■ Laporan Hasil Resume Artikel Ilmiah pada
Jurnal Ilmiah
(Dibuat
dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah Penulisan Ilmiah)
Oleh: MISDIANTO
NIM
1209077
Mahasiswa
Pps Universitas Negeri Padang
Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Identitas
Artikel Ilmiah
■ Judul Artikel Ilmiah : Penelitian dan Publikasi Ilmiah
■ Pengarang : H. Nuril Huda
■ Panjang Artikel Asli : 12 Halaman Buku (Timbal Balik)
Kegiatan
penelitian meliputi identifikasi masalah penelitian, kajian kepustakaan,
pelaksanaan penelitian di lapangan, dan penyusunan laporan. Kajian tulisan H.
Nuril Huda tersebut mengaitkan
penelitian dan publikasi hasilnya dalam bentuk artikel ilmiah.
Kegiatan
penelitian memiliki bentuk penelitian bervariasi (wujudnya beraneka). Namun,
juga mengandung kesamaan pokok yaitu saling terkait (langsung maupun tidak
langsung dengan akumulasi pengetahuan). Pengetahuan (knowledge) merupakan kegiatan yang melibatkan indera, syarat, dan
otak. Diperoleh dari sumber: pengalaman, orang yang berkewenangan, berpikir
deduktif dan induktif, dan pendekatan ilmiah bahkan orang yang memiliki
keahlian dalam suatu bidang. Sedangkan, ilmu (science) merupakan sekumpulan pengetahuan yang telah tersusun secara sistematis mengenai alam semesta.
Definsi ilmu versi bahasa Indonesia disebut dengan ilmu pengetahuan yaitu
produk dari suatu pengamatan dan pemikiran yang sistematis dengan mengikuti
kaidah dan tunduk pada asas tertentu.
Perbedaan
antara pengetahuan dan ilmu pengetahuan terletak pada sistematika dan organisasi
pengetahuan itu. Pengetahuan dapat berupa fakta, data, informasi, atau kaidah,
teori, dan rumus. Sedangkan, ilmu (pengetahuan) dapat sebagai kumpulan
pengetahuan yang terorganisasi, aktivitas, dan metode. Sebagai kegiatan, ilmu
memiliki 3 sifat yakni: rasional, kognitif, dan teleologis. Kaitan antara ilmu
dan penelitian terletak pada kedudukan ilmu sebagai metode. Simpulannya, dari
sudut sistematika dan kualitas terdapat berbagai jenis pengetahuan.
Ilmu
pengetahuan adalah produk penelitian dan ilmu berasal dan dikembangkan melalui
penelitian. Ada dua pendekatan penelitian yaitu kualitatif dan kuantitatif.
Pendekatan kualitatif prosedurnya: memilih topik, turun ke lapangan dan
merumuskan masalah penelitian, hipotesis kerja, mengumpulkan dan merekam data,
analisis data, dan menyusun laporan (pengetahuan baru). Sedangkan, pendekatan
kuantitatif prosedurnya: pertama pengamatan dan perumusan masalah penelitian
(langkah induktif), kedua kajian kepustakaan, perumusan hipotesis, pengumpulan
dan analisis data, penarikan kesimpulan (langkah deduktif). Jadi, letak
perbedaannya pada pendekatan kuantitatif bersifat linier (masalah dahulu
kesimpulan terakhir) sedangkan pendekatan kualitatif bersifat putaran (rumusan
masalah dahulu diakhiri dengan kesimpulan).
Melalui
penelitian dengan kedua pendekatan, terjadi akumulasi pengetahuan. Khusus
pendekatan kuantitatif, dapat mendukung atau bertentangan dengan temuan
penelitian sebelumnya. Makanya telah lama diperdebatkan fungsi dari ilmu
sebagai pengetahuan produk penelitian. Pendapat Frans Bacon bahwa ilmu itu
berharga jika bermanfaat bagi umat manusia untuk membantu memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi oleh umat.
Fungsi
ilmu yang lainnya sebagai simbol kekuasaan dan citra individu, lembaga, ataupun
bangsa. Dengan landasan berpikir, penelitian ilmiah merupakan penghasil utama
ilmu pengetahuan, maka pembahasan tentang fungsi penelitian juga terkait dengan
fungsi ilmu pengetahuan. Misalnya, di perguruan tinggi tujuan penelitian untuk
menjalankan fungsi pengembangan lembaga, menciptakan inovasi dan pengembangan
iptek, dan pemecahan masalah akademik ataupun masyarakat.
Dahulu,
ketika ilmu pengetahuan berada diawal perkembangan, pusat pengembangan ilmu
berada di lembaga pendidikan. Perkembangan pusat pengkajian dan pengembangan
ilmu erat kaitannya dengan pandangan masyarakat terhadap ilmu itu. Walaupun
kini pusat-pusat penelitian ada yang berkembang diluar lembaga-lembaga
pendidikan, namun tetap perguruan tinggi sebagai pusat utama pengembangan ilmu.
Penghargaan yang tinggi terhadap penelitian di lingkungan perguruan tinggi
terlihat pada kebijakan dalam pengangkatan dan kenaikan pangkat dosennya.
Kriteria
bobot ilmiah menjadi perdebatan di universitas negara-negara maju. Menurut
pengarang artikel tersebut, kriterianya adalah: jumlah artikel (per dosen) yang
dirujuk dalam jurnal ilmiah internasional yang direkam oleh Journal Citation Index, jumlah
artikel yang diterbitkan di jurnal ilmiah di Asia, dana penelitian. jumlah
dosen bergelar doktor, dan jumlah mahasiswa pascasarjana. Ini kini masih
menjadi perdebatan umum, khususnya di negara-negara maju, apabila masih
menganut pendekatan publish or perish
(terbit atau lenyap).
Di
Indonesia, terdapat 2 jalur pembinaan kebijakan agar tumbuh dan berkembangnya
ilmu pengetahuan. Pertama, memotivasi
para dosen untuk menghasilkan karya ilmiah yang berbobot melalui sistem
penghargaan kenaikan pangkat dan jabatan fungsional (peraturan berdasarkan
Kep.Menpan tahun 1987 dan 1988 serta Kep.Mendikbud tahun 1988 dan 1991). Sedangkan, bobot karya kelompok penelitian
minimal 25 % dari keseluruhan kegiatan (keputusan Menko Wasbangpan No.
38/KEP/K.WASPAN /8/ 1999 tanggal 24 Agustus 1999 tentang jabatan dosen dan
angka kreditnya). Kedua, melakukan
pembinaan penelitian dan komunikasi serta publikasi hasil-hasil penelitian.
Dari
paparan di atas, secara garis besar dapat ditarik simpulan bahwa ilmu
pengetahuan adalah kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan
merupakan satu kesatuan dalam kelompok bidang ilmu yang dihasilkan melalui
penelitian dengan menggunakan pendekatan ilmiah. Pengharapan tertuju pada para
dosen agar lebih lagi meningkatkan kualitas karya tulis ilmiahnya. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar