Hasil Terjemahan
From
Writing to Speaking: Enhancing Conversation
by Nancy Kaye and Don Matson
( Peningkatan Kebahasaan: Dari Menulis ke
Berbicara)
Oleh: MISDIANTO
NIM
1209077
Mahasiswa
Pascasarjana Universitas Negeri Padang
Jurusan
Pendidikan Bahasa Indonesia
Pada suatu proses natural pembelajaran suatu bahasa, berbicara
biasanya medahulukan menulis, lebih lagi aspek berbicara dan mendengarkan
seringkali dinyatakan sebagai aspek yang jauh berbeda dari aspek menulis dan
membaca. Hal yang amat mengejutkan justru akan terjadi saat menyusun suatu
makalah pengembangan dari menulis ke berbicara.
Kualitas
vs kuantitas
Untuk menjadi pembicara yang mahir dari suatu bahasa asing(atau
bahkan bahasa ibu sendiri) setiap orang harus memiliki keinginan untuk
memprktekkan aspek berbicara. “semakin berbicara,maka kamu akan menjadi
pembicara yang baik pula” hal tersebut benar tapi itu dibatasi pada pendekatan
pengajaran aspek berbicara dalam bahasa asing. Kita semua tau bahwa banyak
orang berbicara tapi tidak berkomunikasi secara efektif. Yang sering terjadi
dalam suatu diskusi dan pengajaran bahasa asing adalah kualitas dari suatu
pesan yang memiliki peran penting justru sering dikesampingkan aatu diabaikan
dalam proses pendeklarasian suatu bahasa. Kita akan membahas tentang pentingnya
penyampaian kualitas dari pesan daam proses pengajaran bahasa asing sebagai
penyampaian pesan . dan saat kita berbicara tentang kualtas kita tidak akan
berpedoman pada kesalahan struktural yang ada tapi justru lebih kepada arti
dari pesan yang disampaikan. Kita akan memberlakukan suatu prinsip diman
penyampaian dari muatan pesan adalah aspek terpenting dalam suatu proses
komunikasi.
Kualitas isi pesan yang disampaikan dalam konteks pembelajaran
sering kali diabaikan oleh guru maupun siswa. Kita terkesan takut ntuk
mengungkapkan ide atau konsep dan justru mengabaikannnya serta melakukan
penyederhanaan kesulitan dari muatan/isi pesan yang ada lalu cenderung
mengutamakan kelancara berbicara dengan mengutamaka pendekatan kata yang justru
kurang diperlukan, dengan kata lain mengorbankan/mengurangi isi pesan yang
harus disampaikan demi kelancaran berbicara saat penyampaian pesan tsb.
Dan bagi yang hanya menggunakan bahas ibupun secara tidak sadar
mengorbankan pesan yang harus disampaikan. Kita seringkali berkompromi pada
keadaan untuk menyederhanakan bentuk pesan yang harus disampaikan dan
menyajikanya dengan lebih sulit dari biasanya. Dan tentunya, jika kita tidak
melakukan hal tersebut, suatu percakapan akan tidak akan terjadi. banyak dari
jenis percakapan menuntut respon langsung. Masalahnya adalah banyak dari kita
yang mengggap pesan yang “dikompromikan” tersebut sebagai pesan utama yang
harus diterima. Kita mengizinkan diri kita untuk menjadi amat lemah dan mudah
mnyuarakan pesan dalam bahasa lain. Bahkan kita terkesan sering memberi selamat
pada diri sendiri atas keberhasilan diri dalam membuat berbagai jenis komposisi
pesan. Karena pesan yang “dikompromi” tadi menjadi suatu kebiasaan. Kita
membangun suatu budaya dimana kita sangat mahir untuk menciptakan kualitas
komunikasi yang lebih rendah. Kita dapat bertahan namun sayangnya apa yang kita
sampaikan tidak akan merefleksikan inti pembiicaraan dan menunjukkan siapa kita
sebenarnya.
Begitu mudahnya kita untuk mengabaikan kesalahan dalam pesan yang
yang tidak tersampaikan tersebut tentunya tidak akan mempertajhankan kualitas
ide pokok yang ingin kita sampaikan pada proses pembelajaran. Hal terpenting
yang harusnya kita sadari sedari awal adalah kualitas komunikasi. Kita akan
memperhatikan kualitas dari komunikasi itu sendiri sebagai prioritas
utama,menstimulasi ide, dalam suatu konsep bahasa yang kuat. Murid-murid dengan
latar belakang tinggi seperti mahasiswa telah mahir dalam beberapa teknik
percakapan dan sering kali merasa mereka telah mencapai titik teringgi
pemahaman mereka. Mereka akan menngkatkan kemampuan mereka dlam berdialog atau
percakapan sehari-hari seperti apa yang telah mereka lakukan pada fase awal
mereka belajar. Perbanyaklah memulai pembicaraan dengan menggunkan
teknik-teknik atau metode-metode yang telah mereka ketahui maka hal ini akan
memberikan stimulasi tersendiri kepada ereka bahwa mereka sedang belajar
sesuatu.
Meningkatkan
aspek berbicara dengan menulis
Dengan menulis, ssiwaakan terstimulasi untuk memainkan suatu peran
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan percakapan. Peran dari
keterlibatan aspek menulis sangat penting pada fase ini. Kegiatan menulis
secara tidak langsung membakukan bentuk pesan yang akan disampaikan. Jadi
seorang penulis akan mampu menyatakan pesan tersebut dan merefleksikan
penyampaian pesan secara spontan dan tepat sasaran dengan intensif. Sebenarnya
banyak penulis yang takut jika mereka seringkali menyalahi arti pokok dalam
pemahaman mereka dalam proses penulisan. Penetapan dan penjabaran adalah
eksplorasi yang mengarah pada arti atau isi sebenarnya dari pesan yang
dimaksud. Dan biasanya penulisan serta penafsiran yang kemudian
dipraktekan(dibicarakan) terjadi pada waktu yang sama.
Aspek berbicara sangat berbeda dengan konteks menulis, mereka tidak
menyajikan suatu ekplorasi,penafsiran, serta pernyataan yang nilainya sama.
Seringkali muatan sosial dalam percakaan tersebut melawan arus kualitas
komunikasi yang diharapkan. Fokus dari suatu percakapan terkadang bekerja
secara tidak teratur sehingga terdapat berbagai kemungkinan dimana suatu ide
dapat ditafsirkan dalam berbagai tingkat atau derajat pemahaman. Dan karena hal
ini seringkali seorang pembicara mementingkan kepercayaan diri mereka saaat
tampil, zona aman, serta keadaan dimana mereka terlihat mengesankan saaat
berbicara dibandin menyampaikan isi pesan seperti isi dari pesan tersebut
seharusnya.
Kualitas dari suatu komunikasi adalah seni. Salah satu hal yang
dapat kita pelajari adalah, bentuk narasi maupun argumentasi dapat menolong
siswa untuk meningkatkan kualitas infromasi dalam proses percakapan mereka.
Setiap orang pasti memiliki cerita untuk diceritakan,pendapat untuk dibagi
serta berbagai komentar tentang kondisi hidup yang pelik untuk dinyatakan ,
tapi sekali lagi hanya beberapa orang saja yang mampu menyatakan atau melakukan
hal tersebut diatas layaknya ide pokok dari informasi tersebut dengan efektif.
Pada dasarnya semua orang memiliki
kesempatan serta metode untuk menyatakan ide infrmasi secara dalam dan detail.
Permainan untuk berbicara-menulis
Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan adalh permainan yang
diberi nama”tidak bermain” permainan ini dapat dilakukan oleh banyak nomor,
seperti, keluarga, pasangan sampai anak-anak. Sebagai contoh, akan ada 2 buah
tumpukan kartu yang berbeda, satunya diwarnai dengan warna yang lebih ceria dan
yang satunya lagi dengan warna yang lebih gelap. Setiap tuoukan kartu akan
memerintahkan para pemainnya untuk menjawab atau mengomentari suatu aspek atas
satu hubungan tertentu maupun hidup mereka secara umum. Beberapa isi dari kartu
yang berwarna ceria(terang) adalah “ buatlah suatu pernyataan tentang masa
kecilmu !”, “apakah menurut kamu satu hubungan harus melalui perbandingan 50-50
?” kartu-kartu ini akan menuntut respon tentang kehidupan merka tentang apa
yang mereka rasakan dan bagaimana mereka mengekspresikannya, permainan ini
dapat dimainkan oleh banyak 2 sampai 8 orang. Permainan ini dinamai”tidak
bermain” karena dalm permaina ini tidak akan ada yang kalah karena yang
terpenting bukanlah kompetisi tapi suatu komunikasi. Jika biasanya dalm
permainan lain seseorang dituntut menjadi orang lain maka dalm permainan ini
para pemain dapat bersikap apa adanya diri mereka.
Saat kita menggunakan metode ini sebagai dasar untuk menciptakan
media dimana teks tertulis akan digunakan untuk menjadi salah satu media untuk
meningkatkan kemampuan berbicara siswa, kita telah melewai batas dari
“peraturan” yang disarankan dalam beberapa pandangan. Hal yang terpenting adalh
saat kita menggunakan lembaran tertulis untuk meningkatkan kemampuan berbicara
dan hal ini bukan hanya tentang kemampuan berbicara yang dikembangkan. Setiap
siswa akan memilih topik menarik kemudian menyalinnya dikertas yang lain lalu
membawanya pulang,hal yang harus mereka
lakukan adalh memikirkan respon atau jawaban dari pertanyaan yang diberikan
kemuadian menulisnya pada selembar kertas dan menyerahkannya kepada guru
mereka, selanjutnya guru tersebut akan membacakannya didalam kelas secara
bergantian untuk kemudian didiskusikan bersama sama dalam bentuk konferensi
kecil. hal yang dituntut disini adalah untuk mengembangkan kemampuan murid
untuk memberikan respon dari suatu permasalahan secara lebih kompleks dan
detail.
Tugas selanjutnya meminta siswa untuk melanjutkan tanggapan,
menulis, dan/atau menulis kembali info yang didapat pada konferensi sebelumnya
untuk mengembangan komunikasi yang lebih lengkap dan kompleks. Setelah akhirnya
siswa memperoleh hasil dari hasil diskusi mereka kemudian guru atau instruktur
tsb akan menemui mereka secara satu persatu, jika respon yang diberikan saat
konferensi sudah efektif maka instruktur hanya akan memberikan koreksi penting
seputar keefektifan kalimat, susunan kata, aturan bahasa, serta gaya dari
penulisan tsb. Selanjutnya siswa kemudian melakukan proses editing keseluruhan
sampai hasil pekerjaannya mendekati hasil tanggapan yang sama yang akan
diberikan oleh seorang pembicara bahasa inggris asli(native speaker). Hal
selanjutnya adalah kemudian mereka membaca tapi bukan untuk mengingat. Lalu
kemudian kelompok siswa akan berkumpul dan mendiskusikan tanggapan dari kasus
yang mereka dapat. Mereka akan dituntut berbicara dengan bahasa mereka sendiri
dengan tetap menyatakan informasi secara lengkap dan detail dalam pembahasan
kasus sebelumnya sementara sang instruktur hanya akan menjadi pengawas dengan
tetap mengingatkan mereka untuk menjadi se-natural mungkin, penyampaian
tanggapan mereka tidakboleh persis seperti apa yang tertulis namun mereka dapat
menggunakan isi tanggapan mereka untuk tetap menjaga kelancaran mereka
berbicara dalam bahasa inggris. Pada permainan ini, saat seorang siswa
berbicara maka siswa-siswa lain harus tetap diam dan mencatat apa yang mereka
dengar seakurat mungkin. Pada tahap pertama mereka akan mencatat hasil seakurat
mungkin, dan pada tahap kedua serta mungkin ketiga presentasi adalah saat
dimana merka dapat melengkapi hasil yang mereka catat selama proses diskusi. Tentunya
presentasi serta diskusi tidak hanya dilakukan pada waktu yang sama, tapi jelas
hal-hal seperti ini akan memberi lebih banyak keuntungan ketimbang kerugian.
Setelah setiap siswa selasai mencatat hasil presentasi teman
mereka, kemudian hasil tersebut akan dikumpulkan pada guru dan kemudian akan
diperiksa secara keseluruhan dan akhirnya diberikan kembali pada siswa untuk
dibaca kembali dan melatih pengucapan tiap kata bahasa inggris yang diperiksa
tersebut.
Pada teahap seanjutnya, kemudian setiap anggota kelompok membacakan
hasil tanggapan mereka didepan kelas lagi,da setiap pendengar dapat bertanya
dan saat semua bagian telah selesai dilakukan maka setiap siswa kemudian
mencatat kembali hasil tanggapan yang mereka dapat. Hasilnya akan jauh meningkatkan
detail isi dari atau informasi yang diharapkan.
Permainan ini tidak akan segera berakhir karena proses berlangsung
kembali seperti diawal. Setiap siswa kembali membacakan tanggapa mereka dan
kemudian akan ada yang memberikan pertanyaan dan tanggapan kembali dan kemudian
setiap pendengar mencatat hasil presentasi. Dan pada tahap ini mereka akan
menggunakan kata-kata baru, menyatakan tanggapan secara kompleks seperti yang
telah mereka diskusikan dan pelajari sebelumnya.
Menulis
bebas tentang pengalaman pribadi.
Salah satu latihan yang efektif adalah dengan menulis bebas
pengalaman pribadi. Hal ini bisa dilakukan oleh siswa pada setiap level. Para
siswa diminta untuk menulis tentang pengalaman pribadi tapi tidak untuk
memaksakan mereka fokus tanda baca, struktur kalimat, ejaan, kata-kata, waktu,
dan lain-lain. Hal ini membebaskan mereka untuk membiarkan ide kreatif keluar
dari pemikiran dan kemudian dituliskan dalam sebuah kertas. Sebelum proses
menulis dimulai, guru mereka akan mendiskusikan topik pembahasan untuk beberapa
menit dengan murid untuk membangun kembali memori dengan menambahkan
unsur-unsur lain dan kemudian dituliskan. Instruktur akan mengatakan “mulai”
dan murid akan menulis hingga 20 sampai 30 menit tanpa berhenti. Ketika tulisan
bebas itu selesai, para murid akan membacakan karangan mereka tanpa
memperhatikan kesalahan-kesalahan tertentu. Diskusi aktif akan ditandai
dengan berbagai pertanyaan dengan teman
sekelas mereka. Setiap siswa memiliki kesempatan untuk bertanya dan
mendiskusikan karangan mereka. Karangan mereka natunya akan diperiksa oleh
instruktur dan akhirnya siswa akan membuat suatu karangan final pada sesi kedua
diskusi. Pada waktu ini topik pembahasan akan lebih baik karena siswa telah
mempraktekkan dan menyunting bahasa dalam karangannya.
Membuat
Adegan.
Dialog merupakan salah satu hal efektif dalam pengajaran idiomatik
bahasa inggris. Kita menggunakan praktik seperti ini pada setiap siswa di semua
tingkatan. Kita memasangkan siswa-siswa untuk merancang dialog dan membuat
suatu adegan pada tahap pertama. Mereka memiliki waktu beberapa hari untuk
berfikir tentang adegan yang akan mereka buat dan bertemu dengan pasangan
mereka di luar kelas dan bediskusi. Setelah beberapa waktu persiapan pasangan
murid tersebut duduk bersama dan mengerjakan dialog mereka beserta latar.
Mereka biasanya bekerja setelah beberapa tahap lalu mengumpulkan hasil akhir
pada instruktur mereka. Selanjutnya instruktur mereka akan membuat suatu
konfrensi kecil yang akan membahasa tentang penggunaan bahasa majas dalam
bahasa inggris. Kemudian siswa akan merefisi ulang dialog mereka sehingga dalam
dialognya terdapat bahasa majas seperti yang diharapkan.
Latihan kedua mengharuskan siswa secara berpasanagn untuk membuat
adegan mereka sendiri, melakukan audisi anggota berdasarkan karakter yang
mereka rencanakan dalam situasi yang sederhana. Terkadang satu kelas akan
menampilkannya ke kelas lain. Kita dapat merekam kegiatan ini sebagai media
pengajaran. Secara umum kita telah dapat menemukan kesimpulan bahwa sebelum
mempraktekkan aspek berbicara, kita dapat melakukan aspek menulis terlebih
dahulu untuk memperoleh banyak keuntungan.
Autobiografi
Banyak para pemula yang menikmati latihan lain dari aspek meulis ke
berbicara: autobiografi. Para siswa akan menulis sendiri cerita hidup mereka
dan menerima koreksi dari gurunya sebelum mereka menceritakan di depan kelas.
Mereka akan menulis pada suatu aspek yang fokus pada titik balik dalam hidup
mereka. Kita telah menemukan bahwa saat siswa telah menulis tentang cerita
hidup mereka dalam suatu bab, mereka akan berbicara sangan lancar dan efektif
bahkan tanpa melakukan latihan menulis terlebih dahulu. Latihan ini memperbolehkan
para siswa untuk menemukan hal yang sama yang mereka miliki dengan murid yang
lainnya. Keuntungan lain adalah mereka akan memiliki buku harian permanen untuk
dibawa pulang untuk dibaca kembali dan menjadi renungan nantinya. Latihan ini
membantu siswa untuk membangun ikatan kuat dari satu siswa ke siswa lain dan
akhirnya menjadi teman teman sepanjang zaman.
Argumentasi
Pada proses latihan menulis berbicara lainnya, ada beberapa siswa
pada tingkat lanjutan yang menyusun argumen sebagai persiapan untuk berdebat.
Saat autobiografi menstimulasi siswa untuk menulis apa yang biasa maka saat
kita menulis argumen dan berdebat akan menjadi sangat amat berbeda. Dalam banyak
percakapan, banyak orang memilih untuk menghindari perbedaan dari pada mengkaji
lebih dalam. Bagaimanapun saat seseorang dituntut untuk mengembangkan pandangan
mereka dalam suatu cara sistematis dalam menulis, mereka akan mampu untuk
menyajikan posisi yang menarik dan beralasan, yang akan menstimulasi mereka
untuk berfikir tentang pandangan dan berbagai isu dalam sebuah pertanyaan. Kita
akan mendasari latihan dalam pembuatan suatu argumentasi pada analisis argumen
oleh Stephan Toulmin dalam klaim, dasar, dan jaminan. Pendekatan toulmin dalam
bentuk yang lebih sederhana mudah dipelajari dan menstimulasi siswa untuk
menyajikan pandangan mereka secara sistematis, dalam, dan detail.
Pada latihan ini seorang instruktur akan memberi tanggapan kepada
siswa tentang argumen mereka pada suatu konverensi kecil, pertama adalah untuk
membuat suatu saran untuk memperkuat argumen lalu menunjukkan beberapa
kesalahan dalam penggunaan bahasa. Kita akan tahu bahwa pernyataan siswa saat
mereka berdebat adalah jauh lebih berkualitas daripada sebelumnya tanpa latihan
menulis. Sebagai hasil dari latihan menulis-berbicara ini, siswa kita akan
mampu unutuk meningkatkan kosakata, belajar tentang kata serta konstruksinya
yang harus mereka nyatakan dalam pandangan dan pengalaman umum. Dengan kata
lain siswa-siswa ini tidak hanya belajar kata-kata baru, tapi juga belajar
tentang bagaimana menyatakan ide mereka. Setiap orang memiliki ketertarikan,
pandangan, pengalaman yang berbeda. Jadi mereka membutuhkan kosakata yang akan
memberikan mereka keleluasaan untuk menyatakan pendapat pribadinya. Dan dalam
hal ini mereka telah diminta untuk menyatakan pendapat dan memainkan peran
penting pada tanggapan tentang suatu isu.
Para siswa menggalang kepercayaan diri melalui latihan-latihan yang
dilakukan dan mencoba untuk menyatakan ide pokok atau inti yang lebih kompleks
secara akurat. Fokus pada kualitas komunikasi mendukung mereka untuk melawan
kebiasaan melakukan “kompromi” pada pesan yang disampaikan. Daripada
menyederhanakan, mereka akan berusaha untuk menyatakan secara akurat apa yang
mereka maksud. Dalam banyak kesempatan, mereka melibatkan “pembelajaran” yang
mereka maksud saat mereka menulis sebagai persiapan sebelum mereka berbicara. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar