaha pengembangan pers yang bebas dan bertanggung jawab yaitu
pers yang dapat menjalankan fungsinya sebagai penyebar informasi yang obyektif
dan edukatif, melakukan kontrol sosial yang kontruksi, menyebarkan aspirasi
rakyat dan memperluas komunikasi dan partisipasi masyarakat (1992:133).
Kebebasan
pers di Indonesia bersumber dari konstitusi Negara yaitu UUD 1945 yang
memberikan jaminan kemerdekaan terutama
yang tercantum dalam pasal 28, berbunyi “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul,
mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan da sebagaina ditetapkan dengan
undang-undang.
Berbicara
tentang kehidupan pers berarti kita juga tak terlepas membicarakan dunia
jurnalistik (kewartawanan). Kewartawanan di Indonesia tergabung dalam suatu
organisasi profesi yakni Persatuan Kewartawanan Indonesia (PWI). Sedangkan,
dalam menjalankan tugasnya seorang wartawan harus mematuhi Kode Etik Jurnalitik
sebagai rambu-rambu profesi yang telah ditetapkan oleh lembaga tersebut.
Assegaff
(1991:17) menyebutkan bahwa wartawan sebagai suatu profesi merupakan suatu
profesi merupakan suatu pekerjaan yang menarik dan penuh tantangan.
Selanjutnya, Junaedhie menyebutkan pula bahwa wartawan merupakan bidang
pekerjaan yang banyak memetik keuntungan. Salah satunya dapat mengakrabi
manusia dengan berbagai sifat dan wataknya, dari kalangan bawah sampai ke
pejabat tinggi (1993: viii).
Wartawan
adalah manusia yang melakukan kegiatan sehari-hari sebagai pencari dan pemburu
berita, pengumpul berita, pembawa berita, penyusun berita, penyiar berita, pengajak
berpikir, tukang ingatkan (kontrol), serta tukang hibur dengan menggunakan
bahasa tulisan sebagai medianya atau alatnya (Abdullah, 1992:16).
Pada penelitian ini sikap adalah suatu yang
memiliki obyek dan sekaligus komponennya. Obyek sikap dalam penelitian ini
adalah bidang jurnalistik. Sedangakan komponen sikap yakni: (1) kognitif
(pengetahuan), (2) efektif (perasaan), menyangkut perihal suka-tidaknya atau
setuju-tidaknya seseorang terhadap obyek sikap, dan (3) konatif (kegiatan),
menyangkut perihal berbuat-tidaknya atau bertindak-tidaknya seseorang terhadap
obyek sikap (Razak, 1994:7). Sikap yang diteliti oleh penulis dibatasi pada
satu aspek saja yaitu aspek kognitif. Penentuan aspek ini atas pertimbangan
bahwa aspek yang dimiliki mahasiswa yang satu dengan mahasiswa yang lainnya
bervariasi. Penelitian sikap aspek kognitif bidang jurnalistik ini juga
dibatasi pada mahasiswa S1 Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan
Bahasa dan Seni, FKIP Universitas Riau tahun akademis 1997/1998.
Tujuan
dari penelitian adalah untuk mendeskripsikan sikap aspek kognitif bidang
jurnalisik mahasiswa Program
Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Riau dan untuk
mendeskripsikan sikap aspek kognitif bidang jurnalisik mahasiswa S1 menurut Indeks
Prestasi, Indeks Prestasi Komulatif, status SLTA, dan Nilai Evaluasi Murni (NEM).
Peneliti
di dalam pemaparan penelitiannya, menetapkan kajian teoritik yaitu, pertama, teori mengenai pentingnya
memiliki sikap aspek kognitif. Menurut Mueller (1992:23) mengatakan bahwa aspek
kognitif sebagai salah satu komponen sikap merupakan aspek penggerak perubahan
karena informasi yang diterima menentukan perasaan dan kemauan berbuat.
Selanjutnya, kedua, tinjauan teoritik
tentang sikap. Menurut Mar’at (1984:4) masalah sikap merupakan pusat perhatian
dalam menilai seseorang yang sering diidentifikasikan dengan kepribadiannya.
Lalu, Newcomb (1978:87) menyatakan bahwa sikap yang terdapat pada diri
seseorang memiliki dua arah, positif atau negatif. Pada arah positif,
kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan obyek tertentu,
sedangkan pada sikap negatif terdapat kecenderungan untuk menjauhi,
menghindari, membenci, tidak menyukai obyek tertentu (Saryono, 1982:104).
Sikap
memiliki empat ciri pokok yakni: (1) bahwa sikap dapat merupakan suatu kondisi
dan dapat dibentuk; (2) dapat timbul konflik dalam memiliki kesediaan
bertindak; (3) memiliki fungsi yang berarti bahwa sikap merupakan bagian
manusia dalam arah tindakannya; dan (4) sikap adalah konsisten dengan komponen
kognitif (Mar’at, 1984:15). Berbeda dengan Natawijaya (1978:34) mengungkapkan
bahwa sikap merupakan kesediaan mental individu yang memengaruhi, mewarnai,
bahkan menentukan kegiatan individu yang bersangkutan dalam memberikan respon
terhadap obyek atau situasi yang mempunyai arti baginya.
Teori
jurnalistik merupakan obyek sikap aspek kognitif, hal ini disampaikan oleh dua
orang pakar jurnalistik. Pertama, Abdullah menyebutkan untuk menjadi seorang
wartawan yang potensial dan baik hendaklah telah dibekali dirinya sebagai
berikut: 1) memiliki kepekaan pada
kejadian-kejadian di sekitarnya; 2) senang menuliskan fakta-fakta yang dilihat
dan dirasakan; 3) hormat kepada norma, hokum kesusilaan, dan k ode etik
profesi; 4) tidak mudah menyerah sebelum semua fakta diperoleh; 5)
berpengalaman luas, cerdas, dan suka membaca; dan 6) sehat dan lincah
menghadapi persoalan (1992:2). Seterusnya, kedua, Yurnaldi (1992:14)
menyebutkan bahwa seseorang yang ingin menekuni profesi wartawan perlu memiliki
beberapa kemampuan dasar sebagai berikut: 1) harus penasaran dan ingin mengorek
hal-hal penting yang akan, sedang, maupun telah terjadi; 2) harus menguasai
betul bahasa nasional (bahasa Indonesia) dan memahami bahasa jurnalistik dengan
baik serta memiliki kemampuan berbahasa asing (terutama bahasa Inggris); 3)
harus memiliki latar belakang pendidikan dan pengetahuan budaya yang luas; 4)
harus mampu melatih disiplin pribadi, cepat, waktu, dan selalu membawa
perlengkapan tulis-menulis setiap mencari bahan berita; 5) harus mempunyai ide,
gagasan, dan mengetahui serta mencari sesuatu yang menjadi bahan berita, bukan
hanya menunggunya terjadi; dan 6) harus memiliki tanggung jawab moral kepada
masyarakat dan negara.
Kajian
teoritik berikutnya, ketiga, yaitu
tinjauan teoritik tentang kognitif. Menurut Bloom dalam Soekatawi (1995:57)
mengatakan bahwa proses kognitif terdiri dari enam tahapan dalam mengukur atau
melihat pencapaian dari hal-hal sebagai berikut: (a) tingkat pemahaman
pengetahuan; (b) tingkat konfrehensif; (c) kemampuan melakukan aplikasi; (d)
kemampuan melakukan analisis; (e) kemampuan melakukan sintesis; dan (f)
kemampuan melakukan evaluasi. Lalu, Mar’at mengatakan aspek kognitif merupakan
proses mental tertinggi yang terdapat pada diri seseorang yang mencakup:
pengetahuan, kesadaran, intelegensi, berpikir, kreasi, logika, berpendapat,
menyelesaikan, klasifikasi, hubungan, simbol, dan perencanaan (1984:73).
Organisasi kognitif memungkinkan seseorang untuk menyimpan sejumlah besar
informasi yang suatu saat dapat digunakan (Newcomb, 1978:46). Gejala pengenalan
kognitif dalam garis besarnya dapat dibagi menjadi dua bagian: (1) melalui
indra; (2) melalui akal. Yang melalui indra dapat dibagi pula (a) diperoleh dari luar meliputi pengindraan
dan pengamatan; (b) diperoleh dari pusat meliputi tanggapan, ingatan, dan
fantasi. Adapun yang melalui akal (berpikir) meliputi membentuk pengertian,
pendapat, dan keputusan (Ahmadi, 1992:62).
Aspek
kognitif merupakan aspek penggerak perubahan karena informasi yang diterima
menentukan perasaan dan kemauan berbuat (Mar’at, 1984:22). Dikatakan pula bahwa pada dasarnya manusia
adalah suatu kumpulan dari sistem interaksi dari komponen ini secara kompleks.
Sehingga dapat dikatakan bahwa manusia merupakan suatu sistem kognitif (Mar’at,
1984:74).
Kriteria
penilaian sikap aspek kognitif merupakan kajian teorik, keempat, dalam penelitian ini. Kriteria penilaian sikap kognitif
butir tes terletak pada kesanggupan responden memilih salah satu alternatif
jawaban, dari empat alternatif yang disediakan. Apabila responden dapat
menjawab dengan benar pada setiap item maka responden itu akan digolongkan
dalam kategori positif. Sebaliknya, apabila responden tidak dapat menjawab
dengan benar pada setiap item yang disediakan maka responden itu digolongkan
dalam kategori negatif. Selanjutnya, dibuat tabel distribusi frekuensi untuk menghitung
ukuran sikap yang dilengkapi dengan distribusi frekuensi persen. Seluruh
anggota sampel dikatakan memiliki sikap aspek kognitif bidang jurnalistik yang
positif untuk setiap kriteria sikap apabila persentase mencapai ≥ 50 persen.
Jika tidak demikian, dikatan bersikap negatif.
Adapun
harapan peneliti akan hasil dan manfaat penelitian tersebut adalah sebagai antisipasi
persaingan lapangan kerja yang begitu ketat di masa datang, maka Program Studi
Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Riau, patut memberikan mata kuliah
alternatif kepada para mahasiswa. Mata kuliah tersebut berkaitan dengan
kejurnalistikan yang terdiri dari 20 SKS. Keseluruhan paket jurnalistik itu
adalah: Pengantar Jurnalistik (3 SKS), Berita (4 SKS), Bahasa Jurnalistik
(4SKS), Keredaksian (4 SKS), Feature dan
Fotografi (2 SKS), dan Praktik Jurnalistik (4 SKS).
Metode
Peneliti
merancang metodologi penelitian ini dengan metode deskriptif. Metode ini
berguna untuk mendeskripsikan data sikap aspek kognitif bidang jurnalistik
mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP
Universitas Riau tahun akademik 1997/1998.
Peneliti
menetapkan populasi penelitian yakni seluruh mahasiswa S1 Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Riau tahun akademik
1997/1998. Populasi berjumlah 50 orang
mahasiswa. Lalu, sampel penelitian ini ditetapkan menggunakan sampel total
yakni seluruh populasi dijadikan sebagai sampel pada mahasiswa S1 Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Riau tahun akademik
1997/1998. Hal ini dilakukan karena populasi berukuran kecil.
Mengumpulkan
dan mengolah data diperlukan dalam penelitian ini. Alat pengumpul data
merupakan salah satu bagian yang paling penting dalam penelitian. Melalui alat
tersebut peneliti dapat menjaring atau memperoleh data sesuai dengan masalah,
alat pengumpul data yang bersangkutan harus mencapai tingkat validitas dan
reliabilitas tertentu. Guna memperoleh data sikap jurnalitik pada mahasiswa
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Riau,
digunakan alat pengumpul data yang berbentuk tes aspek kognitif. Tes ini
berbentuk pilihan ganda. Alasan memilih bentuk tes ini karena tes tersebut
merupakan salah satu bentuk dari tes jenis obyektif yang pada saat ini
mendapatkan perhatian dan seing digunakan dalam
evaluasi pendidikan.
Jumlah
item tes dalam penelitian ini adalah 56 butir soal. Butir soal tersebut terdiri
dari item atau pokok soal berupa pernyataan yang belum lengkap atau kalimat
pertanyaan, diikuti oleh 4 kemungkinan jawaban (A, B, C, D) yang merupakan
pelengkap atau jawaban atas kalimat pertanyaan tersebut. Dari
kemungkinan-kemungkinan jawaban yang tersedia hanya ada satu jawaban yang benar
atau yang paling tepat, yang disebut kunci jawaban sedangkan
kemungkinan-kemungkinan jawaban yang lain disebut pengecoh. Tugas responden
adalah memilih salah satu di antara jawaban tersebut yang benar atau yang
paling tepat.
Waktu
yang disediakan untuk menjawab soal tes tersebut adalah selama 60 menit. Maksud
penentuan waktu tersebut adalah agar responden menggunakan waktu yang
disediakan tersebut dengan sebaik-baiknya.
Hasil
Penelitian
Analisis
penelitian diartikel ini dipaparkan dalam bentuk tabel rekapitulasi. Secara
umum dibahas dalam dua aspek, yaitu (1) sikap aspek kognitif bidang jurnalistik
dan sikap aspek kognitif bidang jurnalistik menurut variabel bebas.
Tabel 1. Rekapitulasi
Sikap Kognitif Bidang Jurnalisik Mahasiswa
Program
Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Riau
No.
|
Ukuran Sikap
Kognitif
|
Frekuensi
|
Persentase
|
1.
|
Positif
|
34
|
68
|
2.
|
Negatif
|
16
|
32
|
|
Jumlah
|
50
|
100
|
Berdasarkan
tabel di atas, dikatakan bahwa sikap aspek kognitif bidang jurnalitik adalah
positif. Hal ini disebabkan tingginya persentase (68 persen) untuk ukuran sikap
yang bersangkutan. Ukuran sikap yang negatif hanya 32 persen.
Berikut
ini ditampilkan pula tabel-tabel hasil perhitungan ukuran statistik menurut
Indeks Prestasi (IP), Indeks Prestasi
Komulatif (IPK), status Sekoah LanjutanTingkat Atas, dan Nilai Evaluasi Murni Sekolah
Lanjutan Tingkat Atas sebagai berikut.
Tabel 2. Sikap Kognitif
Bidang Jurnalisik Mahasiswa Program
Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas
Riau Menurut Indeks Prestasi
No.
|
IP
|
N
|
|
S
|
Harga t
|
||
Hitung
|
Tabel
|
Tafsiran
|
|||||
1
|
≤ 2,5
|
10
|
29,55
|
3,03
|
0,35
|
± 2,00
|
sama
|
2
|
>2,5
|
40
|
29,08
|
4,15
|
|||
|
Jumlah
|
50
|
|
|
|
|
|
IP sampel dipilah atas dua
kelompok sampel yaitu kelompok IP ≤ 2,5 dan IP > 2,5. Dari 50 orang sampel
terdapat 10 orang sampel yang ber-IP ≤ 2,5 yang memiliki skor rata-rata sikap
aspek kognitif bidang jurnalistik sebesar 29,55 (51,9%) pada simpangan baku (s)
3,03. Sampel yang ber-IP > 2,5 sebanyak 40 orang yang memiliki skor rata-rata
sikap aspek kognitif bidang jurnalistik sebesar 29,08 (58,16%) pada simpangan
baku (s) 4,15.
Setelah
dilakukan perhitungan uji t diperoleh harga t = 0,35. Harga t tabel pada
tingkat kepercayaan 95% dan derajat
kebebasan 48 adalah 2,00. Dengan demikian skor rata-rata sikap aspek kognitif
bidang jurnalistik mahasiswa yang ber-IP ≤ 2,5 dan ber-IP > 2,5 ternyata
sama karena memenuhi kriteria -2,00 < 0,35 < + 2,00.
Tabel 3. Sikap
Kognitif Bidang Jurnalisik Mahasiswa Program Studi
Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP
Universitas
Riau Menurut Indeks Prestasi Kumulatif
No.
|
IPK
|
N
|
|
S
|
Harga t
|
||
Hitung
|
Tabel
|
Tafsiran
|
|||||
1
|
≤ 2,5
|
9
|
28,78
|
3,39
|
0,34
|
± 2,00
|
sama
|
2
|
>2,5
|
41
|
29,27
|
4,04
|
|||
|
Jumlah
|
50
|
|
|
|
|
|
IPK sampel dipilah atas dua kelompok
sampel yaitu kelompok IPK ≤ 2,5 dan IP > 2,5. Dari 50 orang sampel terdapat
9 orang sampel yang ber-IP ≤ 2,5 yang memiliki skor rata-rata sikap aspek
kognitif bidang jurnalistik sebesar 28,78 (57,56%) pada simpangan baku (s)
3,39. Sampel yang ber-IPK > 2,5 sebanyak 41 orang yang memiliki skor rata-rata
sikap aspek kognitif bidang jurnalistik sebesar 29,27 (58,54%) pada simpangan
baku (s) 4,04.
Setelah
dilakukan perhitungan uji t diperoleh harga t = 0,34. Harga t tabel pada
tingkat kepercayaan 95% dan derajat
kebebasan 48 adalah 2,00. Dengan demikian skor rata-rata sikap aspek kognitif
bidang jurnalistik mahasiswa yang ber-IPK ≤ 2,5 dan ber-IPK > 2,5 ternyata
sama karena memenuhi kriteria -2,00 < 0,34 < + 2,00.
Tabel 4. Sikap Kognitif Bidang Jurnalisik Mahasiswa
Program
Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Riau
Menurut Status SLTA
No.
|
Status SLTA
|
n
|
|
S
|
Harga t
|
||
Hitung
|
Tabel
|
Tafsiran
|
|||||
1
|
Negeri
|
42
|
28,38
|
4,09
|
0,83
|
± 2,00
|
sama
|
2
|
Swasta
|
8
|
28,13
|
2,76
|
|||
|
Jumlah
|
50
|
|
|
|
|
|
Status
SLTA sampel dipilah atas dua kelompok sampel yaitu kelompok kelompok negeri dan
swasta. Dari 50 orang sampel terdapat 42 orang sampel yang berstatus negeri memiliki
skor rata-rata sikap aspek kognitif bidang jurnalistik sebesar 29,38 (58,76%)
pada simpangan baku (s) 4,09. Sampel yang berstatus swasta banyak 8 orang yang
memiliki skor rata-rata sikap aspek kognitif bidang jurnalistik sebesar 28,13
(56,26%) pada simpangan baku (s) 2,76.
Setelah
dilakukan perhitungan uji t diperoleh harga t = 0,85. Harga t btabel pada
tingkat kepercayaan 95% dan derajat
kebebasan 48 adalah 2,00. Dengan demikian skor rata-rata sikap aspek kognitif
bidang jurnalistik mahasiswa yang ber-SLTA negeri dan swasta ternyata sama
karena memenuhi kriteria -2,00 < 0,83 < + 2,00.
Tabel 5. Sikap Kognitif Bidang Jurnalisik Mahasiswa Program Studi
Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Riau
Menurut
Nilai Evalausi Murni
No.
|
NEM
|
N
|
|
S
|
Harga t
|
||
Hitung
|
Tabel
|
Tafsiran
|
|||||
1
|
≥ 6
|
32
|
29,72
|
9,44
|
2,41
|
± 2,00
|
sama
|
2
|
<
6
|
18
|
22,28
|
12,37
|
|||
|
Jumlah
|
50
|
|
|
|
|
|
NEM
sampel dipilah atas dua kelompok sampel yaitu kelompok NEM < 6 NEM ≥ 6. Dari
50 orang sampel terdapat 18 orang sampel yang ber-NEM < 6 yang memiliki skor
rata-rata sikap aspek kognitif bidang jurnalistik sebesar 22,28 (44,56%) pada
simpangan baku (s) 12,37. Sampel yang ber-NEM ≥ 6 sebanyak 32 orang yang
memiliki skor rata-rata sikap aspek kognitif bidang jurnalistik sebesar 29,72
(59,44%) pada simpangan baku (s) 9,44.
Setelah
dilakukan perhitungan uji t diperoleh harga t = 2,41. Harga t btabel pada
tingkat kepercayaan 95% dan derajat
kebebasan 48 adalah 2,00. Dengan demikian skor rata-rata sikap aspek kognitif
bidang jurnalistik mahasiswa yang ber-NEM < 6 dan ber-NEM ≥ 6 ternyata
berbeda karena memenuhi kriteria -2,00 < 2,41 < + 2,00.
Pembahasan
Dalam
temuan penelitian yang diuraikan dalam artikel ini dapat dilihat bahwa pertama,
adalah sikap aspek kognitif bidang jurnalistik sesuai dengan 56 indikator
pertanyaan dan dianalisis dalam bentuk 56 tabel sikap kognitif bidang
jurnalistik. Berikutnya, kedua, yakni sikap aspek kognitif bidang
jurnalitik menurut variabel bebas atau data sekunder. Data sekunder itu adalah
Indeks Prestasi (IP), Indeks Prestasi Komulatif (IPK), status SLTA, dan NEM
SLTA. Untuk setiap analisis digunakan ukuran statistik uji t guna mengetahui
berbeda-tidaknya sikap aspek kognitif bidang jurnalistik untuk setiap variabel
yang berasal dari data sekunder tersebut.
Pada
penelitian ini sikap adalah suatu yang memiliki obyek dan sekaligus
komponennya. Obyek sikap dalam penelitian ini adalah bidang jurnalistik.
Sedangakan komponen sikap yakni: (1) kognitif (pengetahuan), (2) efektif
(perasaan), menyangkut perihal suka-tidaknya atau setuju-tidaknya seseorang
terhadap obyek sikap, dan (3) konatif (kegiatan), menyangkut perihal
berbuat-tidaknya atau bertindak-tidaknya seseorang terhadap obyek sikap (Razak,
1994:7). Sikap yang diteliti oleh penulis dibatasi pada satu aspek saja yaitu
aspek kognitif. Penentuan aspek ini atas pertimbangan bahwa aspek yang dimiliki
mahasiswa yang satu dengan mahasiswa yang lainnya bervariasi. Penelitian sikap
aspek kognitif bidang jurnalistik ini juga dibatasi pada mahasiswa S1 Program
Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, FKIP Universitas
Riau tahun akademis 1997/1998.
Hipotesis
penelitian ini terhadap mahasiswa
Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Riau menetapkan
bahwa: (1) sikap aspek kognitif bidang jurnalistik adalah negatif, (2) terdapat
perbedaan yang berarti sikap aspek kognitif bidang jurnalistik menurut indeks
prestasi, (3) terdapat perbedaan yang berarti sikap aspek kognitif bidang
jurnalistik menurut indeks prestasi komulatif, (4) terdapat perbedaan yang
berarti sikap aspek kognitif bidang jurnalistik menurut asal SLTA, (5) terdapat
perbedaan yang berarti sikap aspek kognitif bidang jurnalistik menurut NEM.
Kesimpulan dan
Saran
Berdasarkan
hasil analisis yang terjawab dalam penelitian ini, diperoleh lima kesimpulan sesuai banyaknya masalah dan
hipotesis pada penelitian. Hipotesis yang pertama,
berbunyi sikap aspek kognitif bidang jurnalistik mahasiswa Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Riau adalah negatif
ditolak. Namun demikian, berada pada ambang batas minimum untuk bersikap
positif (51%) yaitu pada skor rata-rata 25,77 atau 51,54%. Hipotesis kedua, berbunyi terdapat sikap aspek kognitif bidang jurnalistik
mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas
Riau adalah negatif menurut indeks prestasi ditolak.
Hipotesis
ketiga, berbunyi terdapat perbedaan yang berarti
sikap aspek kognitif bidang jurnalistik mahasiswa Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Riau adalah negatif menurut indeks
prestasi komulatif ditolak. Sedangkan hipotesis, keempat, berbunyi terdapat sikap aspek kognitif bidang jurnalistik
mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas
Riau adalah negatif menurut asal SLTA ditolak. Dan terakhir, kelima, hipotesis berbunyi terdapat
sikap aspek kognitif bidang jurnalistik mahasiswa Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Riau adalah negatif menurut NEM
diterima. Jadi, sikap aspek kognitif bidang jurnalistik mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra
Indonesia FKIP Universitas Riau tergolong positif. Namun, demikian, berada pada
ambang batas minimum (51%) yaitu pada skor rata-rata 25,77 atau 51,54%.
Diharapkan mahasiswa tersebut memiliki sikap yang lebih positif dengan cara
mengikuti setiap perkuliahan yang berkaitan dengan materi persuratkabaran itu.
Selain itu, sikap positif inipun dapat diperoleh dengan baik melalui kegiatan
membaca berbagai buku yang berkaitan dengan materi sikap kognitif itu. ***
_________________
Daftar Rujukan
Abdull, Yanuar. 1992. Dasar-Dasar Kewartawanan: Teori dan Praktik. Padang: Angkasa Raya.
Abrar, Ana Nadhaya. 1995. Panduan Buat Pers Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ahmadi, Abu. 1992. Psikologi Umum. Jakarta: Renika
Cipta.
Assegaff, Dja’far. 1991. Jurnalistik Masa Kini: Pengantar Praktek Kewartawanan.
Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Atmadi, T. 1985. Sistem Pers Indonesia. Jakarta: Gunung Agung.
Junaedhi, Kurniawan. 1993. Menggebrak Dunia Wartawan. Jakarta: Puspa Swara.
Mar’at. 1984. Sikap
Manusia: Perubahan serta Pengukuran. Jakarta: Bumi Aksara.
Newcomb, Theodore M. et. al. 1978. Psikologi
Sosial. Penerjemah: Joesoef Noejirwan dan Fatmah
. Abdullah. Bandung: Diponegoro.
Sarjono, Sarlito Wirawan. 1982. Pengantar Psikologi. Jakarta: Bulan
Bintang.
Soekartawi. 1995. Monitoring dan Evaluasi. Jakarta: Pustaka Jaya.
Yulnaldi. 1992. Jurnalistik Siap Pakai. Padang: Angkasa Raya.
-----------. 1992. Kiat Praktis Jurnalistik: Untuk Siswa, mahasiswa, dan Calon Wartawan.
Padang: Angkasa Raya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar