E-Learning Sebagai Media Pembelajaran Inovatif
Oleh: Misdianto, S.Pd
Guru
SMA Negeri Plus Provinsi Riau
Kualitas sumber daya manusia sangat
mempengaruhi ketercapaian dan kesuksesan pembangunan bangsa. Pendidikan
memegang peranan kunci dalam pengembangan sumber daya manusia, yaitu sebagai
pendekatan dasar dan bagian sangat penting dalam sistem pembangunan bangsa.
Usaha pembangunan pendidikan dengan cara–cara konvensional seperti membangun
gedung sekolah dan mengangkat guru baru, tidak lagi dapat dipandang sebagai
strategi yang tepat dan mampu menjalankan transformasi pendidikan.
Pembaruan pendidikan tidak mungkin lagi
dilakukan dengan cara-cara yang lama. Masalah-masalah dalam pendidikan
sekarang, tidak mungkin dipecahkan dengan menggunakan pendekatan masa lalu.
Kondisi negara Indonesia yang unik, serta perubahan besar yang terjadi dalam
lingkungan global mengharuskan kita untuk mengembangkan sistem pendidikan yang
lebih terbuka, lebih luwes, dan dapat diakses oleh siapa saja yang memerlukan,
tanpa memandang usia, gender, lokasi, kondisi sosial ekonomi, maupun pengalaman
pendidikan sebelumnya. Sistem tersebut selain dapat memperluas kesempatan
pendidikan juga harus berfungsi dalam meningkatkan mutu pendidikan secara
merata, meningkatkan relevansi pendidikan dengan kebutuhan pembangunan, dan
meningkatkan efisiensi dalam penyelenggaraan pendidikan. Sistem pendidikan
tersebut adalah sistem pendidikan terbuka dan jarak jauh, yang merupakan sub
sistem dari sistem pendidikan nasional. Model pembelajaran seperti ini dikenal
dengan nama pembelajaran elektronik yang selanjutnya disingkat dengan e-learning.
Menurut Henderson mengatakan bahwa e-learning
memungkinkan pembelajar untuk belajar melalui komputer di tempat mereka
masing-masing tanpa harus secara fisik mengikuti pembelajaran di kelas (belajar
di ruang maya). Hasil penelitian di Jerman mengungkapkan bahwa siswa yang
belajar dalam ruang maya lebih maju 20% dibandingkan siswa yang belajar dalam
kelas konvensional. Lebih dari itu dengan diaksesnya teknologi informasi oleh
siswa dipandang dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi belajarnya.
Perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat mendorong berbagai lembaga
pendidikan memanfaatkan sistem e-learning
untuk meningkatkan efektivitas dan fleksibilitas pembelajaran. Meskipun banyak
hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas pembelajaran menggunakan sistem
e-learning cenderung sama bila dibanding dengan pembelajaran konvensional atau
klasikal, tetapi keuntungan yang bisa diperoleh dengan e-learning adalah dalam hal fleksibilitasnya. Melalui e-learning
materi pembelajaran dapat diakses kapan saja dan dari mana saja, disamping itu
materi yang dapat diperkaya dengan berbagai sumber belajar termasuk multimedia
dengan cepat dapat diperbaharui oleh pengajar.
Oleh
karena perkembangan e-learning yang
relatif masih baru, definisi dan implementasi sistem e-learning sangatlah
bervariasi dan belum ada standard yang baku. Berdasarkan pengamatan dari
berbagai sistem pembelajaran berbasis web
yang ada di Internet, implementasi sistem e-learning
bervariasi mulai dari yang (1) sederhana yakni sekedar kumpulan bahan
pembelajaran yang ditaruh di web server
dengan tambahan forum komunikasi lewat e-mail
atau milist secara terpisah sampai
dengan yang (2) terpadu yakni berupa portal e-learning
yang berisi berbagai obyek pembelajaran yang diperkaya dengan multimedia serta
dipadukan dengan sistem informasi akademik, evaluasi, komunikasi, diskusi dan
berbagai educational tools lainnya.
Implementasi
suatu e-learning bisa masuk ke dalam
salah satu kategori tersebut, yakni bisa terletak diantara keduanya, atau
bahkan bisa merupakan gabungan beberapa komponen dari dua sisi tersebut. Hal
ini disebabkan antara lain karena belum adanya pola yang baku dalam
implementasi e-learning, keterbatasan
sumberdaya manusia baik pengembang maupun staf pengajar dalam e-learning, keterbatasan perangkat keras
maupun perangkat lunak, keterbatasan biaya dan waktu pengembangan. Adapun dalam
proses belajar mengajar yang sesungguhnya, terutama di negara yang koneksi internetnya
sangat lambat, pemanfaatan sistem elearning tersebut bisa saja digabung dengan
sistem pembelajaran konvesional yang dikenal dengan sistem blended learning atau
hybrid learning.
Kemajuan teknologi informasi
dan komunikasi dewasa ini sangat pesat. Hal ini memberikan keuntungan
tersendiri bagi dunia pendidikan terutama dalam proses pembelajaran. Guru dan
siswa yang selama ini menggunakan hari-hari efektif pembelajaran di kelas atau
bahkan di lingkungan kampus sekolah untuk melangsungkan proses KBM (Kegiatan
Belajar Mengajar) kini tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu. Kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi dapat dimanfaatkan secara optimal untuk
mendukung kelangsungan proses belajar mengajar bukan hanya pada saat jam
pelajaran di sekolah melainkan juga pada saat di luar jam pelajaran sekolah,
misalnya di rumah ataupun di tempat-tempat lain.
Kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan di sekolah dapat kita kembangkan dengan kegiatan pembelajaran
di luar sekolah melalui e-learning
yaitu electronic learning, merupakan
suatu pembelajaran melalui perangkat elektronik, dalam hal ini komputer dengan
memanfaatkan akses internet. Materi pelajaran dan tugas-tugas dapat kita
sampaikan melalui jaringan internet yang dapat diakses oleh siswa kapanpun dan
dimanapun.
Guru
akan mendapatkan kemudahan dalam mengkomunikasikan materi pembelajaran,
soal-soal evaluasi, ataupun dalam menjawab kesulitan-kesulitan belajar siswa
tanpa harus menunggu waktu tatap muka, sehingga kebutuhan siswa untuk
mendapatkan jawaban atas permasalahan yang dihadapinya akan segera
terpecahkan. Melalui e-learning kita juga dapat berdiskusi
baik antara guru dan siswa maupun siswa dengan siswa yang dapat dilakukan kapan saja. Siswa akan
merasakan kemudahan dalam mendapatkan
informasi dan materi pelajaran dalam waktu yang sangat cepat. Hal ini
akan memacu semangat siswa dalam mengikuti pelajaran dan memungkinkan
terjadinya percepatan penguasaan kompetensi dalam diri siswa. Efektifitas
pembelajaran akan terpenuhi dengan diterapkannya e-learning.
Anak sebagai
sumber kurikulum di samping masyarakat/ kebudayaan dan pengetahuan. Kebutuhan
dan minat anak juga merupakan sumber penting bagi penentuan bahan pelajaran dan
strategi pembelajarannya. Tiap kurikulum harus memperhatikan anak. Berapa
banyak perhatian itu bergantung pada kedudukan dan peranan yang diberikan
kepadanya. Dalam kurikulum yang bersifat child-centered
anak itu merupakan sumber utama sedangkan kurikulum yang society-centered peranan anak minimal, sedangkan kurikulum yang
menggunakan developmental tasks
diberikan peranan yang sama kepada anak dan masyarakat.
Anak
dipandang sebagai salah satu sumber, disamping dunia pengetahuan dan
masyarakat, untuk menentukan apa yang akan dijadikan bahan pelajaran dan
strategi pembelajarannya, agar anak itu dapat dikembangkan seoptimal mungkin.
Perlu dipelajari bagaimana anak tumbuh, berkembang dan belajar, apa
kebutuhannya dan apa minatnya. Dunia elektronik, dalam hal ini internet atau
dunia maya saat ini merupakan dunia yang sedang diminati oleh anak atau remaja,
terbukti kegemaran para remaja untuk mengakses situs jejaring sosial seperti facebook, twitter dan lain-lain.
Telah
kita ketahui kemajuan suatu bangsa salah satu indikatornya, dapat dilihat dari
perkembangan dunia pendidikan pada bangsa tersebut. Kemajuan pendidikan juga
menggambarkan tingkat tingginya kebudayaan suatu bangsa. Kemajuan pendidikan
juga akan berpengaruh signifikan terhadap kemajuan suatu bangsa, khususnya
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Demikian pula sebaliknya kemajuan
suatu bangsa berpengaruh cukup signifikan pula terhadap pendidikannya.
Dalam
penerapan e-learning di sekolah maka
ada prosedurnya, tentunya seorang guru memahami internet dan tahu kodenya untuk
memulai browsing ke e-learning. Di sana guru dapat menyimpan
file-file tentang bahan ajar,
diskusi, konsultasi, penugasan, soal latihan, dan kegiatan pembelajaran
lainnya. Dan, siswa pun dapat mengakses bahan- bahan tersebut dengan syarat
juga harus tahu kode masuknya, baru bisa.
Adapun
manfaat dari e-learning dapat
ditinjau dari sudut guru dan peserta didik. Dari sudut guru dapat dijabarkan
bahwa, pertama, meningkatkan kadar
interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru. Maksudnya, peserta
didik yang malu maupun yang ragu-ragu atau kurang berani mempunyai peluang yang
luas untuk mengajukan pertanyaan maupun menyampaikan pernyataan/ pendapat tanpa
merasa diawasi atau mendapat tekanan dari teman sekelas. Kedua, memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan
kapan saja. Maksudnya, peserta didik tidak perlu harus datang ke tempat
kegiatan pembelajaran dilaksanakan karena melalui e-learning, peserta didik mengakses internet untuk mendapatkan
materi pelajaran dari mana saja yang menyediakan akses ke internet. Bahkan,
dengan berkembangnya mobile technology,
semakin memudahkan kegiatan mengakses e-learning.
Selanjutnya, ketiga, menjangkau peserta
didik dalam cakupan yang luas. Maksudnya, siapa saja, di mana saja, dan kapan
saja, seseorang dapat belajar berinteraksi dengan materi pelajaran melalui
internet. Kesempatan belajar benar-benar terbuka luas bagi siapa saja yang
membutuhkan untuk pengembangan kualitas dirinya. Keempat, mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pelajaran
karena sudah tersedianya fasilitas e-moderating. Maksudnya, penyempurnaan atau
pemutakhiran materi dapat dilakukan secara periodik dan mudah sesuai dengan
tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan. Dan terakhir, kelima, penghematan biaya. Artinya, hal-hal yang membutuhkan
biaya-biaya, relatif dapat ditekan
seminimalnya (diefisienkan).
Sedangkan,
ditinjau dari sudut peserta didik, maka dengan kegiatan e-learning dimungkinkan berkembangnya fleksibilitas kegiatan
pembelajaran yang tinggi/ aktif. Artinya, peserta didik tidak hanya dapat
mengakses bahan-bahan belajar setiap saat tetapi juga dapat melakukannya secara
berulang-ulang sesuai kebutuhan. Manakala peserta didik menghadapi masalah atau
kesulitan lainnya, maka peserta didik dapat berkomunikasi dengan guru setiap
saat sesuai dengan tuntutan keperluannya. Selain itu, juga peserta didik dapat
belajar sendiri secara cepat untuk meningkatkan pengetahuan atau memperluas
wawasan. Lalu, dapat belajar secara interaktif melalui komunikasi dengan sesama
peserta didik atau nara sumber lainnya. Serta dapat mengembangkan kemampuan di
bidang penelitian yang sekaligus juga meningkatkan kepekaan terhadap berbagai
permasalahan yang ada.
Model-model
yang dapat dikembangkan dari penerapan e-learning
di sekolah antara lain sebagai berikut. Pertama, penggunaan internet untuk
keperluan pendidikan, yang mana peserta didik dan guru sepenuhnya terpisah dan
tidak diperlukan adanya tatap muka. Kemudian, penggunaan internet yang
memadukan antara belajar jarak jauh dan tatap
muka (konvensional). Sebagian materi disampaikan melali internet, dan
sebagian lagi melalui tatap muka. Fungsinya saling melengkapi. Dan terakhir,
pemanfaatan internet untuk menunjang peningkatan kualitas pembelajaran yang
dilakukan di kelas. Fungsi internet adalah untuk memberikan pengayaan dan
komunikasi antara peserta didik dengan guru dan sesama peserta didik.
Dampak
positif dengan adanya penerapan e-learning
di sekolah dapat ditinjau dari psikologis peserta didik. Yaitu, e-learning sebagai pemacu motivasi
peserta didik dalam aktivitas proses pembelajaran di sekolah jika ingin sukses.
Tentu harus ada usaha yang kuat dan datang dari individu peserta didik itu
sendiri. Selanjutnya, munculnya emosi yang antusiasme tinggi dan kebanggaan
atas prestasi yang diperoleh. Untuk itu, yang diperlukan adalah strategi yang tepat dari sisi pelajar
untuk menghadapi kondisi dan situasi dalam e-learning.
Terakhir, dengan adanya e-learning
peserta didik dididik untuk disiplin diri untuk menjaga dirinya dalam mengikuti
proses pembelajaran dengan baik dan konsisten.
Jadi,
melalui pemanfaatan media elektronik untuk kegiatan pembelajaran (e-learning) peserta didik dapat memperoleh kemudahan dan keluwesan
dalam berinteraksi dengan bahan/ materi pelajaran. Demikian juga interaksi
antara peserta didik dengan guru atau interaksi antara sesama peserta didik.
Dengan kata lain, pemanfaatan e-learning
dapat menunjang kemudahan peserta didik dan juga guru memudahkan dalam
penyiapan, penyimpanan, dan pemutakhiran materi pembelajaran.
Yang
perlu menjadi perhatian dari penerapan kegiatan pembelajaran elektronik (e-learning) adalah menuntut adanya
komitmen dari guru untuk mengoptimalkan pemanfaatan fasilitas yang tersedia
(koneksi internet, LAN) bagi kepentingan kegiatan pembelajaran. Contohnya,
untuk merancang dan mengembangkan kegiatan pembelajaran elektronik untuk satu
semester atau seandainya guru berhalangan mengajar, maka kegiatan pembelajaran
akan tetap dapat berjalan. Oleh karena itu, marilah kita menjadi guru profesional
yang melek teknologi. Karena kita adalah mesin pencetak insan masa depan yang
cerdas pembangun negara tercinta ini dengan pemikiran yang maju dan
berkarakter. Semoga. Majulah pendidikan Riau, jayalah Indonesia! ***
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar